Persebaya Surabaya siap tancap gas menyambut Liga 1 Indonesia 2025/2026. Di bawah komando pelatih asal Spanyol, Eduardo Perez, Green Force membongkar ulang resep membangun kekompakan tim yang solid.
Salah satu jurus jitu yang disiapkan manajemen adalah soal pemusatan tempat tinggal pemain. Musim depan, semua pemain — baik lokal maupun asing — akan tinggal bersama di satu lokasi yang sama.
Ini bukan hal sepele. Persebaya Surabaya percaya, tinggal satu atap akan memperkuat chemistry antar pemain hingga berdampak langsung ke performa di lapangan.
Selama empat tahun terakhir, para pemain tinggal di mes yang berlokasi di Jalan Dhoho, Kecamatan Tegalsari. Namun, musim depan tempat itu tidak lagi digunakan karena kontraknya tidak diperpanjang.
Sebagai gantinya, klub akan memindahkan seluruh skuad ke apartemen. Pilihannya jatuh pada Apartemen Puri Darmo yang berada di kawasan Surabaya Selatan.
Bukan tempat asing bagi Persebaya Surabaya. Apartemen itu sempat menjadi rumah skuad Green Force saat menjuarai Liga 2 pada 2017 dan naik kasta ke Liga 1.
Para pelatih pun pernah tinggal di sana saat musim pertama di Liga 1 tahun 2018. Kini, Puri Darmo kembali dipercaya menjadi pusat hunian skuad Eduardo Perez.
Langkah ini bukan sekadar soal kenyamanan. Manajemen menilai pemusatan tempat tinggal bisa menjadi fondasi kuat dalam membangun atmosfer tim yang solid.
Selama ini, para pemain asing dan pelatih tinggal terpencar di berbagai apartemen, termasuk di Puncak Marina. Kini semuanya akan disatukan, agar komunikasi dan interaksi makin intens.
Candra Wahyudi, Direktur Operasional Persebaya Surabaya, menyebut langkah ini sebagai strategi penting menyambut musim baru. Ia yakin tim bisa lebih maksimal jika semua aspek sudah terintegrasi.
Kegiatan tim pun akan dipusatkan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), yang selama ini hanya jadi venue pertandingan. Mulai musim depan, GBT juga akan digunakan untuk latihan harian dan aktivitas teknis lainnya.
Meski beralamat di Surabaya Selatan, lokasi Puri Darmo dianggap cukup strategis. Jarak ke GBT tak terlalu jauh, sehingga mobilitas tim tetap efisien.
Candra menambahkan langkah ini sudah direncanakan sejak lama. Dengan tempat tinggal dan latihan yang terpusat, pengaturan jadwal serta pemantauan fisik pemain bakal lebih mudah dilakukan.
Apalagi, tinggal di apartemen memberikan kenyamanan lebih. Fasilitasnya jauh lebih baik dibanding mes sebelumnya, yang dinilai sudah tidak representatif untuk tim profesional.
Menurut Candra, manajemen menargetkan performa yang jauh lebih baik musim depan. Ia yakin dengan program yang tertata, hasil di lapangan pun akan mengikuti.
Chemistry yang kuat menjadi target utama Eduardo Perez. Pelatih yang dikenal punya filosofi permainan atraktif itu ingin anak asuhnya benar-benar saling mengenal di dalam dan luar lapangan.
Kebersamaan di luar sesi latihan menjadi salah satu kunci pendekatan pelatih 50 tahun itu. Ia percaya, harmoni skuad akan lahir dari kedekatan emosional antarpemain.
Dengan tinggal satu atap, hal itu bisa dicapai lebih cepat. Momen kebersamaan seperti makan bersama, diskusi informal, hingga santai bareng bisa meningkatkan rasa saling percaya.
Langkah ini juga mencerminkan profesionalisme klub yang ingin berbenah total. Fokus tak hanya pada transfer pemain, tapi juga infrastruktur dan manajemen tim.
Tak hanya pelatih dan pemain asing, pemain lokal pun akan merasakan atmosfer baru. Mereka akan tinggal dalam fasilitas setara, demi menjaga keseimbangan perlakuan dalam tim.
Meski ada perubahan besar pada tempat tinggal dan latihan, kantor manajemen tetap berada di Surabaya Town Square. Artinya, fokus perpindahan ini benar-benar diarahkan hanya untuk aktivitas tim.
Candra menyebutkan, semua kegiatan tim akan mulai berlangsung di lokasi baru pada akhir Juni ini. Artinya, pemain punya cukup waktu adaptasi sebelum kompetisi resmi dimulai.
Harapan besar pun disematkan pada skuad anyar Eduardo Perez. Dengan banyak wajah baru dan sistem yang lebih tertata, manajemen optimistis hasilnya tak akan mengecewakan.
“Kantor untuk manajemen dan kegiatan lainnya ya masih di sana (Surabaya Town Square). Yang dipindah ke GBT kan hanya untuk kegiatan tim saja,” tegas Candra.
Ia menambahkan integrasi ini adalah bentuk komitmen klub dalam memberikan dukungan penuh kepada pelatih dan pemain.
Misi utama musim ini adalah kembali menjadi kekuatan menakutkan di Liga 1. Persebaya Surabaya ingin menjawab ekspektasi Bonek yang haus prestasi setelah beberapa musim inkonsisten.
Tinggal di satu tempat, latihan di satu tempat, dan dikelola dalam satu sistem adalah fondasi awalnya. Sisanya, tinggal bagaimana para pemain menjawabnya di atas lapangan.
Dengan chemistry yang kian solid dan suasana tim yang kondusif, Persebaya Surabaya siap menyambut musim 2025/2026 dengan ambisi besar. Green Force tidak main-main, semua disiapkan matang demi kejayaan kembali.(jpc)