27.1 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Seperti Biasa, Rintangan Tunggal Putri Superberat

SEKTOR tunggal putri semakin akrab saja dengan
drawing mengerikan. Sejak babak pertama, Gregoria Mariska Tunjung dkk sudah
dinanti lawan kuat. Jorji—panggilan Gregoria, misalnya, hari ini sudah harus
berhadapan dengan unggulan kedua Akane Yamaguchi. Ruselli Hartawan, yang
kemarin lolos dari babak kualifikasi, tidak lebih mujur. Dia bertemu unggulan
ketujuh Michelle Li.

Jorji hanya pernah sekali menang atas Yamaguchi.
Peristiwa itu terjadi di Asian Games 2018, tepatnya di nomor beregu putri.
Namun, itulah kali terakhir dia bisa mengungguli sang pemain Jepang. Dalam tiga
pertemuan sesudahnya, Jorji selalu kalah.

“Tunggal putri tarik nafas sedikit. Tapi
tetap kerja keras,” kata Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti kemarin. ”Saya
selalu pesankan jangan patah semangat. Masih proses, nggak gampang. Tapi bukan
berarti mereka kalah. Semua punya kesempatan asal dia benar-benar siap,”
imbuhnya.

Baca Juga :  Hindari Bali, Gabungan Croser Bangun Sirkuit Motor Trail “Cinta Kalt

Tidak ada target muluk yang dibebankan kepada
sektor ini. Paling tidak, Susy berharap, bisa melewati laga berat di hari
pertama. Jangan seperti di Malaysia Masters. Pekan lalu, Jorji dan Fitriani
angkat koper di babak 32 besar. Ruselli masih lumayan, mencapai 16 besar.
“Minimal sekarang bisa ke babak kedua atau delapan besar dulu, deh.
Syukur-syukur bisa tembus semifinal,” kata Susy.

Capaian Jorji di Malaysia Masters pekan lalu
memang mengecewakan. Melawan Ratchanok Intanton, dia sudah menang di game
pertama. Lalu leading cukup jauh di game kedua. Eh, tetap kalah juga. Setumpuk
pekerjaan rumah sejak musim 2019 belum bisa dipecahkan.

“Dia kalau leading suka takut,” kata
Susy. ”Mudah-mudahan lebih baik lagi. Seorang atlet untuk matang itu butuh
proses. Sekarang dengan unggulan bisa bersaing, nggak kalah. Tapi di ujung ini
nih mental ketakutan sendiri. Error, nggak sabar. Hal-hal kecil yang harus
dilatih terus,” lanjut peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona itu.

Baca Juga :  Nyaman Jalin Hubungan Tanpa Status

Ruselli, di sisi lain,
sedang on fire. Kepercayaan diri pemain peringkat 35 dunia itu meningkat
setelah menembus final SEA Games 2019. Namun, bertemu Li hari ini, dia mengaku
hati-hati. “Dia pemain yang bagus. Saya mesti pelajari lagi permainan dia.
Saya juga waspadai serangannya, karena posturnya kan tinggi, pasti serangannya
tajam. Pertahanan saya harus diperkuat,” ujar Ruselli. (feb/na/jpg)

SEKTOR tunggal putri semakin akrab saja dengan
drawing mengerikan. Sejak babak pertama, Gregoria Mariska Tunjung dkk sudah
dinanti lawan kuat. Jorji—panggilan Gregoria, misalnya, hari ini sudah harus
berhadapan dengan unggulan kedua Akane Yamaguchi. Ruselli Hartawan, yang
kemarin lolos dari babak kualifikasi, tidak lebih mujur. Dia bertemu unggulan
ketujuh Michelle Li.

Jorji hanya pernah sekali menang atas Yamaguchi.
Peristiwa itu terjadi di Asian Games 2018, tepatnya di nomor beregu putri.
Namun, itulah kali terakhir dia bisa mengungguli sang pemain Jepang. Dalam tiga
pertemuan sesudahnya, Jorji selalu kalah.

“Tunggal putri tarik nafas sedikit. Tapi
tetap kerja keras,” kata Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti kemarin. ”Saya
selalu pesankan jangan patah semangat. Masih proses, nggak gampang. Tapi bukan
berarti mereka kalah. Semua punya kesempatan asal dia benar-benar siap,”
imbuhnya.

Baca Juga :  Hindari Bali, Gabungan Croser Bangun Sirkuit Motor Trail “Cinta Kalt

Tidak ada target muluk yang dibebankan kepada
sektor ini. Paling tidak, Susy berharap, bisa melewati laga berat di hari
pertama. Jangan seperti di Malaysia Masters. Pekan lalu, Jorji dan Fitriani
angkat koper di babak 32 besar. Ruselli masih lumayan, mencapai 16 besar.
“Minimal sekarang bisa ke babak kedua atau delapan besar dulu, deh.
Syukur-syukur bisa tembus semifinal,” kata Susy.

Capaian Jorji di Malaysia Masters pekan lalu
memang mengecewakan. Melawan Ratchanok Intanton, dia sudah menang di game
pertama. Lalu leading cukup jauh di game kedua. Eh, tetap kalah juga. Setumpuk
pekerjaan rumah sejak musim 2019 belum bisa dipecahkan.

“Dia kalau leading suka takut,” kata
Susy. ”Mudah-mudahan lebih baik lagi. Seorang atlet untuk matang itu butuh
proses. Sekarang dengan unggulan bisa bersaing, nggak kalah. Tapi di ujung ini
nih mental ketakutan sendiri. Error, nggak sabar. Hal-hal kecil yang harus
dilatih terus,” lanjut peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona itu.

Baca Juga :  Nyaman Jalin Hubungan Tanpa Status

Ruselli, di sisi lain,
sedang on fire. Kepercayaan diri pemain peringkat 35 dunia itu meningkat
setelah menembus final SEA Games 2019. Namun, bertemu Li hari ini, dia mengaku
hati-hati. “Dia pemain yang bagus. Saya mesti pelajari lagi permainan dia.
Saya juga waspadai serangannya, karena posturnya kan tinggi, pasti serangannya
tajam. Pertahanan saya harus diperkuat,” ujar Ruselli. (feb/na/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru