PROKALTENG.CO-Laga Babak 8 Besar Liga 2 yang mempertemukan antara tuan rumah PSPS Pekanbaru dan Persiraja Banda Aceh berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan PSPS Pekanbaru pada (11/2). Dalam laga tersebut, kembali para pemain Liga Indonesia memperlihatkan tindakan tidak sportif.
Pada akhir laga, pengadil pertandingan utama menerima beberapa pukulan dari Persiraja Banda Aceh yang tidak puas akan keputusan pengadil selama pertandingan berlangsung. Laga antara keduanya memang berlangsung dengan tensi tinggi untuk dapat memperebutkan tiket promosi ke BRI Liga 1.
Saat ini, PSPS Pekanbaru mengoleksi enam poin dari empat laga yang sudah berlangsung, hanya kalah perolehan poin dari pemuncak klasemen PSIM Yogyakarta dengan koleksi sembilan poin dari empat laga. Persaingan ketat akan mereka jalani selama babak play off ini, dan pastinya ketegangan akan bertambah.
Tindakan tidak sportif dari para pemain Persiraja Banda Aceh terhadap wasit merupakan kejadian yang kesekian kalinya di kancah sepak bola Indonesia. Penggunaan VAR yang belum diterapkan di Liga 2 Indonesia menjadi salah satu penyebab keputusan wasit masih banyak dianggap rancu oleh para pemain maupun pelatih.
Dengan tindakan pemukulan yang dilakukan oleh beberapa pemain Persiraja Banda Aceh, pastinya PSSI harus bertindak untuk memberikan sanksi disiplin kepada para pemain yang bertindak terlalu jauh ini. Dengan hasil ini juga, peluang PSPS Pekanbaru ke BRI Liga 1 semakin terbuka, sementara itu peluang Persiraja Banda Aceh kemungkinan besar tertutup.
Sebelumnya, Liga 2 juga sempat menjadi perhatian setelah pertandingan antara PSPS Pekanbaru melawan Deltras Sidoarjo juga saling ricuh. Kericuhan terjadi setelah dua pemain dari kedua tim sedang berebut bola, kemudian salah satunya menendang paha belakang lawan yang dibalas dengan kuncian ke leher di tengah lapangan.
Pola permainan dan budaya permainan yang keras dari para pemain sepak bola di Liga Indonesia ini seperti sebuah virus yang tak pernah hilang. Sikap sportif yang hanya jargon semata terasa membuat kualitas antara Timnas Indonesia yang dihiasi pemain diaspora, kualitasnya jauh berbeda dengan pemain yang bermain di liga domestik, terutama di divisi 2.
Hanya ada satu kebanggan yang didapat dari pertandingan antara PSPS Pekanbaru melawan Persiraja Banda Aceh hari lalu, ialah jumlah penonton menjadi yang terbanyak. Sebanyak 15.853 penonton tercatat memenuhi stadion, melampaui jumlah penonton di pertandingan Persiraja Banda Aceh melawan Dejan FC dengan 12.271 penonton.
Di lain kesempatan, tim besar sepak bola Indonesia yang sedang terkapar di Liga 2 adalah Sriwijaya FC yang mengalami berbagai macam tantangan mampu tertahan dari zona degradasi. Hasil 1-0 atas PSMS Medan, membuat Sriwijaya FC bertengger di posisi grup A Zona Degradasi.
Dengan kesulitan finansial yang dialami oleh pemain Sriwijaya FC, lebih dari setengah isi skuad pergi meninggalkan Laskar Wong Kito, dan gaji para pemainnya yang masih menunggak, mampu dimanfaatkan oleh seisi skuad Sriwijaya FC menjadi semakin solid dalam pertandingan yang mereka jalani. (jpg)