PROKALTENG.CO-Bagi Sigit Widodo, pemilihan presiden (pilpres) itu selalu menarik untuk dibahas. Karena menurutnya, politik adalah platform demokrasi yang harus melibatkan masyarakat. Sebab politik tidak hanya milik kaum elite. Masyarakat juga punya hak untuk menentukan pemimpin negara dan arah pembangunan nasional.
Pesta demokrasi yang makin dekat membuat Sigit setuju kepada paslon dalam menggaet massa dengan menjual gagasan dan ide. “Jangan hanya baliho atau reklamenya saja yang besar, tetapi gagasannya kecil, balihonya banyak, gagasannya sedikit,” kata politisi muda dari PDI Perjuangan ini, Rabu (29/11).
Menurut Sigit WIdo yang kembali ikut bertarung para pemilihan legislatif (Pileg) , pemilu itu memperjuangkan ide dan gagasan. Tidak menggunakan gimmick-gimmick yang menjauh dari substansi politik. “Paslon yang baik itu menawarkan visi dan misi yang bagus. Debat di satu ruang publik. Menjelaskan konsep-konsepnya,” tuturpria yang juga menggemari olahraga off road dan gowes dan beberapa cabang olahraga lainnya.
Untuk pemilu 2024, mayoritas pemilih berasal dari kalangan muda. Dari 100%, 52% di antaranya ialah pemilih muda. Artinya, anak muda sekarang itu sebagai subjek, bukan lagi objek. Karena itu, Sigit menekankan kepada pemilih muda untuk melihat secara cermat jejak tiap paslon capres maupun cawapres, demi Indonesia lebih maju.
Sigit berpesan kepada masyarakat Kalteng umumnya dan masyarakat Kota Palangka Raya khususnya, untuk memilih sesuai kata hati. Saat ini beragam tagline digaungkan oleh para paslon. Seperti #perubahan, #perbaikan, #melanjutkan. Pilihlah di antara tagline tersebut dengan memperhatikan mana yang terbaik menurut masyarakat. Ia juga meminta masyarakat untuk menggunakan hak pilih. Apabila mengacu pada hasil pemilu legislatif tahun 2019 lalu, partisipasi pemilih berada di angka 80%.
Artinya, sebagian besar masyarakat sudah menggunakan hak pilih. Itu merupakan angka yang tinggi dalam partisipasi pemilu. “Ayo anak muda, gunakan hak pilih kalian. Ini mungkin bagi pemilih pemula merupakan kesempatan perdana masuk ke TPS untuk menentukan presiden pilihan sesuai kata hati,” ajak wakil rakyat yang juga manajer Kalteng Putra itu.
Dalam pesta demokrasi ke depan, Sigit mengajak masyarakat untuk menyukseskan pemilu dengan riang gembira. Fanatik boleh, tetapi jangan terlalu fanatik. Apalagi menimbulkan perpecahan. Beda pilihan boleh, tetapi silaturahmi harus terus terjaga. Persatuan adalah yang utama. Jangan sampai, lanjut Sigit, hanya karena perbedaan politik, pasangan suami istri sampai cerai.
“Jangan gara-gara perbedaan pandangan politik, ada yang putus dengan pacar dan ada yang tidak berkomunikasi dengan tetangga,” katanya sambil tertawa.
Seperti pesan Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran, kata Sigit, perbedaan itu boleh, tetapi harus selalu ingat dengan filosofi huma betang. Selalu bersatu dalam bingkai NKRI. “Berbeda pilihan boleh, tetapi ingatlah, persatuan dan kesatuan menjadi hal utama yang harus dijaga,” tegas Sigit Wido, yang juga menjabat sebagai Sekum KONI Kota Palangkaraya . (ilham/ala/kpg/ind)