Site icon Prokalteng

Pertarungan Pilgub Kalteng Berpotensi Empat Poros

Nadalsyah - Supian Hadi - Abdul Razak - Agustiar Sabran

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO-Pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) makin menghangat. Perburuan rekomendasi dan gerilya mencari koalisi terus dilakukan.

Dinamika politik pun terus terjadi. Sejauh ini berpotensi tercipta empat poros yang akan bertarung pada pilkada 27 November mendatang.

Sejak awal Juli lalu, muncul empat figur yang berpotensi sebagai bakal calon gubernur (bacalgub). Mereka adalah Abdul Razak yang sudah mendapat surat tugas dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Supian Hadi yang mengantongi rekomendasi dari DPP PAN, Agustiar Sabran yang diusung Partai Gerindra, dan H Nadalsyah yang digadang-gadang bakal diusung PDIP dan Demokrat.

Dalam beberapa pekan terakhir, dinamika politik kian menghangat, menyusul diumumkannya rekomendasi dari DPP Gerindra untuk mengusung pasangan Agustiar Sabran-Edy Pratowo. Sebagaimana diketahui, Edy merupakan Wagub Kalteng saat ini dan merupakan kader senior Partai Golkar.

Beberapa kalangan meyakini Partai Golkar juga akan mengikuti langkah Partai Gerindra untuk mengusung Agustiar-Edy. Namun, DPD Partai Golkar Kalteng sudah terlebih dahulu mengusung Abdul Razak sebagai bacalgub Kalteng.

Menyikapi isu yang sedang menghangat ini, Sekretaris DPD Partai Golkar Kalteng Suhartono Firdaus mengaku, dalam waktu dekat DPP Partai Golkar akan mengusung kadernya sebagai bakal calon gubernur Kalteng.

“Insyaallah dalam waktu dekat DPP Partai Golkar akan mengusung kader sebagai bakal calon gubernur, bukan bakal calon wakil gubernur,” ungkap Suhartono, seperti dikutip dari Kalteng Pos, Senin (29/7).

Ia menyebut bahwa isu Partai Golkar akan mengusung Edy Pratowo tidaklah benar. Pada sisi lain, ia melihat hal tersebut sesuatu yang wajar dalam dinamika politik, karena cukup mudah isu-isu beredar.

Meski demikian, sampai saat ini Suhartono masih optimistis bahwa dukungan Partai Golkar akan mengarah kepada Abdul Razak.

“Insyaallah wajib optimistis, kami sudah komunikasi ke DPP, sebentar lagi akan kami buktikan apa yang menjadi keyakinan itu, bahwa Partai Golkar akan mengusung kadernya, Abdul Razak sebagai bakal calon gubernur,” tegasnya.

Terpisah, pengamat politik Farid Zaky berpendapat bahwa dinamika politik di dunia poltik sudah terbiasa dengan istilah “pagi kawan, malam jadi lawan”. Sehingga tidak perlu terkejut dengan dinamika yang ada.

“Maka implikasinya, koalisi di tingkat nasional belum tentu bisa diterapkan di daerah,” tutur Farid.

Sementara, rekomendasi dari pusat adalah segala-galanya. Sehingga tidak heran orang berlomba-lomba untuk mendapatkan rekomendasi. Ia melihat saat ini Partai Golkar sedang berada pada momentum yang pas. Sosok Abdul Razak yang harus mengambil momen pada pilkada tahun ini.

“Sekarang ini Partai Golkar bagaikan biduan seksi yang diperebutkan. Tidak hanya dipandang seksi oleh kader sendiri, tetapi juga oleh kader lain atau pasangan lain, karena banyak efek domina apabila berhasil merebutnya,” ucapnya.

Karena itulah Farid menyebut terlalu dini untuk memprediksi rekomendasi akan jatuh ke siapa, karena alotnya negosiasi di tingkat DPP.

Menurutnya antara Abdul Razak dan Edy Pratowo memiliki kekuatan yang sama. Abdul Razak telah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Dorongan dari berbagai kalangan terus mengalir, sehingga patut dipertimbangkan. Sedangkan Edy Pratowo mendapat momentum ketika ia dicalonkan oleh Partai Gerindra.

“Sama-sama berpeluang, karena Pak Abdul Razak sudah mendapatkan dorongan dari berbagai kalangan, sedangkan Pak Edy mendapatkan momentum yang tepat,” ungkap Farid. (irj/ce/ala/kpg)

Exit mobile version