32.6 C
Jakarta
Tuesday, December 16, 2025

Wonderkid Persebaya Surabaya Ini Bikin Bonek Salah Fokus Sekaligus Jatuh Hati

Wonderkid Persebaya Surabaya, Sadida Nugraha mendadak jadi buah bibir setelah laga panas kontra PSM Makassar. Bukan hanya karena performanya yang matang, tapi juga komentar lucu Bonek yang menyebut wajahnya mirip komedian Fajar Sadboy.

Persebaya Surabaya mencuri satu poin penting dari lawatan ke Stadion Gelora B.J. Habibie usai bermain imbang 1-1 melawan PSM Makassar. Pertandingan berjalan ketat sejak awal dengan kedua tim silih berganti menebar ancaman.

Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tidak berubah dan kedua tim harus puas berbagi angka. Tambahan satu poin membuat Persebaya Surabaya sementara tertahan di peringkat sembilan klasemen dengan koleksi 13 poin.

Di balik hasil imbang tersebut, satu nama tampil paling menonjol di skuad Green Force. Sadida Nugraha dipercaya tampil penuh 90 menit dan langsung terpilih sebagai Man of The Match.

Gelandang bertahan berusia 20 tahun itu tampil disiplin dan agresif mengawal lini tengah. Ia bertandem solid dengan Milos Raickovic dan sukses memutus banyak alur serangan PSM.

Statistik Sadida di laga tersebut mencerminkan perannya yang krusial. Ia mencatat akurasi umpan 84 persen, enam intersep, tiga sapuan, dua blok tembakan, serta 21 umpan sukses dari 25 percobaan.

Baca Juga :  Klub Liga 2 Akui Mengeluarkan Miliaran Rupiah untuk Menyuap Wasit

Penampilan konsisten itu membuat Bonek memberi banyak pujian. Salah satu komentar menyebutnya sebagai “Pemain muda gacor, tidak ada kata mengenal lelah dan daya jelajahnya tinggi.”

Electronic money exchangers listing

Di luar performa teknis, suasana wawancara pascalaga justru penuh tawa. Seorang Bonek menyebut Sadida mirip Fajar Sadboy, yang langsung disambut santai olehnya.

“Mungkin saya Mas-nya Fajar Sadboy,” ujar Sadida sambil tersenyum menanggapi candaan tersebut. Respons ringan itu justru membuat namanya makin dekat dengan suporter.

Sadida sendiri merupakan asli Surabaya dan bangga dengan identitasnya. “Asli arek Soroboyo Siwalankerto, tapi saya ingin Sawotratap,” katanya dengan logat khas.

Perjalanan karier Sadida terbilang panjang untuk pemain seusianya. “Dulu kecil di Bulog, terus SMP kelas 3 saya di Jakarta kurang lebih 3–4 tahun ikut Akademi Bina Taruna,” ucapnya.

Ia juga sempat mengikuti seleksi Bhayangkara sebelum akhirnya kembali ke Persebaya Surabaya. “Terus balik lagi ke Persebaya, dan Alhamdulillah tahun ini dimasukin ke senior,” lanjut Sadida.

Kesempatan bermain di Liga 1 bersama klub kota kelahiran jadi momen emosional baginya. “Pastinya sangat senang sekali, ini impian saya dari kecil dan kebanggaan karena asli kota saya,” katanya.

Baca Juga :  PBSI Kalteng Saring Atlet untuk Ikuti Seleksi Pelatnas

Sadida mengaku tak menyangka bisa langsung tampil penuh dan meraih penghargaan individu. “Tentunya bangga bisa main 90 menit dan dapat MOTM, gak nyangka juga,” ujarnya.

Meski begitu, ia tetap rendah hati dan sadar masih banyak kekurangan. “Saya kurang pede kalau pegang bola, kurang tenang, semoga ke depannya bisa lebih pede lagi,” tuturnya jujur.

Soal kesiapan fisik dan mental, Sadida menegaskan tidak ada masalah. “Pastinya siap, siap 100 persen,” ucapnya singkat namun mantap.

Kedekatannya dengan Bonek juga terasa lewat candaan khas Surabaya. “Wis mangan jelas ya, sebelum latihan kudu mangan disik,” ujarnya sambil tertawa.

Bonek pun berharap Sadida terus diberi menit bermain. “Wapik iki aset masa depan, kekno jam terbang koyo Marselino, Ridho,” ujar seorang suporter yang langsung diamini Sadida dengan, “Amin, makasih doanya.”

Dengan usia yang baru menginjak 20 tahun dan jiwa hijau yang ia sebut “Full 100 persen,” masa depan Sadida terlihat cerah.

Performa matang, sikap rendah hati, dan humor khas membuat wonderkid Persebaya Surabaya ini siap jadi idola baru Bonek. (jpc)

Wonderkid Persebaya Surabaya, Sadida Nugraha mendadak jadi buah bibir setelah laga panas kontra PSM Makassar. Bukan hanya karena performanya yang matang, tapi juga komentar lucu Bonek yang menyebut wajahnya mirip komedian Fajar Sadboy.

Persebaya Surabaya mencuri satu poin penting dari lawatan ke Stadion Gelora B.J. Habibie usai bermain imbang 1-1 melawan PSM Makassar. Pertandingan berjalan ketat sejak awal dengan kedua tim silih berganti menebar ancaman.

Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tidak berubah dan kedua tim harus puas berbagi angka. Tambahan satu poin membuat Persebaya Surabaya sementara tertahan di peringkat sembilan klasemen dengan koleksi 13 poin.

Electronic money exchangers listing

Di balik hasil imbang tersebut, satu nama tampil paling menonjol di skuad Green Force. Sadida Nugraha dipercaya tampil penuh 90 menit dan langsung terpilih sebagai Man of The Match.

Gelandang bertahan berusia 20 tahun itu tampil disiplin dan agresif mengawal lini tengah. Ia bertandem solid dengan Milos Raickovic dan sukses memutus banyak alur serangan PSM.

Statistik Sadida di laga tersebut mencerminkan perannya yang krusial. Ia mencatat akurasi umpan 84 persen, enam intersep, tiga sapuan, dua blok tembakan, serta 21 umpan sukses dari 25 percobaan.

Baca Juga :  Klub Liga 2 Akui Mengeluarkan Miliaran Rupiah untuk Menyuap Wasit

Penampilan konsisten itu membuat Bonek memberi banyak pujian. Salah satu komentar menyebutnya sebagai “Pemain muda gacor, tidak ada kata mengenal lelah dan daya jelajahnya tinggi.”

Di luar performa teknis, suasana wawancara pascalaga justru penuh tawa. Seorang Bonek menyebut Sadida mirip Fajar Sadboy, yang langsung disambut santai olehnya.

“Mungkin saya Mas-nya Fajar Sadboy,” ujar Sadida sambil tersenyum menanggapi candaan tersebut. Respons ringan itu justru membuat namanya makin dekat dengan suporter.

Sadida sendiri merupakan asli Surabaya dan bangga dengan identitasnya. “Asli arek Soroboyo Siwalankerto, tapi saya ingin Sawotratap,” katanya dengan logat khas.

Perjalanan karier Sadida terbilang panjang untuk pemain seusianya. “Dulu kecil di Bulog, terus SMP kelas 3 saya di Jakarta kurang lebih 3–4 tahun ikut Akademi Bina Taruna,” ucapnya.

Ia juga sempat mengikuti seleksi Bhayangkara sebelum akhirnya kembali ke Persebaya Surabaya. “Terus balik lagi ke Persebaya, dan Alhamdulillah tahun ini dimasukin ke senior,” lanjut Sadida.

Kesempatan bermain di Liga 1 bersama klub kota kelahiran jadi momen emosional baginya. “Pastinya sangat senang sekali, ini impian saya dari kecil dan kebanggaan karena asli kota saya,” katanya.

Baca Juga :  PBSI Kalteng Saring Atlet untuk Ikuti Seleksi Pelatnas

Sadida mengaku tak menyangka bisa langsung tampil penuh dan meraih penghargaan individu. “Tentunya bangga bisa main 90 menit dan dapat MOTM, gak nyangka juga,” ujarnya.

Meski begitu, ia tetap rendah hati dan sadar masih banyak kekurangan. “Saya kurang pede kalau pegang bola, kurang tenang, semoga ke depannya bisa lebih pede lagi,” tuturnya jujur.

Soal kesiapan fisik dan mental, Sadida menegaskan tidak ada masalah. “Pastinya siap, siap 100 persen,” ucapnya singkat namun mantap.

Kedekatannya dengan Bonek juga terasa lewat candaan khas Surabaya. “Wis mangan jelas ya, sebelum latihan kudu mangan disik,” ujarnya sambil tertawa.

Bonek pun berharap Sadida terus diberi menit bermain. “Wapik iki aset masa depan, kekno jam terbang koyo Marselino, Ridho,” ujar seorang suporter yang langsung diamini Sadida dengan, “Amin, makasih doanya.”

Dengan usia yang baru menginjak 20 tahun dan jiwa hijau yang ia sebut “Full 100 persen,” masa depan Sadida terlihat cerah.

Performa matang, sikap rendah hati, dan humor khas membuat wonderkid Persebaya Surabaya ini siap jadi idola baru Bonek. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru