33 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Juara Setelah Main 297 Menit

NOVAK Djokovic (Serbia)
mempertahankan gelar Wimbledon setelah mengalahkan Roger Federer (Swiss) dalam
final di Centre Court All England Club, London, Senin (15/7) dini hari WIB.

Tak mudah. Djokovic
harus melakoni pertandingan berdurasi empat jam 57 menit atau 297 menit, untuk
menang 7-6 (5), 1-6, 7-6 (4), 4-6, 13-12 (3) atas lawannya yang berusia 37
tahun itu.

Ya, tiga kali
tie-break. Terakhir di set kelima, sesuai aturan, setelah 6-6 kedua pemain
harus bermain game penuh untuk mencari selisih dua. Namun, Djokovic dan Federer
terus imbang hingga 12-12. Ini baru harus diselesaikan dengan tie-break.

Djokovic si peringkat
satu dunia itu akhirnya memenangi tie-break 7-3 atas Federer, si ranking tiga
dunia yang bila didengar dari suara penonton, lebih banyak punya pendukung
ketimbang Djokovic. “Pertandingan ini, akan saya ingat selamanya,” kata
Djokovic seperti dikutip dari ATP Tour.

Baca Juga :  Kepengurusan KONI Masih Disusun, Bakal Ada Perampingan

Pertandingan berdurasi empat jam 57 menit itu pun
tercatat sebagai final tunggal putra paling lama dalam sejarah Wimbledon,
mengalahkan durasi final tunggal putra Wimbledon 2008 antara Rafael Nadal vs
Federer empat jam 48 menit. Saat itu Nadal menang 6-4, 6-4, 6 (5)-7, 6 (8)-7,
9-7.

Gelar Wimbledon kali
ini merupakan yang kelima buat Djokovic setelah 2011, 2014, 2015 dan 2018.
Petenis berusia 32 tahun ini pun kini sejajar dengan legenda tenis Swedia Bjorn
Borg (1976, 1977, 1978, 1979, 1980), tetapi masih berjarak tiga lagi dengan
tunggal putra paling sering juara di Wimbledon, Federer, delapan kali.

“Saya melawan
salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Roger yang saya hormati. Sayangnya
dalam pertandingan hebat tadi seseorang harus kalah,” ucap Djokovic.

Baca Juga :  Mantan Pemain Timnas U-23 Ini Ikut Berlatih Bersama Tim Pesut Etam

Kini Djokovic
mengantongi 16 gelar grand slam. Selain lima Wimbledon, kemudian ada tujuh
Australian Open, satu Roland Garros dan tiga US Open. Djokovic masih berada di
peringkat ketiga daftar tunggal putra paling banyak mengumpulkan gelar grand
slam dalam sejarah, setelah Rafael Nadal (18) dan Federer (20).

“Ketika saya masih kecil, empat atau lima
tahun, bermimpi menjadi pemain tenis, Wimbledon selalu menjadi turnamen favorit
saya. Saya di sini untuk orang tua saya, putra saya dan tim saya sangat
istimewa. Namun, khusus buat orang tua saya, terima kasih atas segalanya,”
tutur Djokovic. (adk/jpnn)

NOVAK Djokovic (Serbia)
mempertahankan gelar Wimbledon setelah mengalahkan Roger Federer (Swiss) dalam
final di Centre Court All England Club, London, Senin (15/7) dini hari WIB.

Tak mudah. Djokovic
harus melakoni pertandingan berdurasi empat jam 57 menit atau 297 menit, untuk
menang 7-6 (5), 1-6, 7-6 (4), 4-6, 13-12 (3) atas lawannya yang berusia 37
tahun itu.

Ya, tiga kali
tie-break. Terakhir di set kelima, sesuai aturan, setelah 6-6 kedua pemain
harus bermain game penuh untuk mencari selisih dua. Namun, Djokovic dan Federer
terus imbang hingga 12-12. Ini baru harus diselesaikan dengan tie-break.

Djokovic si peringkat
satu dunia itu akhirnya memenangi tie-break 7-3 atas Federer, si ranking tiga
dunia yang bila didengar dari suara penonton, lebih banyak punya pendukung
ketimbang Djokovic. “Pertandingan ini, akan saya ingat selamanya,” kata
Djokovic seperti dikutip dari ATP Tour.

Baca Juga :  Kepengurusan KONI Masih Disusun, Bakal Ada Perampingan

Pertandingan berdurasi empat jam 57 menit itu pun
tercatat sebagai final tunggal putra paling lama dalam sejarah Wimbledon,
mengalahkan durasi final tunggal putra Wimbledon 2008 antara Rafael Nadal vs
Federer empat jam 48 menit. Saat itu Nadal menang 6-4, 6-4, 6 (5)-7, 6 (8)-7,
9-7.

Gelar Wimbledon kali
ini merupakan yang kelima buat Djokovic setelah 2011, 2014, 2015 dan 2018.
Petenis berusia 32 tahun ini pun kini sejajar dengan legenda tenis Swedia Bjorn
Borg (1976, 1977, 1978, 1979, 1980), tetapi masih berjarak tiga lagi dengan
tunggal putra paling sering juara di Wimbledon, Federer, delapan kali.

“Saya melawan
salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Roger yang saya hormati. Sayangnya
dalam pertandingan hebat tadi seseorang harus kalah,” ucap Djokovic.

Baca Juga :  Mantan Pemain Timnas U-23 Ini Ikut Berlatih Bersama Tim Pesut Etam

Kini Djokovic
mengantongi 16 gelar grand slam. Selain lima Wimbledon, kemudian ada tujuh
Australian Open, satu Roland Garros dan tiga US Open. Djokovic masih berada di
peringkat ketiga daftar tunggal putra paling banyak mengumpulkan gelar grand
slam dalam sejarah, setelah Rafael Nadal (18) dan Federer (20).

“Ketika saya masih kecil, empat atau lima
tahun, bermimpi menjadi pemain tenis, Wimbledon selalu menjadi turnamen favorit
saya. Saya di sini untuk orang tua saya, putra saya dan tim saya sangat
istimewa. Namun, khusus buat orang tua saya, terima kasih atas segalanya,”
tutur Djokovic. (adk/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru