29.5 C
Jakarta
Tuesday, December 3, 2024

Edy Pratowo Kandidat Kuat KH 1, Elektabilitas Sering Masuk Teratas

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Nama H Edy Pratowo sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng periode 2021-2025 pendamping Gubernur H Sugianto Sabran itu dikenal sebagai politikus yang memiliki segudang pengalaman di bidang pemerintahan.

Merintis karier dari Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Edy pernah menduduki jabatan di lembaga legislatif maupun eksekutif. Itulah yang membuat dirinya disebut-sebut sebagai kandidat kuat KH 1 paket lengkap.

Hal itu diungkapkan pengamat politik, Farid Zaky Yopiannor. Menurutnya, sosok Edy dapat dikatakan sebagai bacalon gubernur atau wagub paket lengkap. Pasalnya, Edy dikenal baik di masyarakat dan bisa tampil maksimal di hadapan publik karena berwawasan luas.

“Tapi untuk bisa menempati posisi KH 1 kan ada banyak variabel, tidak hanya kecakapan sosok, ada faktor lain yang saling bergantung, secara pribadi beliau oke, sehingga di berbagai survei elektabilitasnya sering masuk yang teratas,” kata pria yang juga menjabat Direktur Barometer Kebijakan Publik dan Politik Daerah (Bajakah) Institute dilansir dari Kalteng Pos, Rabu (22/5).

Baca Juga :  Soal Membangun 40 Kota Setara Jakarta, Begini Penjelasan Cak Imin

Zaky menilai, Edy merupakan salah satu politikus yang merintis karier dari tangga bawah. Sebelum terjun ke dunia politik, Edy tercatat pernah menjadi seorang jurnalis. Pertautannya dengan politik adalah saat dia menjadi anggota DPRD Kabupaten Pulpis periode 2003-2004, lalu menjadi Ketua DPRD Pulpis periode 2004-2008, Wakil Bupati Pulpis periode 2008-2013, kemudian menjabat Bupati Pulpis selama dua periode.

“Dari wartawan, terjun ke legislatif, lalu menjadi eksekutif dengan menjadi kepala daerah di Pulpis, ini tentu menjadi lompatan karier politik yang mentereng bagi sosok Edy, beliau juga sukses menjadi kader Golkar,” ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya itu.

Meski demikian, Zaky menilai kans Edy untuk diusung menjadi KH 1 sangat kecil, mengingat ada rekan satu partainya, Abdul Razak, yang terang-terangan mengincar kursi tersebut. Secara politis, posisi Abdul Razak di DPD Golkar Kalteng lebih tinggi daripada Edy. Namun, suami dari Nunu Andriani itu tetap berpeluang besar untuk mengambil posisi wagub. Ditambah lagi dengan endorse dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.

Baca Juga :  Masyarakat Perlu Memperhatikan Kondisi Fisik dan Kesehatan

“Perlu ikhtiar politik bagi Edy, karena secara situasi dan kondisi ke depan, dia harus melihat peta koalisi dan kontestasi dulu. Dengan kapasitas dan track record-nya, saya kira masih ‘seksi’ untuk dipinang menjadi KH 2,” jelasnya.

Saat diminta tanggapan perihal namanya yang memiliki elektabilitas tinggi pada sejumlah survei bakal calon gubernur, Edy justru menanggapi dengan santai.

Jawabannya masih sama seperti yang diutarakan sebelumnya, ketika ditanya awak media perihal langkah politiknya ke depan. Ia ingin mengikuti dinamika politik yang ada seperti air yang mengalir.

“Ya, kami mengikuti survei saja, seperti air mengalir, biasa saja,” kata Edy saat diwawancarai usai menghadiri kegiatan rembuk stunting di Aula Jayang Tingang, Rabu siang (22/5). (dan/ce/ala/kpg)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Nama H Edy Pratowo sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng periode 2021-2025 pendamping Gubernur H Sugianto Sabran itu dikenal sebagai politikus yang memiliki segudang pengalaman di bidang pemerintahan.

Merintis karier dari Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Edy pernah menduduki jabatan di lembaga legislatif maupun eksekutif. Itulah yang membuat dirinya disebut-sebut sebagai kandidat kuat KH 1 paket lengkap.

Hal itu diungkapkan pengamat politik, Farid Zaky Yopiannor. Menurutnya, sosok Edy dapat dikatakan sebagai bacalon gubernur atau wagub paket lengkap. Pasalnya, Edy dikenal baik di masyarakat dan bisa tampil maksimal di hadapan publik karena berwawasan luas.

“Tapi untuk bisa menempati posisi KH 1 kan ada banyak variabel, tidak hanya kecakapan sosok, ada faktor lain yang saling bergantung, secara pribadi beliau oke, sehingga di berbagai survei elektabilitasnya sering masuk yang teratas,” kata pria yang juga menjabat Direktur Barometer Kebijakan Publik dan Politik Daerah (Bajakah) Institute dilansir dari Kalteng Pos, Rabu (22/5).

Baca Juga :  Soal Membangun 40 Kota Setara Jakarta, Begini Penjelasan Cak Imin

Zaky menilai, Edy merupakan salah satu politikus yang merintis karier dari tangga bawah. Sebelum terjun ke dunia politik, Edy tercatat pernah menjadi seorang jurnalis. Pertautannya dengan politik adalah saat dia menjadi anggota DPRD Kabupaten Pulpis periode 2003-2004, lalu menjadi Ketua DPRD Pulpis periode 2004-2008, Wakil Bupati Pulpis periode 2008-2013, kemudian menjabat Bupati Pulpis selama dua periode.

“Dari wartawan, terjun ke legislatif, lalu menjadi eksekutif dengan menjadi kepala daerah di Pulpis, ini tentu menjadi lompatan karier politik yang mentereng bagi sosok Edy, beliau juga sukses menjadi kader Golkar,” ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya itu.

Meski demikian, Zaky menilai kans Edy untuk diusung menjadi KH 1 sangat kecil, mengingat ada rekan satu partainya, Abdul Razak, yang terang-terangan mengincar kursi tersebut. Secara politis, posisi Abdul Razak di DPD Golkar Kalteng lebih tinggi daripada Edy. Namun, suami dari Nunu Andriani itu tetap berpeluang besar untuk mengambil posisi wagub. Ditambah lagi dengan endorse dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.

Baca Juga :  Masyarakat Perlu Memperhatikan Kondisi Fisik dan Kesehatan

“Perlu ikhtiar politik bagi Edy, karena secara situasi dan kondisi ke depan, dia harus melihat peta koalisi dan kontestasi dulu. Dengan kapasitas dan track record-nya, saya kira masih ‘seksi’ untuk dipinang menjadi KH 2,” jelasnya.

Saat diminta tanggapan perihal namanya yang memiliki elektabilitas tinggi pada sejumlah survei bakal calon gubernur, Edy justru menanggapi dengan santai.

Jawabannya masih sama seperti yang diutarakan sebelumnya, ketika ditanya awak media perihal langkah politiknya ke depan. Ia ingin mengikuti dinamika politik yang ada seperti air yang mengalir.

“Ya, kami mengikuti survei saja, seperti air mengalir, biasa saja,” kata Edy saat diwawancarai usai menghadiri kegiatan rembuk stunting di Aula Jayang Tingang, Rabu siang (22/5). (dan/ce/ala/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru