26.9 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

CEO Mundur, Manajemen Lama Tak Tersisa

GRESIK– Tidak ada kroni manajemen lawas di
tubuh Gresik United. Sebelumnya, masih ada Angga Adi Perdana. Dia merupakan CEO
sejak Gresik United sejak berlaga di Liga 2 musim lalu. Tapi, Angga resmi mundur
dari jabatannya pada Minggu (13/10).

Keputusan itu dibuat setelah PT. Persegres Joko
Samudro (PJS) dilimpahkan ke DPRD Kabupaten Gresik. “Saya sudah nggak di
manajemen lagi. Sudah saya serahkan ke Ultras dengan penanggung jawab Ketua
DPRD Gresik,” kata Angga kepada Jawa Pos. Gresik United kini memang di bawah
tanggung jawab Fandi Ahmad Yani selaku Ketua DPRD Kabupaten Gresik.

Habisnya kroni manajemen lawas tak lantas
membuat masalah tuntas. Masih ada tunggakan gaji pemain yang harus dibayar.
Termasuk kasus tunggakan gaji pemain musim 2017 yang sudah masuk dalam
persidangan. Bahkan, keputusan sudah akan dibacakan dalam sidang ke-7 pada Rabu
(16/10). Itu artinya, manajemen Gresik United harus siap melunasi seluruh
tunggakan gaji.

Baca Juga :  Berjuang Bangkit

Untuk musim 2017, total ada 22 pemain yang
gajinya tertunggak. Jumlah tunggakan yang harus dibayar adalah Rp 458 juta.
Kuasa hukum Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Aprianto Hutomo
tidak mau sesumbar. Tapi, menilik enam sidang sebelumnya, dia yakin keputusan
akan memihak APPI. “Tapi kami ikuti saja keputusan majelis hakim seperti apa,”
kata Aprianto kepada Jawa Pos.

Jawa Pos kemudian menghubungi manajer anyar
Gresik United, Anas Yahya. Saat ditanya soal tunggakan gaji, dia belum bisa
berbicara banyak. “Saya ini kan baru, jadi ranahnya saya nggak mengikuti
seperti apa,” katanya kepada Jawa Pos. Anas juga belum bisa menjanjikan apakah
pihaknya akan hadir dalam sidang ke-7 tersebut. “Masih belum tahu,” tambah
Anas.

Baca Juga :  Sepakat Dikontrak Chelsea, Lawan Inter Jadi Laga Terakhir Kai Havertz?

Tapi, dia tahu kalau ada kasus tunggakan gaji
tersebut. “Sebagai warga asli Gresik, saya ya pasti tahu. Tapi kapasistasnya
kan beda,” terang dia. Karena itu, dia belum berani mengambil keputusan soal
tunggakan gaji tersebut. Termasuk apakah akan berunding dengan Fandi Ahmad Yani
selaku penanggung jawab Gresik United. “Belum (ada pembicaraan) sampai ke situ
(tunggakan gaji),” kata Anas. (gus/jpg)

GRESIK– Tidak ada kroni manajemen lawas di
tubuh Gresik United. Sebelumnya, masih ada Angga Adi Perdana. Dia merupakan CEO
sejak Gresik United sejak berlaga di Liga 2 musim lalu. Tapi, Angga resmi mundur
dari jabatannya pada Minggu (13/10).

Keputusan itu dibuat setelah PT. Persegres Joko
Samudro (PJS) dilimpahkan ke DPRD Kabupaten Gresik. “Saya sudah nggak di
manajemen lagi. Sudah saya serahkan ke Ultras dengan penanggung jawab Ketua
DPRD Gresik,” kata Angga kepada Jawa Pos. Gresik United kini memang di bawah
tanggung jawab Fandi Ahmad Yani selaku Ketua DPRD Kabupaten Gresik.

Habisnya kroni manajemen lawas tak lantas
membuat masalah tuntas. Masih ada tunggakan gaji pemain yang harus dibayar.
Termasuk kasus tunggakan gaji pemain musim 2017 yang sudah masuk dalam
persidangan. Bahkan, keputusan sudah akan dibacakan dalam sidang ke-7 pada Rabu
(16/10). Itu artinya, manajemen Gresik United harus siap melunasi seluruh
tunggakan gaji.

Baca Juga :  Berjuang Bangkit

Untuk musim 2017, total ada 22 pemain yang
gajinya tertunggak. Jumlah tunggakan yang harus dibayar adalah Rp 458 juta.
Kuasa hukum Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Aprianto Hutomo
tidak mau sesumbar. Tapi, menilik enam sidang sebelumnya, dia yakin keputusan
akan memihak APPI. “Tapi kami ikuti saja keputusan majelis hakim seperti apa,”
kata Aprianto kepada Jawa Pos.

Jawa Pos kemudian menghubungi manajer anyar
Gresik United, Anas Yahya. Saat ditanya soal tunggakan gaji, dia belum bisa
berbicara banyak. “Saya ini kan baru, jadi ranahnya saya nggak mengikuti
seperti apa,” katanya kepada Jawa Pos. Anas juga belum bisa menjanjikan apakah
pihaknya akan hadir dalam sidang ke-7 tersebut. “Masih belum tahu,” tambah
Anas.

Baca Juga :  Sepakat Dikontrak Chelsea, Lawan Inter Jadi Laga Terakhir Kai Havertz?

Tapi, dia tahu kalau ada kasus tunggakan gaji
tersebut. “Sebagai warga asli Gresik, saya ya pasti tahu. Tapi kapasistasnya
kan beda,” terang dia. Karena itu, dia belum berani mengambil keputusan soal
tunggakan gaji tersebut. Termasuk apakah akan berunding dengan Fandi Ahmad Yani
selaku penanggung jawab Gresik United. “Belum (ada pembicaraan) sampai ke situ
(tunggakan gaji),” kata Anas. (gus/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru