28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pendukung PS Ngada Demo Lagi ke PSSI Pusat

JAKARTA – Pendukung PS
Ngada yang berasal dari Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) di
Jakarta, menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI, FX Sudirman, Jakarta, Rabu
(8/1) sore. Mereka kecewa, sebab sampai saat ini tidak terlihat hasil
investigasi dari tim ad hoc yang dibentuk PSSI untuk menelusuri mafia bola di
Liga 3.

“Sudah hampir dua
minggu dari aksi kami sebelumnya, tetapi belum ada hasil. Kami menghubungi Pak
Joko Purwoko—anggota tim ad hoc investigasi— juga tidak dibalas. Kemana dia?
Sebetulnya dikerjakan atau tidak,” ujar Ketua Garda NTT Yons Ebit dalam pesan
elektronik yang diterima, Kamis (9/1).

Usai menggelar unjuk rasa, Garda NTT kembali
bertemu perwakilan PSSI. Kali ini tak ada tim ad hoc investigasi. Deputi Sekjen
PSSI Dessy Afrianto yang menemui pengunjuk rasa. Hanya saja, diskusi berjalan
buntu.

“Kami tidak puas dengan
pertemuan ini. Satu per satu seperti cuci tangan. Kami juga tidak bisa menemui
petinggi PSSI. Kami akan kembali minggu depan,” ucap Ebit.

Baca Juga :  Musorprovlub! Tiga Bakal Caketum KONI Kalteng Menyerahkan Berkas

Sementara itu, Sekjen
Garda NTT Marlin Bato mengatakan, PSSI sebagai lembaga tertinggi sepak bola
Indonesia tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PS Ngada. Ia
menduga peran mafia masih begitu kuat mafioso yang terjadi di manajemen PSSI
2019-2023.

“PSSI sebagai Lembaga
tertinggi tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN Ngada
tersebut, kami juga menduga begitu kuatnya mafioso-mafioso yang tercatat di
kubu PSSI sehingga keadilan tidak kunjung kami dapatkan,” katanya.

Dalam aksinya massa
kembali mendesak kasus dugaan mafia bola di Liga 3 yang mengorbankan PS Ngada
untuk diusut tuntas. Mereka juga ingin perangkat pertandingan yang membuat data
salah soal akumulasi kartu diberhentikan. Bahkan, Garda NTT mendesak Ketua dan
Wakil Ketua Umum PSSI mundur serta pembekuan sementara federasi.

Sebelumnya Garda NTT
juga menggelar aksi yang sama pada 20 Desember 2019 lalu. Mereka diterima
pengurus PSSI yang diwakili tim ad hoc investigasi yang dibentuk. Tim diketuai
Sonhadji (anggota Komite Eksekutif PSSI), menjanjikan akan memanggil
pihak-pihak terkait kasus PSN.

Baca Juga :  Dua Gol Willian Permalukan Tottenham

PSN diketahui menerima
sanksi pengurangan tiga poin dan gagal lolos ke babak 16 besar, Liga 3
nasional. Panitia Disiplin (Pandis) Liga 3 berpendapat PSN menurunkan pemain
tidak sah yang sedang menjalani hukuman akumulasi kartu saat melawan Putra
Sinar Giri, yakni Kiken Mentinus Wea. Namun, pihak PSN punya alasan tetap
menurunkan Kiken.

Sang pemain tercatat
tidak menerima kartu sebelumnya di laga versus Gaspa 1958 yang menyebabkan
akumulasi. Artinya, Kiken dinilai tetap merupakan pemain yang sah untuk bisa
diturunkan.

Janji PSSI untuk mengusut kasus tersebut hingga
saat ini belum membuahkan hasil. Hal inilah yang membawa Garda NTT kembali
berunjukrasa ke markas PSSI. (gir/jpnn)

JAKARTA – Pendukung PS
Ngada yang berasal dari Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) di
Jakarta, menggelar unjuk rasa di depan Kantor PSSI, FX Sudirman, Jakarta, Rabu
(8/1) sore. Mereka kecewa, sebab sampai saat ini tidak terlihat hasil
investigasi dari tim ad hoc yang dibentuk PSSI untuk menelusuri mafia bola di
Liga 3.

“Sudah hampir dua
minggu dari aksi kami sebelumnya, tetapi belum ada hasil. Kami menghubungi Pak
Joko Purwoko—anggota tim ad hoc investigasi— juga tidak dibalas. Kemana dia?
Sebetulnya dikerjakan atau tidak,” ujar Ketua Garda NTT Yons Ebit dalam pesan
elektronik yang diterima, Kamis (9/1).

Usai menggelar unjuk rasa, Garda NTT kembali
bertemu perwakilan PSSI. Kali ini tak ada tim ad hoc investigasi. Deputi Sekjen
PSSI Dessy Afrianto yang menemui pengunjuk rasa. Hanya saja, diskusi berjalan
buntu.

“Kami tidak puas dengan
pertemuan ini. Satu per satu seperti cuci tangan. Kami juga tidak bisa menemui
petinggi PSSI. Kami akan kembali minggu depan,” ucap Ebit.

Baca Juga :  Musorprovlub! Tiga Bakal Caketum KONI Kalteng Menyerahkan Berkas

Sementara itu, Sekjen
Garda NTT Marlin Bato mengatakan, PSSI sebagai lembaga tertinggi sepak bola
Indonesia tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PS Ngada. Ia
menduga peran mafia masih begitu kuat mafioso yang terjadi di manajemen PSSI
2019-2023.

“PSSI sebagai Lembaga
tertinggi tidak sanggup menyelesaikan persoalan yang menimpa PSN Ngada
tersebut, kami juga menduga begitu kuatnya mafioso-mafioso yang tercatat di
kubu PSSI sehingga keadilan tidak kunjung kami dapatkan,” katanya.

Dalam aksinya massa
kembali mendesak kasus dugaan mafia bola di Liga 3 yang mengorbankan PS Ngada
untuk diusut tuntas. Mereka juga ingin perangkat pertandingan yang membuat data
salah soal akumulasi kartu diberhentikan. Bahkan, Garda NTT mendesak Ketua dan
Wakil Ketua Umum PSSI mundur serta pembekuan sementara federasi.

Sebelumnya Garda NTT
juga menggelar aksi yang sama pada 20 Desember 2019 lalu. Mereka diterima
pengurus PSSI yang diwakili tim ad hoc investigasi yang dibentuk. Tim diketuai
Sonhadji (anggota Komite Eksekutif PSSI), menjanjikan akan memanggil
pihak-pihak terkait kasus PSN.

Baca Juga :  Dua Gol Willian Permalukan Tottenham

PSN diketahui menerima
sanksi pengurangan tiga poin dan gagal lolos ke babak 16 besar, Liga 3
nasional. Panitia Disiplin (Pandis) Liga 3 berpendapat PSN menurunkan pemain
tidak sah yang sedang menjalani hukuman akumulasi kartu saat melawan Putra
Sinar Giri, yakni Kiken Mentinus Wea. Namun, pihak PSN punya alasan tetap
menurunkan Kiken.

Sang pemain tercatat
tidak menerima kartu sebelumnya di laga versus Gaspa 1958 yang menyebabkan
akumulasi. Artinya, Kiken dinilai tetap merupakan pemain yang sah untuk bisa
diturunkan.

Janji PSSI untuk mengusut kasus tersebut hingga
saat ini belum membuahkan hasil. Hal inilah yang membawa Garda NTT kembali
berunjukrasa ke markas PSSI. (gir/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru