Site icon Prokalteng

Leicester City akan Mati-matian

leicester-city-akan-mati-matian

Brendan Rodgers pernah sangat dekat membawa
klub asuhannya lolos ke Liga Champions. Itu terjadi musim lalu. Leicester City
hanya terpaut 180 menit untuk menyegel tiket ke ajang antarklub paling
bergengsi di Eropa tersebut.

Pada kenyataannya, dalam dua matchweek
pemungkas Premier League itu, klub berjuluk The Foxes tersebut malah limbung.
Kasper Schmeichel dkk kalah beruntun oleh Tottenham Hotspur (0-3, tandang) dan
Manchester United (0-2, kandang) sehingga turun ke posisi kelima serta harus
puas merasakan atmosfer Liga Europa.

Nah, musim ini, Rodgers tidak mau mengulang
kesalahan. Hingga matchweek ke-36, The Foxes menempati peringkat ketiga. Itu
adalah posisi teratas dalam perebutan dua tiket tersisa zona Liga Champions di
Premier League atau untuk menyusul duo Manchester (Manchester City dan United).

Hanya, perolehan poin The Foxes masih dalam
jangkauan Chelsea dan Liverpool FC sebagai peringkat ketiga dan keempat. The
Foxes hanya unggul dua poin atas Chelsea (66-64) dan tiga poin (66-63) dengan
Liverpool.

Persaingan dengan Chelsea bakal memuncak
karena The Foxes bakal menghadapi The Blues di Stamford Bridge pada Rabu dini
hari (19/5). Dan, skuad Rodgers sudah memicu ”amarah” klub asal London Barat
itu dengan kemenangan 1-0 dalam final Piala FA di Wembley Stadium kemarin
(16/5). Kegagalan beruntun bagi The Blues setelah musim lalu ditaklukkan
Arsenal 1-2.

Setelah laga di Wembley, Rodgers pun sudah
meminta Schmeichel dkk tidak larut dalam euforia juara Piala FA karena laga
setara final lainnya sudah menanti di Stamford Bridge.

”Merasakan atmosfer sepak bola di Eropa
adalah tantangan pertama saya ketika kali pertama datang ke sini (Leicester
City, Red). Itu artinya kami harus finis enam besar dan kami sudah melakukannya
musim lalu,” ucap Rodgers kepada Sky Sports.

”Andai kami bisa mendapatkan tempat di Liga
Champions (musim depan), itu akan luar biasa,’’ sambung pelatih yang akrab
disapa Buck tersebut.

Rodgers dianggap bisa mengulang kembali
status dirinya sebagai pelatih yang berhasil mendobrak dominasi klub Manchester
maupun London sebagai representasi Inggris di ajang Liga Champions.

Sebelumnya, pelatih 48 tahun berkebangsaan
Irlandia Utara itu melakukannya bersama Liverpool pada 2013–2014. Liverpool
dibawanya finis sebagai runner-up di bawah Manchester City dan di atas Chelsea
dan Arsenal.

Kepada BBC Sport, Schmeichel tidak sabar
ingin kembali merasakan atmosfer Liga Champions setelah melakukannya bersama
The Foxes pada 2016–2017. Saat itu, sebagai debutan, The Foxes dengan status
juara Premier League 2015–2016 bisa melaju sampai ke perempat final.

”Kami pasti akan berjuang habis-habisan
karena mencapai ajang itu (Liga Champions, Red) tidak terjadi setiap musim bagi
klub kami,” tutur kiper timnas Denmark tersebut.

Terpisah, manajer
Chelsea Thomas Tuchel menyebut Leicester City hanya beruntung memenangi Piala
FA. Tuchel pun secara eksplisit meneror The Foxes menyongsong laga di Stamford
Bridge bahwa keberuntungan tidak akan terjadi beruntun.

Exit mobile version