PEMBAHASAN peta politik Pemilihan Presiden 2024 dinilai terlalu
jauh lantaran Pilpres 2019 baru saja selesai. Hal itu dikatakan mantan Cawapres
Sandiaga Salahuddin Uno.
Menurutnya, rakyat Indonesia saat
ini lebih tertarik membahas permasalahan kesejahteraan dibandingkan dengan
manuver elite politik.
“Menurut saya ini prematur
sekali dan pasti menarik untuk para pengamat atau para politisi. Tapi bagi
rakyat kebanyakan, tentunya mereka juga akan melihat (nasib) bulan-bulan ke
depan, ekonomi bagaimana? Apakah semakin lebih baik?” ucap Sandi di acara
diskusi di ILC, Selasa malam (30/7).
Bahkan kata Sandi, masyarakat
malah akan kecewa kepada para elite jika tidak ada perubahan setelah Pilpres
2019. Hal itu berkenaan dengan janji soal perbaikan ekonomi yang disampaikan
dalam debat kandidat Capres dan Cawapres beberapa waktu lalu.
“Saya memiliki data yang
menunjukkan sekitar 60 persen dari masyarakat itu menunggu perbaikan ekonomi
yang dijanjikan pada debat-debat kemarin. Dan 6 bulan dari 17 April, yaitu
sekitar 17 Oktober kalau belum ada perubahan yang dirasakan oleh mereka, ini
akan menimbulkan kekecewaan,” jelasnya.
Dengan demikian, Sandi mengajak
kepada para elite agar tidak terjebak pada siklus politik 5 tahunan yang belum
berjalan dan lebih mengedepankan persoalan ekonomi yang saat ini ada di depan
mata.
“Yang 2019 saja belum
membentuk kabinet, belum dilantik, udah ngomong 2024. Akhirnya kita lupa dengan
apa yang sebetulnya kita hadapi di 2019, 2020, 2021 agenda-agenda besar yang
kemarin kita perdebatkan,” lanjut Sandi.
“Bagaimana perjuangan
mengadu gagasan, tiba-tiba sekarang bulan Juli, belum sampai bulan Oktober udah
ngomong 2024?” tandasnya. (rmol/kpc)