26.2 C
Jakarta
Wednesday, July 23, 2025

Dijegal Dimotrov, Gagal ke Semifinal

NEW YORK– Sudah 10 tahun lamanya Roger
Federer mendambakan trofi dari Amerika Serikat (AS) Terbuka. Kali terakhir dia
meraihnya pada 2008. Tahun ini, dia begitu percaya penantian itu akan berakhir.
Bahkan, dia mendambakan bertemu Rafael Nadal di final.

Nah, jangankan final. King Fed—begitu dia
dijuluki—gagal melangkah ke semifinal. Gangguan punggung membuat penampilannya
tidak maksimal. Federer menyerah kepada Grigor Dimitrov 6-3, 4-6, 6-3, 4-6, 2-6
kemarin WIB. ”Kurasa ini momentumnya Grigor. Bukan momentum tubuhku. Jadi…
ya nggak apa-apa,” tutur Federer, seperti dilansir The New York Times.

Ucapan itu tidak menggambarkan perasaan
Federer yang sebenarnya. Kepada BBC, dia mencetus sangat kecewa. Karena dia
merasa di pertandingan kemarin dia bisa menampilkan permainan terbaik. Meski
sempat bersusah payah di babak-babak awal. Dan, bukan hanya Federer yang
kecewa. Fans pun bingung melihat permainan pria 38 tahun itu di dua set
terakhir.

Terutama set kelima, King Fed menurun
habis-habisan. Poin-poinnya macet (Dimitrov memenangi game terakhir dengan
posisi love buat Federer). Pengembaliannya dibabat dengan mudah. Voli-volinya
mati. Keseruan tiap game telah padam. Dia memberi selamat Dimitrov, menuju ke
kursi, melepas headband, mengemas barang, lalu menghilang sampai 13 menit
sebelum tengah malam.

Baca Juga :  Juventus dan Atletico Madrid Berjaya

Dia bermain buruk sekali kemarin. Federer
membukukan 61 unforced errors, berbanding 41 yang dibuat Dimitrov. Dia hanya
mampu mengonversikan 14 break points. Dan dia kehilangan game pertama pada dua
set terakhir. Padahal posisinya memegang servis. Aneh sekali. ”Awal set
keempat tidak ideal. Awal set kelima tidak ideal,” tutur Federer dengan nada
tidak percaya. Seolah badannya tidak mengirim sinyal sebelumnya.

Benar, Federer kehilangan masing-masing satu
set di babak pertama dan kedua. Namun, saat melawan Daniel Evans di babak
ketiga, punggungnya seperti baik-baik saja. Dia sangat prima. Begitu pun kala
meladeni petenis peringkat 15 David Goffin di babak keempat. Tanpa cela.
Bahkan, Goffin dihajar 6-2, 6-2, 6-0.

”Aku berada dalam kondisi yang sangat bagus.
Aku punya dua hari untuk istirahat sebelum pertandingan ini. Tapi kalah,”
tuturnya gemas. Yang bikin dia makin gemas, beberapa musuh besarnya sudah
tersingkir. Misalnya Novak Djokovic, yang dari drawing seharusnya bertemu
dengan dia di semifinal.

Kesedihan itu bahkan membuat Federer, yang
biasanya sangat optimistis, tidak lagi bersemangat ketika mendapat pertanyaan
klise: apakah dia bisa memenangkan grand slam lagi. ”Aku nggak punya bola
kristal (untuk meramal). Kamu punya?” tantangnya. ”Tentu aku ingin menang
grand slam lagi. Musim ini masih positif kok,” kilahnya.

Baca Juga :  Kompetisi Dihentikan, Makan Konate Putuskan Pulang Kampung

Di sisi lain, bagi Dimitrov, ini adalah
kemenangan perdananya atas Federer. Plus, tiket semifinal AS Terbuka yang
pertama. Sebelumnya, dari tujuh pertemuan, pemain yang 10 tahun lebih muda dari
Federer itu selalu keok. Hanya mencuri dua set dari total 18 set. ”Aku yakin
tadi itu Roger tidak 100 persen. Aku beruntung saja,” kata Dimitrov,
menyembunyikan rasa bahagianya.

Dimitrov menembukan momentum di set kedua.
Tepatnya ketika leading 4-2. Dia merasa, dia bisa memenangkan pertandingan ini.
Pemain yang dijuluki Baby Fed berkat one-handed backhand seperti milik Federer
itu menyajikan pukulan-pukulan melengkung dari baseline yang sulit dijangkau
Federer. Dia juga pintar mengubah ritme permainan ketika Federer sudah bisa
membaca pukulannya.

Tiket semifinal grand slam menjadi hadiah
manis buat kesabaran Dimitrov. Pemain yang dua tahun lalu menikmati indahnya
menjadi nomor 3 dunia itu datang ke AS Terbuka sebagai pemain peringkat 78.
Gara-gara cedera, tentu saja. Awal tahun ini, dia menjalani operasi bahu. ”Itu
masa-masa yang gelap banget, sampai aku nggak mau mengingatnya. Aku cedera,
kehilangan poin, kehilangan ranking. Titik terendah dalam karirku,” curhatnya.
(irr/na/jpg)

NEW YORK– Sudah 10 tahun lamanya Roger
Federer mendambakan trofi dari Amerika Serikat (AS) Terbuka. Kali terakhir dia
meraihnya pada 2008. Tahun ini, dia begitu percaya penantian itu akan berakhir.
Bahkan, dia mendambakan bertemu Rafael Nadal di final.

Nah, jangankan final. King Fed—begitu dia
dijuluki—gagal melangkah ke semifinal. Gangguan punggung membuat penampilannya
tidak maksimal. Federer menyerah kepada Grigor Dimitrov 6-3, 4-6, 6-3, 4-6, 2-6
kemarin WIB. ”Kurasa ini momentumnya Grigor. Bukan momentum tubuhku. Jadi…
ya nggak apa-apa,” tutur Federer, seperti dilansir The New York Times.

Ucapan itu tidak menggambarkan perasaan
Federer yang sebenarnya. Kepada BBC, dia mencetus sangat kecewa. Karena dia
merasa di pertandingan kemarin dia bisa menampilkan permainan terbaik. Meski
sempat bersusah payah di babak-babak awal. Dan, bukan hanya Federer yang
kecewa. Fans pun bingung melihat permainan pria 38 tahun itu di dua set
terakhir.

Terutama set kelima, King Fed menurun
habis-habisan. Poin-poinnya macet (Dimitrov memenangi game terakhir dengan
posisi love buat Federer). Pengembaliannya dibabat dengan mudah. Voli-volinya
mati. Keseruan tiap game telah padam. Dia memberi selamat Dimitrov, menuju ke
kursi, melepas headband, mengemas barang, lalu menghilang sampai 13 menit
sebelum tengah malam.

Baca Juga :  Juventus dan Atletico Madrid Berjaya

Dia bermain buruk sekali kemarin. Federer
membukukan 61 unforced errors, berbanding 41 yang dibuat Dimitrov. Dia hanya
mampu mengonversikan 14 break points. Dan dia kehilangan game pertama pada dua
set terakhir. Padahal posisinya memegang servis. Aneh sekali. ”Awal set
keempat tidak ideal. Awal set kelima tidak ideal,” tutur Federer dengan nada
tidak percaya. Seolah badannya tidak mengirim sinyal sebelumnya.

Benar, Federer kehilangan masing-masing satu
set di babak pertama dan kedua. Namun, saat melawan Daniel Evans di babak
ketiga, punggungnya seperti baik-baik saja. Dia sangat prima. Begitu pun kala
meladeni petenis peringkat 15 David Goffin di babak keempat. Tanpa cela.
Bahkan, Goffin dihajar 6-2, 6-2, 6-0.

”Aku berada dalam kondisi yang sangat bagus.
Aku punya dua hari untuk istirahat sebelum pertandingan ini. Tapi kalah,”
tuturnya gemas. Yang bikin dia makin gemas, beberapa musuh besarnya sudah
tersingkir. Misalnya Novak Djokovic, yang dari drawing seharusnya bertemu
dengan dia di semifinal.

Kesedihan itu bahkan membuat Federer, yang
biasanya sangat optimistis, tidak lagi bersemangat ketika mendapat pertanyaan
klise: apakah dia bisa memenangkan grand slam lagi. ”Aku nggak punya bola
kristal (untuk meramal). Kamu punya?” tantangnya. ”Tentu aku ingin menang
grand slam lagi. Musim ini masih positif kok,” kilahnya.

Baca Juga :  Kompetisi Dihentikan, Makan Konate Putuskan Pulang Kampung

Di sisi lain, bagi Dimitrov, ini adalah
kemenangan perdananya atas Federer. Plus, tiket semifinal AS Terbuka yang
pertama. Sebelumnya, dari tujuh pertemuan, pemain yang 10 tahun lebih muda dari
Federer itu selalu keok. Hanya mencuri dua set dari total 18 set. ”Aku yakin
tadi itu Roger tidak 100 persen. Aku beruntung saja,” kata Dimitrov,
menyembunyikan rasa bahagianya.

Dimitrov menembukan momentum di set kedua.
Tepatnya ketika leading 4-2. Dia merasa, dia bisa memenangkan pertandingan ini.
Pemain yang dijuluki Baby Fed berkat one-handed backhand seperti milik Federer
itu menyajikan pukulan-pukulan melengkung dari baseline yang sulit dijangkau
Federer. Dia juga pintar mengubah ritme permainan ketika Federer sudah bisa
membaca pukulannya.

Tiket semifinal grand slam menjadi hadiah
manis buat kesabaran Dimitrov. Pemain yang dua tahun lalu menikmati indahnya
menjadi nomor 3 dunia itu datang ke AS Terbuka sebagai pemain peringkat 78.
Gara-gara cedera, tentu saja. Awal tahun ini, dia menjalani operasi bahu. ”Itu
masa-masa yang gelap banget, sampai aku nggak mau mengingatnya. Aku cedera,
kehilangan poin, kehilangan ranking. Titik terendah dalam karirku,” curhatnya.
(irr/na/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru