MANILA- Poin pembuka dari Gregoria Mariska
Tunjung tidak mampu menyelamatkan tim putri Indonesia dari kekalahan atas
Thailand. Seharusnya itu bisa dimanfaatkan menjadi momentum manis bagi Merah
Putih untuk merebut status juara grup Y. Kenyataannya Indonesia harus puas
menjadi runner-up usai dikalahkan 2-3 dari timnas Gajah Putih.
Kekalahan itu bukannya tidak diprediksi
sebelumnya. Sedari awal ketika drawing grup dirilis, kekuatan Thailand memang
sudah diwaspadai. Tetapi nasib baik tidak memihak Indonesia. Sektor ganda putri
yang seharusnya mampu menyumbang poin, ternyata mengalami kekalahan. Duet
antara Apriyani Rahayu/Ni Ketut Mahadewi Istarani tidak berhasil memberikan
angka bagi Indonesia.
Kemenangan atas Rawinda Prajongjai/Putita
Supajirakul yang didapat saat SEA Games 2019 tak mampu terulang. Mereka dibalas
dengan kekalahan 21-13, 15-21, 21-17 oleh ganda putri peringkat ke-12 dunia
tersebut. Itu menjadi awal mula mimpi buruk Indonesia. Ketut sampai dibuat
berkaca-kaca lantaran membuat kedudukan imbang 1-1.
“Saya minta maaf, karena, belum bisa
menyumbang kemenangan untuk tim padahal Apri sudah bermain bagus. Saya banyak
melakukan kesalahan diakhir game ketiga. Saya banyak belajar juga dari
Apri,” kata Ketut seperti dikutip dalam siaran pers resmi PP PBSI.
Banyak yang mempertanyakan keputusan tim
pelatih tidak memasangkan Apriyani dengan Greysia Polii. Manajer tim Indonesia
Susy Susanti punya jawaban sendiri. “Kalau melihat rekor pertemuan
Greysia/Apriyani dengan ganda pertama Thailand ‘kan menang kalah. Kami mau
mengamankan poin olimpiade mereka. Kalau kalah dari lawan yang rankingnya di
bawah, maka lawan akan mendapat poin sebesar 1/100 dari total poin ranking
Greysia/Apriyani,” tutur pemilik emas Olimpiade Barcelona tersebut.
Tunggal putri kedua Ruselli Hartawan juga gagal
mengubah keadaan. Dia kalah dari Pornpawee Chochuwong 19-21, 21-18, 21-16.
Indonesia baru bisa memetik poin dari ganda putri selanjutnya Siti Fadia Silva
Ramadhanti/Ribka Sugiarto. Sayangnya tidak diikuti dengan kemenangan tunggal
putri terakhir Choirunnisa. Memang untuk sektor tunggal Indonesia harus
mengakui keunggulan lawan.
“Sebetulnya tadi
cukup ramai dan sempat unggul, tapi di akhir ada kesalahan sendiri. Gregoria
dan Fadia/Ribka mainnya bersih, bagus. Untuk Ruselli dan Choirunnisa masih
belum in, mainnya masih buru-buru dan banyak error. Kami harus akui keunggulan
Thailand,” ujar Susy. (feb/jpg)