32.8 C
Jakarta
Monday, June 23, 2025

DPR Dukung Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia

Bahas Peluang Kerja Sama Strategis Sektor Energi, Termasuk Proyek Modernisasi Kilang Migas

PROKALTENG.CO – Komisi XII DPR RI, menyatakan dukungan terhadap hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia. Salah satunya membahas peluang kerja sama strategis di sektor energi. Termasuk proyek modernisasi kilang migas di Indonesia.

Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, isu kerja sama energi menjadi salah satu topik utama yang disepakati untuk diperkuat ke depan.

“Kunjungan Presiden ke Rusia membuka peluang konkret di sektor energi. Termasuk potensi alih teknologi dan investasi dari Rusia dalam proyek-proyek modernisasi kilang di Indonesia. Ini langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Anggota Komisi XII DPR RI, Mukhtarudin, Minggu (22/6).

Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini menyoroti. Bahwa kapasitas kilang nasional saat ini masih tertinggal dibandingkan negara tetangga. Berdasarkan data Kementerian ESDM, total kapasitas kilang di Indonesia hanya sekitar 1,1 juta barel per hari.

Baca Juga :  Ini 25 Orang Caleg DPRD Batara Terpilih yang Ditetapkan KPU

Sedangkan konsumsi BBM nasional sudah mencapai 1,5 juta barel per hari. Ketimpangan ini membuat Indonesia masih bergantung pada impor BBM, yang menyedot anggaran subsidi energi dan membuat APBN rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia.

“Dengan modernisasi kilang dan teknologi mutakhir, kita bisa tingkatkan efisiensi produksi dan tekan impor BBM yang tahun lalu tembus 26 juta kiloliter, setara ratusan triliun rupiah,” jelas legislator asal Kalimantan Tengah itu.

Di sisi lain. Mukhtarudin juga mengingatkan pentingnya respons strategis pemerintah terhadap dinamika geopolitik global. Konflik antara Iran dan Israel yang terus memanas berpotensi memicu lonjakan harga minyak dan mengganggu pasokan global.

Terutama karena posisi Iran sebagai salah satu eksportir minyak terbesar dunia. Harga minyak mentah jenis Brent, bahkan sempat menyentuh USD 86 per barel akibat ketegangan ini.

Baca Juga :  Anies Yakin Hukuman Memiskinkan Bisa Bikin Jera Koruptor

“Pemerintah harus punya mitigasi. Krisis geopolitik bisa lonjakan harga minyak dan gas, dan ini langsung berimbas ke APBN, daya beli masyarakat, dan sektor industri,” tegasnya.

“Di tengah dunia yang makin tak pasti, Indonesia butuh pijakan kuat di sektor energi. Modernisasi kilang, penguatan cadangan nasional, dan diversifikasi ke energi terbarukan bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Saat dunia bergejolak, kemandirian energi adalah fondasi kedaulatan kita sebagai bangsa,” ucap Mukhtarudin.(ind)

PROKALTENG.CO – Komisi XII DPR RI, menyatakan dukungan terhadap hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia. Salah satunya membahas peluang kerja sama strategis di sektor energi. Termasuk proyek modernisasi kilang migas di Indonesia.

Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, isu kerja sama energi menjadi salah satu topik utama yang disepakati untuk diperkuat ke depan.

“Kunjungan Presiden ke Rusia membuka peluang konkret di sektor energi. Termasuk potensi alih teknologi dan investasi dari Rusia dalam proyek-proyek modernisasi kilang di Indonesia. Ini langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Anggota Komisi XII DPR RI, Mukhtarudin, Minggu (22/6).

Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini menyoroti. Bahwa kapasitas kilang nasional saat ini masih tertinggal dibandingkan negara tetangga. Berdasarkan data Kementerian ESDM, total kapasitas kilang di Indonesia hanya sekitar 1,1 juta barel per hari.

Baca Juga :  Ini 25 Orang Caleg DPRD Batara Terpilih yang Ditetapkan KPU

Sedangkan konsumsi BBM nasional sudah mencapai 1,5 juta barel per hari. Ketimpangan ini membuat Indonesia masih bergantung pada impor BBM, yang menyedot anggaran subsidi energi dan membuat APBN rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia.

“Dengan modernisasi kilang dan teknologi mutakhir, kita bisa tingkatkan efisiensi produksi dan tekan impor BBM yang tahun lalu tembus 26 juta kiloliter, setara ratusan triliun rupiah,” jelas legislator asal Kalimantan Tengah itu.

Di sisi lain. Mukhtarudin juga mengingatkan pentingnya respons strategis pemerintah terhadap dinamika geopolitik global. Konflik antara Iran dan Israel yang terus memanas berpotensi memicu lonjakan harga minyak dan mengganggu pasokan global.

Terutama karena posisi Iran sebagai salah satu eksportir minyak terbesar dunia. Harga minyak mentah jenis Brent, bahkan sempat menyentuh USD 86 per barel akibat ketegangan ini.

Baca Juga :  Anies Yakin Hukuman Memiskinkan Bisa Bikin Jera Koruptor

“Pemerintah harus punya mitigasi. Krisis geopolitik bisa lonjakan harga minyak dan gas, dan ini langsung berimbas ke APBN, daya beli masyarakat, dan sektor industri,” tegasnya.

“Di tengah dunia yang makin tak pasti, Indonesia butuh pijakan kuat di sektor energi. Modernisasi kilang, penguatan cadangan nasional, dan diversifikasi ke energi terbarukan bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Saat dunia bergejolak, kemandirian energi adalah fondasi kedaulatan kita sebagai bangsa,” ucap Mukhtarudin.(ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru