PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Aksi protes dengan melepas atribut partai dalam arena musyawarah
cabang (muscab) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) se Kalteng, menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Aksi
tersebut ditunjukkan oleh mantan Ketua DPC PKB Pulang Pisau (Pulpis) Idham Amur
beserta pimpinan anak cabang (PAC).
Aksi
lepas atribut partai yang melekat di tubuhnya itu merupakan buntut dari
kekecewaan. Ia menilai penetapan ketua
pada muscab
itu tidak sesuai dengan aturan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART)
PKB.
Idham
mengatakan, penetapan ketua dan pengurus yang dibacakan oleh pemimpin sidang pada muscab itu merupakan keputusan sepihak dewan pimpinan pusat (DPP), bukanlah usulan dari para PAC Pulpis. Pihaknya juga tak mengetahui darimana
DPP bisa mengantongi nama-nama yang tertera
dalam SK kepengurusan itu.
“Mungkin usulan
dari DPW, saya kurang tahu, tapi DPP tidak mungkin
tahu nama nama-nama si A, B, atau C jika bukan DPW yang
mengusulkan,†katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin
(15/3).
Diungkapkannya, merujuk pada aturan dalam AD/ART partai, seharusnya setelah
dilakukan demisioner terhadap jabatan sebelumnya, maka pihaknya menyampaikan
pertanggungjawaban. Namun, pada pelaksanaan muscab itu, PAC yang ada menerima tanpa ada catatan apapun.
“Setelah
demisioner maka ditetapkan ketua terpilih sementara yang diinginkan oleh para
PAC, setelah itu ketua sidang menyatakan seseorang terpilih, lalu ketua terpilih membentuk kepengurusan baru dan dilaporkan ke DPP
untuk dikeluarkan SK sesuai muscab,†ungkapnya.
Ia menyebut, yang terjadi dalam muscab kali ini berbeda. Artinya, muscab mengabaikan AD/ART. Hanya menjadi kemauan
sepihak DPP yang mungkin saja
diintervensi usulan dari DPW. Terkait usulan ini pun, ada kemungkinan rekayasa
terkait dengan perpolitikan di Pulpis 2024 ke depan.
“Terhadap
informasi penjegalan maju 2024 secara politik mungkin iya, namanya politik
mungkin saja bisa terjadi, tetapi itu hanya praduga saja. Tapi secara AD/ART memang pemilihan
muscab kemarin itu tidak sesuai,†katanya.
Idham Amur menyebut bahwa mundurnya dirinya dari
kepengurusan partai lantaran para PAC telah menyatakan untuk mundur. Para PAC itu yang selama ini telah membantunya mengurus partai.
“Masa saya tidak
mundur juga? Kalau saya bertahan, itu artinya saya tidak
tahu diri. Saya dibela, masa saya masih mau
bertahan,†ujarnya.
Pihaknya menyayangkan
pelaksaan muscab
yang tidak sesuai dengan aturan partai.
Pihaknya juga
memastikan bahwa AD/ART yang berlaku saat ini menggunakan aturan yang dibahas pada musyawarah nasional (munas) tiga tahun lalu.
Saat ini, pihaknya tidak mengetahui nasib daripada SK DPP itu.
“Saya tidak tahu
lagi, apakah nama saya juga diusulkan lagi ke pusat, saya juga tidak tahu,â€
tegasnya.
Apabila pun,
lanjut dia, namanya diusulkan ke DPP dan ketika suata saat nanti turun SK atas
namanya, pihaknya menyebut tetap keluar
dari PKB.
“Sekali keluar tetap
keluar, walaupun ada nama saya dalam SK dari DPP, saya tetap keluar dari PKB, titik,†tegasnya.
Untuk PAC
sendiri, pihaknya menyebut juga tidak mau bergabung lagi dan mengikutinya arah partai yang
akan dipilih. Bahkan, kemarin (Senin,red) sudah ada tiga DPW yang membuka
karpet untuknya.
“Secara logika
saya sudah demisioner dan saya bebas dari ketua, jika sudah diketok, maka saya sudah
dikeluarkan dari kepengurusan, tidak perlu ada surat tertulis terkait pengunduran diri saya, tapi dalam waktu dekat saya
akan menuliskan surat pengunduran agar legal,†pungkasnya.