KEKECEWAAN terhadap putusan KPAI yang meminta audisi Djarum
Foundation dihentikan tidak hanya dirasakan oleh pencinta badminton saja.
Melainkan dirasakan oleh para olahragawan lain.
Mereka menilai keputusan KPAI
menjadi racun atlet muda menggapai mimpinya. Salah satunya, Ketua Umum Pengurus
Pusat Sambo Indonesia (PP PersambI), Kresna Bayu yang merasa rekomendasi KPAI
berujung pada mandeknya kecintaan generasi muda pada badminton.
Ekspresi kekecewaan mantan atlet
judo nasional itu diunggah dalam video akun Facebook miliknya. Dalam video
tersebut, Kresna meminta KPAI untuk memikirkan ulang keputusannya tersebut. Ia
mengatakan, Djarum adalah sponsor yang telah sukses melaihrkan atlet-atlet bulu
tangkis berprestasi.
“KPAI, Anda pikir membina olahraga
tanpa sponsor itu mudah, coba pikirkan, Djarum sudah mensupport seluruh atlet
bulu tangkis untuk berprestasi dunia tidak mudah,†katanya di dalam video yang
diunggahnya, kemarin.
“Mereka satu tahun dibantu lebih
dari 180 miliar, apakah APBN sanggup untuk memberikan interpal anggaran setiap
tahun lebih dari 100 miliar? tidak mungkin,†ucap pelatih olahraga asal Russia
tersebut.
Menurutnya, porsi APBN untuk
pembinaan atlet jauh dari cukup. Ia juga menyebut angka Rp250 miliar tidak bisa
mendompleng juara-juara dunia bulu tangkis. Untuk itu, dukungan swasta masih
sangat dibutuhkan.
“Tolong KPAI, Anda harus bijak,
biarkan sponsor dari Djarum Foundation ini berkembang mensupport bulu tangkis
Indonesia,†paparnya.
Menurut Kresna, tidak ada seorang
ketua umum di cabang olahraga yang mampu membiayai sepenuhnya atlet untuk bisa
mencapai prestasi yang gemilang. Oleh sebab itu, ia meminta agar KPAI
memikirkan ulang keputusan yang telah dibuatnya tersebut.
“Pikirkanlah KPAI, tidak semua
pengurus olahraga, ketua umumnya, sanggup memberikan anggaran untuk membuat
presatasi dunia, itu tidak ada. Sekarang ada sponsor Anda mau hentikan juga,
tolonglah pikirkan. Bagaimna olahraga indonesia, jangan memikirkan sepihak
saja,†tandasnya.
Sindiran keras juga muncul dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)
yang meminta KPAI tegas dalam memberikan rekomendasi terkait Audisi Umum Beasiswa
Bulutangkis yang setiap tahunnya digelar oleh Yayasan Djarum Foundation.
Sebelumnya, Djarum Foundation berencana menghentikan Audisi Umum Beasiswa
Bulutangkis Djarum mulai tahun depan 2020. Keputusan itu diambil setelah KPAI
menilai ajang itu sebagai eksploitasi anak-anak untuk mempromosikan produk
Djarum yang identik dengan produk rokok.
Tak lama keputusan itu turun, Djarum langsung menghentikan audisi tahun
depan. Sayang, KPAI memberikan pengalihan bahwa pihaknya tidak menghentikan
audisi tersebut, melainkan dua hal yang terkait dengan eksploitasi terselubung
dan upaya denormalisasi produk berbahaya yang mengandung zat adiktif (rokok).
Hal itu yang membuat Kemenpora beranggapan bahwa KPAI tidak tegas dalam
memberikan rekomendasi. Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto
menilai rekomendasi KPAI berubah karena desakan netizen.
“KPAI jangan mencla-mencle, semuanya itu berbasis dokumen, kan disurat
pertama yang dikirimkan bulan Juli itu disebutkan, KPAI merekomendasikan untuk
menghentikan audisi, tapi mungkin karena tekanan netizen yang begitu banyak,
lalu beberapa hari ini, KPAI berubah,†ujarnya saat ditemui di Hotel Grand
Cempaka, Jakarta, Rabu (11/9).
“KPAI memberikan pernyataan kepada saya bahwa mereka itu tidak
menghentikan, yang menghentikan itu adalah peraturan,†tambahnya. (gie/fin/tgr/kpc)