Selesai digelarnya pilkada serentak di berbagai
daerah pada 9 Desember lalu membuat PT LIB langsung menagih janji kepada Polri.
Janji agar surat izin keramaian untuk kompetisi Liga 1 dan Liga 2 segera
diterbitkan. Sebab, selama ini, pilkada jadi alasan pihak keamanan enggan
memberikan izin bergulirnya kompetisi.
Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita
membenarkan hal tersebut. Saat ini, pihaknya langsung tancap gas agar surat
izin keramaian bisa segera diterbitkan.
Targetnya memang Desember ini kejelasan
kompetisi sudah didapat agar klub-klub peserta bisa melakukan persiapan.
’’Sebelumnya memang kami sudah menjalin komunikasi. Saat ini kami mulai
bergerak mengirimkan surat untuk meminta izin keramaian,’’ jelasnya.
Lukita mengungkapkan, kemarin (14/12) seharian
penuh dirinya dan tim LIB berada di kantor PSSI untuk mengurus surat mengenai
permintaan digelarnya kompetisi kepada Polri.
’’Kan yang menerbitkan surat permintaannya PSSI.
Hari ini (kemarin) kami meminta PSSI menyelesaikannya dan besok (hari ini) kami
akan kirimkan ke Polri,’’ paparnya.
Selanjutnya, LIB hanya bisa menunggu. Lukita
mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait di kepolisian.
Melobi agar surat izin keramaian bisa segera diterbitkan.
’’Karena semua butuh proses. Jadi, kami
kirimkan dulu suratnya. Lalu, menunggu bagaimana nanti apakah Polri memanggil
kami untuk menjelaskan secara detail lagi terkait kompetisi,’’ jelasnya.
Apakah LIB yakin surat izin keramaian bisa
turun? Secara pribadi Lukita sangat optimistis. Yang pasti, LIB terus berusaha
agar kompetisi bisa bergulir lagi.’’Jika tidak jalan, ekosistem sepak bola
Indonesia pasti akan terpuruk,’’ ujarnya.
Dia pun mengerti klub-klub peserta mendesak LIB
agar segera memperjelas status lanjutan kompetisi pada Februari mendatang.
Apakah akan berlanjut atau memang berhenti di tengah jalan. Sebab, hal itu
berkaitan dengan perjanjian pihak sponsor plus renegosiasi kontrak para pemain.
’’Mudah-mudahan dalam waktu dekat izin bisa keluar,’’ paparnya.
Nah, salah satu tim yang paling keras meminta
LIB segera mendapatkan surat izin keramaian Desember ini adalah Madura United.
Direktur Tim Madura United Haruna Soemitro mengatakan, tidak ada lagi waktu
untuk mengulur-ulur kompetisi.
Kondisi klub sedang di ujung tanduk. Hampir
bangkrut dan bakal sulit bangkit. Bahkan, Haruna tidak ragu mengatakan bahwa
Madura United akan membubarkan diri jika LIB ataupun PSSI tidak segera mendapat
surat izin keramaian untuk kompetisi pada Desember ini.
Laskar Sape Kerrap tidak mau ikut kompetisi
lanjutan lagi. ’’Kami sudah pernah kena prank kemarin dan tidak mau terulang
lagi sebelum ada kepastian akan dimulai liganya,’’ tegasnya.
Haruna pun tidak takut dengan berbagai ancaman
hukuman. Salah satunya adalah hukuman terdegradasi ke Liga 2 jika tidak mau
ikut kompetisi pada Februari mendatang.
’’Buat apa takut? Ikut kompetisi saja tidak ada
degradasi kok,’’ paparnya. ’’Bagaimana kalau dibalik, LIB dan PSSI yang
degradasi karena sudah merugikan klub sangat banyak,’’ lanjutnya, lantas
tertawa.
Walau anggota Exco PSSI, Haruna mengatakan,
jika surat izin keramaian Desember ini tidak turun, PSSI ataupun LIB tidak bisa
melaksanakan hasil Kongres Tahunan 2020 dengan baik.
Artinya, kinerjanya harus
dikritik dan dievaluasi. ’’Jadi, jangan bicara hukuman, wong amanat anggota via
kongres saja tidak dijalankan tahun ini. Jadi, Madura United meminta Desember
segera ada kejelasan kompetisi. Kalau tidak, kami akan bubar dan tidak ikut
kompetisi,’’ ucapnya.