27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Tim Medis PSSI Gelar Workshop Bahas Protokol Kesehatan untuk Kompetisi

TIM Medis PSSI sedang bekerja ekstra untuk segera
merampungkan panduan dalam melanjutkan kompetisi di tengah pandemi korona.
Panduan yang benar-benar harus sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini. Sejauh
ini, sudah dua panduan yang selesai.

Dua panduan tersebut adalah pencegahan dan pengendalian virus Covid-19
dalam pertandingan Liga 1 dan Liga 2 serta pencegahan dan pengendalian di dalam
klub. Tinggal tiga lagi yang masih digodok. Yakni, panduan untuk TC timnas
Indonesia, panduan untuk SSB, dan yang terakhir panduan untuk kursus-kursus
kepelatihan.

Ketua Tim Medis PSSI Dr Syarief Alwi mengatakan, panduan yang sedang
dimatangkan tak hanya datang dari pihaknya semata. Panduan itu juga merupakan gabungan
ide dari berbagai stakeholder sepak bola. Mulai dokter timnas U-15, U-16, U-19,
serta senior, plus usul dari Exco PSSI beserta Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi.

’’Ada juga masukan dari Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri. Semua masukan
itu sedang kami kombinasikan untuk jadi formula bagi negara ini. Kondisinya
berbeda-beda kan, dicari yang cocok,’’ terangnya.

Namun, dia menekankan, semua panduan itu tidak akan berjalan jika tanpa
kerja sama banyak pihak. Artinya, kedisiplinan seluruh pihak yang nantinya terhubung
dalam sepak bola Indonesia jadi salah satu hal terpenting. ’’Disiplin, itu
kuncinya. Karena kalau mau pakai protokol mana pun, baik dari AFC, FIFA, WHO,
ataupun Premier League, kalau tidak disiplin, selesai semuanya,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Menantang Sang Filsuf

Nah, khusus untuk kompetisi, pria yang akrab disapa Papi itu rencananya
melakukan kerja sama dengan seluruh dokter tim di klub Liga 1 dan Liga 2.
Pihaknya bakal menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait bagaimana protokol
kesehatan untuk kompetisi. Baik standar kesehatannya hingga adanya sertifikasi
kalau semua dokter tim itu sudah memahami protokol kesehatan milik PSSI.

Papi mengaku sudah beberapa kali rapat dengan pihak Kemenkes. Rapat yang
membahas bagaimana protokol kesehatan dalam pertandingan sepak bola. ’’Panduan
yang sudah dibuat dan akan dibuat akan disosialisasikan dengan seluruh dokter
tim. Ini yang dinamakan menyamakan persepsi,’’ jelasnya.

Cara untuk menyamakan persepsi adalah melakukan virtual meeting hingga
workshop. Pihaknya sendiri masih menyusun waktu yang tepat untuk
menjalankannya. ’’Ya, kami harap setelah ikut virtual meeting dan workshop,
dokter-dokter tim ini paham bagaimana menjalankan latihan hingga pertandingan
dalam keadaan new normal,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Siapkan Atlet Porprov 2023, ESI Palangka Raya Fokus Penjaringan

Bukti bahwa para dokter sudah paham akan protokol kesehatan yang sudah
disusun direncanakan berbentuk sertifikat. Rencananya, Papi menggandeng
Kemenkes untuk mengeluarkan sertifikasi tersebut. ’’Akan ditandatangani
Kemenkes dan PSSI. Mereka yang punya ini dianggap sudah bisa menjalankan
protokol kesehatan dengan baik, jadi tidak ada yang salah nantinya,’’ ucap pria
yang juga dokter timnas senior itu.

Sejauh ini, pihaknya masih menunggu soal format kompetisi yang akan
diketok PSSI dalam waktu dekat. Jika sudah tahu formatnya, panduan yang sudah
ada tinggal disesuaikan. ’’Belum tahu formatnya, fokus di satu wilayah atau
tidak belum tahu. Yang pasti, nanti kami dan dokter tim diskusi lagi bagaimana
melakukan pengawasan ketika sebelum, saat, dan sesudah pertandingan. Termasuk
pengawasan hotel menginap. Apakah hotel yang dipakai ada tamu atau tidak, semua
harus detail. Tidak main-main ini,’’ jelasnya.

TIM Medis PSSI sedang bekerja ekstra untuk segera
merampungkan panduan dalam melanjutkan kompetisi di tengah pandemi korona.
Panduan yang benar-benar harus sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini. Sejauh
ini, sudah dua panduan yang selesai.

Dua panduan tersebut adalah pencegahan dan pengendalian virus Covid-19
dalam pertandingan Liga 1 dan Liga 2 serta pencegahan dan pengendalian di dalam
klub. Tinggal tiga lagi yang masih digodok. Yakni, panduan untuk TC timnas
Indonesia, panduan untuk SSB, dan yang terakhir panduan untuk kursus-kursus
kepelatihan.

Ketua Tim Medis PSSI Dr Syarief Alwi mengatakan, panduan yang sedang
dimatangkan tak hanya datang dari pihaknya semata. Panduan itu juga merupakan gabungan
ide dari berbagai stakeholder sepak bola. Mulai dokter timnas U-15, U-16, U-19,
serta senior, plus usul dari Exco PSSI beserta Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi.

’’Ada juga masukan dari Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri. Semua masukan
itu sedang kami kombinasikan untuk jadi formula bagi negara ini. Kondisinya
berbeda-beda kan, dicari yang cocok,’’ terangnya.

Namun, dia menekankan, semua panduan itu tidak akan berjalan jika tanpa
kerja sama banyak pihak. Artinya, kedisiplinan seluruh pihak yang nantinya terhubung
dalam sepak bola Indonesia jadi salah satu hal terpenting. ’’Disiplin, itu
kuncinya. Karena kalau mau pakai protokol mana pun, baik dari AFC, FIFA, WHO,
ataupun Premier League, kalau tidak disiplin, selesai semuanya,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Menantang Sang Filsuf

Nah, khusus untuk kompetisi, pria yang akrab disapa Papi itu rencananya
melakukan kerja sama dengan seluruh dokter tim di klub Liga 1 dan Liga 2.
Pihaknya bakal menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait bagaimana protokol
kesehatan untuk kompetisi. Baik standar kesehatannya hingga adanya sertifikasi
kalau semua dokter tim itu sudah memahami protokol kesehatan milik PSSI.

Papi mengaku sudah beberapa kali rapat dengan pihak Kemenkes. Rapat yang
membahas bagaimana protokol kesehatan dalam pertandingan sepak bola. ’’Panduan
yang sudah dibuat dan akan dibuat akan disosialisasikan dengan seluruh dokter
tim. Ini yang dinamakan menyamakan persepsi,’’ jelasnya.

Cara untuk menyamakan persepsi adalah melakukan virtual meeting hingga
workshop. Pihaknya sendiri masih menyusun waktu yang tepat untuk
menjalankannya. ’’Ya, kami harap setelah ikut virtual meeting dan workshop,
dokter-dokter tim ini paham bagaimana menjalankan latihan hingga pertandingan
dalam keadaan new normal,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Siapkan Atlet Porprov 2023, ESI Palangka Raya Fokus Penjaringan

Bukti bahwa para dokter sudah paham akan protokol kesehatan yang sudah
disusun direncanakan berbentuk sertifikat. Rencananya, Papi menggandeng
Kemenkes untuk mengeluarkan sertifikasi tersebut. ’’Akan ditandatangani
Kemenkes dan PSSI. Mereka yang punya ini dianggap sudah bisa menjalankan
protokol kesehatan dengan baik, jadi tidak ada yang salah nantinya,’’ ucap pria
yang juga dokter timnas senior itu.

Sejauh ini, pihaknya masih menunggu soal format kompetisi yang akan
diketok PSSI dalam waktu dekat. Jika sudah tahu formatnya, panduan yang sudah
ada tinggal disesuaikan. ’’Belum tahu formatnya, fokus di satu wilayah atau
tidak belum tahu. Yang pasti, nanti kami dan dokter tim diskusi lagi bagaimana
melakukan pengawasan ketika sebelum, saat, dan sesudah pertandingan. Termasuk
pengawasan hotel menginap. Apakah hotel yang dipakai ada tamu atau tidak, semua
harus detail. Tidak main-main ini,’’ jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru