Site icon Prokalteng

#EmeryOut Terus Bergema

emeryout-terus-bergema

SUDAH enam pekan
terakhir tagar #EmeryOut bergema di media sosial setiap kali Arsenal bermain
tandang. Bagaimana tidak, hasil akhir yang diperoleh The Gunners saat berlaga
di luar Stadion Emirates memang mengecewakan. Tidak pernah menang (3 kali seri,
3 kali kalah). Termasuk saat Arsenal tumbang 0-2 oleh Leicester City di Stadion
King Power.

Itu adalah laga keempat
beruntun di Premier League yang tidak bisa dimenangkan skuad asuhan Unai Emery
tersebut. Itu sekaligus kali ketiga The Gunners kalah oleh tim di atas
peringkat mereka saat ini (peringkat keenam).

Sebelumnya, Arsenal
kalah 0-1 oleh Sheffield United (22/10) yang sampai tadi malam menghuni
peringkat kelima. Juga menyerah 1-3 di kandang pemuncak klasemen Liverpool
(24/8). Hasil-hasil yang meningkatkan keraguan Gooners –sebutan fans Arsenal–
terhadap kapabilitas Emery mengembalikan Arsenal ke ajang Liga Champions musim
depan.

Secara peringkat di
Premier League, Arsenal memang masih berada di atas dua big six lainnya,
Manchester United dan Tottenham Hotspur. Tapi, meski United dan Spurs sedang
”sakit”, produktivitas mereka terjaga alias masih surplus gol. Bandingkan
dengan Arsenal yang minus diferensiasi golnya (16-17).

Dan, sampai tadi malam,
Emery beruntung. Desakan Gooners yang meminta Emery dilengserkan tak direspons
dewan direksi Arsenal. Munculnya nama pelatih Spanyol lainnya, Luis Enrique,
sebagai suksesor Emery juga masih sebatas rumor.

Padahal, kekalahan di
King Power disaksikan langsung oleh dua petinggi Arsenal. Direktur Sepak Bola
Raul Sanllehi dan Direktur Teknis Edu Gaspar. ’’Semua petinggi Arsenal ada di
belakang Emery,” klaim The Athletic. ”Emery akan berada di bench dalam laga
berikutnya melawan Southampton di Emirates (23/11) dan klub yakin dia mampu
mengubah situasi,’’ tulis Football London.

Sikap cuek dari
petinggi Arsenal saat ini mengingatkan ketika Gooners mendesak Arsene Wenger
mengundurkan diri. Tagar #WengerOut yang bergaung sejak 2016–2017 baru terjadi
di musim berikutnya. Itu pun karena Le Professeur –julukan Wenger– yang memilih
untuk mengundurkan diri.

Ketika Wenger mundur,
statistiknya tidak seburuk Emery saat ini. Bersama El Maestro –julukan Emery–
musim ini, Arsenal hanya mengoleksi 17 poin dari 12 matchweek pertama. Itu
menjadi start terburuk Arsenal dalam kompetisi kasta atas Inggris sejak musim
1982–1983.

Bomber Arsenal era
Wenger, Ian Wright, punya analisis terhadap degradasi performa mantan timnya
belakangan ini. Yakni, ”The Arsenal Way” atau Arsenal yang agresif mulai luntur
di era Emery. ’’Satu shot on target malam ini! Dua kali menang dari 10 laga
Premier League. Tidak ada gaya atau game plan yang definitif. Gol pembeda yang
negatif. Tak ada peningkatan dalam bertahan,” cuitnya.
(ren/dns/jpc)

Exit mobile version