28.6 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Istri Ganjar Tekankan Semua Pihak Dapat Mencegah Terjadinya Kasus Bullying

PROKALTENG.CO – Istri bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengungkapkan gerakan Pramuka dapat mencegah peristiwa bullying yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Ia menyebut, gerakan Pramuka memiliki potensi besar untuk mencegah kasus bullying, karena didalamnya ditanamkan nilai-nilai kebaikan, seperti nasionalisme dan berempati terhadap sesama.

“Di Dasa Darma Pramuka ada semua disitu. Bagaimana kita berempati pada orang lain, bagaimana bisa memberikan kepeduliaan kepada lingkungan, Taqwa terhadap Tuhan yang Masa Esa dan lainnya,” kata Atikoh saat menjadi apel besar dalam peringatan Hari Pramuka ke-62 di Alun-alun Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (9/10).

Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Tengah ini menekankan, semua pihak termasuk orang tua dan sekolah, memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam mencegah bullying. Ia menjelaskan bahwa jika seseorang mengetahui adanya tindakan bullying, mereka harus bertindak.

Baca Juga :  Setelah Ikut Lapak Ganjar, Elisa Mampu Membeli Rumah

Menurut Atikoh, tindakan itu bisa berupa melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang atau guru. Penting juga untuk menjaga kerahasiaan pelaporan untuk mencegah siklus bullying yang lebih lanjut.

“Semua orang itu memiliki tanggung jawab dan responsibility yah untuk mencegah itu. Misalkan kita tidak menjadi korban, tapi kita juga harus memiliki kepekaan. Misalnya ada bullying, apa yang bisa kita lakukan, misalnya melaporkan,” tutur Atikoh.

Menurut Atikoh, pola pendidikan seharusnya dimulai di rumah. Bagaimana anak-anak bisa belajar untuk berempati terhadap masyarakat dengan pendidikan dari orang tua.

“Sebenarnya pola utama pendidikan itu bagaimana di rumah, bagaimana anak-anak itu bisa belajar berempati kepada masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Ganjar: Gaspol Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing

Atikoh juga menekankan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan mendukung, di mana para siswa merasa nyaman melaporkan peristiwa bullying tanpa takut mendapat balasan negatif. Guru dan tenaga pendidik juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah.

Atikoh menyatakan, gerakan Pramuka akan terus berkomitmen untuk membentuk pemuda yang berintegritas, peduli, dan penuh semangat nasionalisme, sebagai garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

“Karena kalau kita lihat berita-berita, di sosial media, itu kan ada bullying. Nah ini Pramuka Garuda sebenarnya garda terdepan untuk pencegahan itu,” pungkasnya. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Istri bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengungkapkan gerakan Pramuka dapat mencegah peristiwa bullying yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Ia menyebut, gerakan Pramuka memiliki potensi besar untuk mencegah kasus bullying, karena didalamnya ditanamkan nilai-nilai kebaikan, seperti nasionalisme dan berempati terhadap sesama.

“Di Dasa Darma Pramuka ada semua disitu. Bagaimana kita berempati pada orang lain, bagaimana bisa memberikan kepeduliaan kepada lingkungan, Taqwa terhadap Tuhan yang Masa Esa dan lainnya,” kata Atikoh saat menjadi apel besar dalam peringatan Hari Pramuka ke-62 di Alun-alun Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (9/10).

Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Tengah ini menekankan, semua pihak termasuk orang tua dan sekolah, memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam mencegah bullying. Ia menjelaskan bahwa jika seseorang mengetahui adanya tindakan bullying, mereka harus bertindak.

Baca Juga :  Setelah Ikut Lapak Ganjar, Elisa Mampu Membeli Rumah

Menurut Atikoh, tindakan itu bisa berupa melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang atau guru. Penting juga untuk menjaga kerahasiaan pelaporan untuk mencegah siklus bullying yang lebih lanjut.

“Semua orang itu memiliki tanggung jawab dan responsibility yah untuk mencegah itu. Misalkan kita tidak menjadi korban, tapi kita juga harus memiliki kepekaan. Misalnya ada bullying, apa yang bisa kita lakukan, misalnya melaporkan,” tutur Atikoh.

Menurut Atikoh, pola pendidikan seharusnya dimulai di rumah. Bagaimana anak-anak bisa belajar untuk berempati terhadap masyarakat dengan pendidikan dari orang tua.

“Sebenarnya pola utama pendidikan itu bagaimana di rumah, bagaimana anak-anak itu bisa belajar berempati kepada masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Ganjar: Gaspol Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing

Atikoh juga menekankan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan mendukung, di mana para siswa merasa nyaman melaporkan peristiwa bullying tanpa takut mendapat balasan negatif. Guru dan tenaga pendidik juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah.

Atikoh menyatakan, gerakan Pramuka akan terus berkomitmen untuk membentuk pemuda yang berintegritas, peduli, dan penuh semangat nasionalisme, sebagai garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

“Karena kalau kita lihat berita-berita, di sosial media, itu kan ada bullying. Nah ini Pramuka Garuda sebenarnya garda terdepan untuk pencegahan itu,” pungkasnya. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru