PROKALTENG.CO – Fairid Naparin belum bicara banyak. Tapi suara-suara dari bawah sudah lebih dulu ribut. Di Kalimantan Tengah, partai beringin tampaknya mulai menyatu pada satu nama Fairid.
Sejak awal Juli, kabar tentang siapa yang akan memimpin DPD Partai Golkar Kalteng mulai berembus. Pelan tapi pasti, menguat. Dan kini, hanya tersisa dua DPD kabupaten yang belum memberi jawaban. Selebihnya, dua belas DPD sudah sepakat dengan nama Fairid.
Apakah ini kejutan? Tidak juga. Fairid bukan nama baru. Ia dua kali menjadi wali kota. Dan sekarang masih memimpin Kota Cantik. Ia masih muda, punya gaya eksekutif yang tak terlalu birokratis. Dan, yang paling penting. Punya jaringan ke pusat. Itu yang dibutuhkan Golkar sekarang.
Yang membenarkan kabar itu adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Golkar Kota Palangka Raya, Fajri. Ia bilang, tujuh DPD sudah kirim dukungan secara resmi. Lima lainnya, tinggal soal administrasi.
“Sejauh ini, tujuh DPD sudah menyampaikan dukungan secara resmi dan tertulis kepada Bung Fairid Naparin. Lima DPD lainnya juga telah menyatakan sikap mendukung dan saat ini masih dalam proses melengkapi dokumen dukungan secara administratif. Total ada 12 DPD yang telah menyatakan dukungan. Hanya dua DPD yang hingga kini belum memberikan jawaban,” katanya dilansir dari Kalteng.co.
Prosesnya, kata Fajri, rapi. Surat dukungan dibubuhi tanda tangan ketua dan sekretaris masing-masing, lengkap dengan cap partai. Tidak ada yang main belakang. Semuanya terang benderang. Lalu, bagaimana dengan lawan-lawan Fairid?
Itulah yang menarik. Mungkin sedang menunggu. Atau mungkin memang tak ada yang cukup kuat melawan.
Bukan berarti tanpa kritik. Ada saja yang mempertanyakan. Apakah Fairid akan benar-benar membawa warna baru? Tapi Golkar Kalteng tampaknya sudah mantap. Ini bukan hanya soal elektabilitas, tapi juga soal gaya kepemimpinan.
Fairid dianggap punya modal itu. “Beliau adalah sosok yang enerjik, punya pengalaman eksekutif, dan rekam jejak kepemimpinan yang terbukti,” kata Fajri. Ia juga menambahkan, Fairid punya komunikasi yang baik ke pusat. Hal yang semakin penting menjelang 2029.
Musda belum dimulai. Tapi aroma hasilnya sudah tercium. Akan ada konsolidasi lagi dalam waktu dekat. Para DPD yang sudah dukung Fairid akan bertemu. Mungkin untuk menyamakan langkah, atau sekadar memastikan bahwa arah angin tak berubah.
“Kami ingin menjaga suasana tetap solid, kondusif, dan bersatu. Golkar harus terus tampil sebagai partai besar yang mampu merangkul semua elemen. Dan Bung Fairid memiliki kapasitas serta karakter kepemimpinan yang inklusif untuk mewujudkan hal tersebut,” ucap Fajri lagi.
Jika semua berjalan sesuai skenario, Fairid tinggal menunggu waktu. Tapi politik bukan matematika. Selalu ada ruang untuk kejutan. Namun, jika tidak ada badai di menit-menit akhir, maka peta kekuatan Golkar Kalteng sudah jelas. Menguning di satu sisi. Yang menarik. Dua DPD yang belum bersuara, akan ke mana? (pra/tim)