PROKALTENG.CO-Sah tiga pemain diaspora Indonesia di Eropa resmi menjadi WNI setelah melakukan proses panjang yang dilakukan. Ketiga pemain tersebut menjalani sumpah Warga Negara Indonesia di Roma, Italia, pada Senin (10/3).
Tiga pemain yang berpindah kewarganegaraan mereka adalah Emil Audero (GK), Dean James (LB), dan Joey Pelupessy (CM). Ketiga pemain tersebut memiliki posisi berbeda mulai dari kiper, bek, dan gelandang.
Tiga pemain diaspora Indonesia di Benua Biru tersebut menambah pasukan Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026, namun mereka tak langsung tampil meski resmi menjadi WNI.
Emil Audero, Dean James, dan Pelupessy harus melakukan tahap perpindahan federasi dari UEFA ke AFC terlebih dahulu sebagai syarat sah untuk menjadi pemain Timnas Indonesia dalam ajang sepak bola resmi antarnegara.
Kehadiran Emil Audero menambah slot penjaga gawang Timnas Indonesia semakin sengit, sebelumnya kiper tim Merah Putih diisi Maarten Paes, Ernando Ari, bahkan Nadeo Argawinata. Kemungkinan besar kiper non diaspora hanya diberikan satu tempat di posisi penjaga gawang, mengingat dua kiper yang tampil di kompetisi lebih baik akan mendapat posisi pada slot utama dan kedua.
Pemain kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini berpotensi menggusur posisi kiper lokal dari Liga 1 karena pengalaman dan kualitas yang dimilikinya. Bahkan, posisi Maarten Paes berpotensi akan tergantikan jika tidak menunjukan performa yang lebih baik.
Pengalaman dan kualitas Emil Audero saat ini berada di level Italia karena dirinya menjadi pilihan utama klub Serie B Italia, Palermo FC. Tentu akan menjadi batu ganjalan bagi Maarten Paes di kiper utama Garuda.
Sektor penjaga gawang Indonesia tentu berpotensi akan tergusur, tercatat sejak ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Timnas telah memainkan 4 penjaga gawang di antaranya Maarten Paes, Ernando Ari, Nadeo Argawinata, dan Adi Satryo.
Berikut statistik dan rekam perjalanan 3 kiper Liga 1 selama tampil di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.

- Ernando Ari
Ernando Ari menjadi kiper lokal dari Liga 1 yang memiliki kesempatan terbanyak tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ernando menjadi kiper termuda di ajang ini saat usianya masih menginjak 20 tahun.
Ernando mencatatkan 5 laga pada ajang ini saat melawan Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, dan Irak. Dirinya menjadi andalan Timnas ketika Maarten Paes belum mendapat status WNI pada 2024.
5 laga yang dijalani oleh kiper andalan Persebaya ini begitu apik melawan 3 tim ASEAN pada babak awal. Ia hanya kebobolan tiga gol dalam 5 laga pada babak Kualifikasi melawan Filipina, Brunei, dan Vietnam.
Dirinya merasakan kebobolan saat melawan Filipina 1-1 dan kalah 2-0 dari Irak beberapa waktu lalu. Total dirinya telah tampil 450 menit dalam ajang akbar ini. Diapun melakukan tiga kali cleansheet selama ajang Kualifikasi.

- Nadeo Argawinata
Nadeo Argawinata adalah sosok penjaga gawang yang juga mencicipi sengitnya Kualifikasi Piala Dunia ini. Pemain milik Borneo FC ini menjadi pemain dengan menit terbanyak kedua setelah Ernando.
Dia menjadi penjaga gawang utama Timnas Indonesia saat menghadapi Brunei Darussalam dan Irak pada 2023 lalu. Dirinya tampil 180 menit pada dua laga itu, namun ia hanya mampu sekali cleansheet saat menghadapi Brunei.
Ketika menghadapi Irak, gawang yang ia jaga mengalami 5 kali kebobolan saat itu laga tersebut berlangsung di Stadion Basra Irak. Selepas itu, posisi Nadeo tergeser oleh Ernando pada Kualifikasi leg kedua.

- Adi Satryo
Kiper PSIS Semarang Muhammad Adi Satryo menjadi kiper dengan menit bermain paling sedikit di antara ketiga penjaga gawang jebolan Liga 1. Dia hanya tampil sekali pada saat melawan Vietnam di Gelora Bung Karno.
Tampil bersama Timnas Indonesia senior di ajang ini, ia tampil 90 menit penuh, saat itu kiper kelahiran Tangerang ini menggantikan peran Ernando Ari yang mengalami cedera bahu. Adi Satryo lebih dipercaya sebagai kiper utama Timnas dibanding Nadeo Argawinata saat itu.
Namun, saat ini Adi Satryo tak dipanggil oleh Patrick Kluivert dan pelatih kiper Timnas. Posisi di klub pun juga tergusur oleh Syahrul Trisna imbas cedera otot yang dialaminya yang mungkin membuat jajaran pelatih Timnas tak memanggilnya. (jpc)