27.6 C
Jakarta
Tuesday, December 10, 2024

Pengamat: Kalau Megawati Jadi Ketum Lagi, Regenerasi PDIP Tidak Jalan

Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar kongres pada awal Agustus 2019 ini.
Salah satu agenda kongres yang berlangsung di Bali itu memilih ketua umum.
Sejumlah pihak memprediksi Megawati Soekarnoputri bakal kembali menjadi orang
nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Pengamat Politik
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Andriadi Achmad tidak
memungkiri prediksi. “Sepertinya prediksi itu seperti demikian. Megawati
kembali jadi ketum. Kehadiran Megawati Soekarnoputri dianggap mampu menjadi
perekat dan pemersatu internal PDIP,” ungkap Andriadi Achmad kepada JawaPos.com,
Minggu (4/8).

Setelah reformasi PDIP
belum mengalami pergantian ketua umum. Buktinya semenjak 1999-2019 ketum PDIP
itu adalah Megawati Soekarnoputri. Belum ada sosok di partai berwarna merah itu
yang mampu menggantikannya. Baik dari trah Soekarno maupun dari kader lainnya.

Padahal dari trah
Soekarno terdapat politisi yang cukup dikenal. Sebut saja, Guruh Soekarno,
Sukmawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Prananda Prabowo, maupun Puti Guntur.

Begitu juga kader PDIP
lainnya. PDIP telah mampu mengantarkan kadernya menjadi presiden dua periode,
yakni Joko Widodo (Jokowi). Kader lainnya seperti Budi Hasto Kristiyanto,
Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Budiman Sudjatmiko, dan lainnya.

“Saya mengamati, besar
kemungkinan bahwa Megawati Soekarnoputri akan memimpin PDIP seumur hidup.
Pasalnya belum ada sosok yang bisa menggantikan posisinya baik dari trah
Soekarno maupun kader-kader potensial PDIP lainnya,” ujar Andri.

Baca Juga :  Anggota KPU 7 Kabupaten di Kalteng Ditetapkan, Berikut Namanya

“Kalau Megawati jadi
ketum lagi, sebetulnya ini warning dan menunjukkan regenerasi di PDIP itu tidak
jalan,” imbuh Direktur Eksekutif Nusantara Institute for Political
Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) itu.

Oleh karena itu, demi
masa depan PDIP secara bijaksana sebaiknya Megawati Soekarnoputri legowo
memberikan kesempatan kepada Puan Maharani untuk posisi Ketua Umum PDIP
2019-2024. Megawati cukup mengambil posisi sebagai ketua Dewan Pembina atau
ketua Dewan Pertimbangan DPP PDIP.

“Selagi masih ada
kesempatan, meskipun arus bawah dan mayoritas kader menginginkan Megawati
memimpin kembali untuk lima tahun kedepan. sikap legawa Megawati dengan memberi
kesempatan kepada Puan Maharani jauh lebih baik untuk mempersiapkan dan
membiasakan PDIP tanpa kepemimpinan Megawati secara langsung.

Dalam konteks sejarah,
PDIP merupakan salah satu partai ideologis yang menganut ajaran nasionalisme
marhaenisme Soekarno. Pada pemilu perdana pascareformasi tahun 1999, PDIP
adalah partai pemenang pemilu dengan perolehan suara 33 persen. Megawati
Soekarnoputri terpilih sebagai Wakil Presiden RI (1999-2001) dan Presiden RI
(2001-2004).

PDIP berada di posisi
pemenang kedua pada Pemilu 2004, posisi ketiga Pemilu 2009, pemenang pemilu
2014 dan pemilu 2019. Di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 kadernya jadi presiden.

Baca Juga :  Jika Hadiri KLB, Kader Demokrat Siap Hadang Moeldoko di Bandara

“Pascareformasi, PDIP
memenangkan 3 pemilu yaitu 1999, 2014 dan 2019. Kemudian memenangkan 2 pilpres
yaitu 2014 dan 2019. Artinya secara kelembagaan eksistensi PDIP sangat
mempengaruhi dalam kehidupan berbangsa saat ini,” tutup Andriadi Achmad.

Di tempat lain,
politikus senior PDIP Aria Bima menegaskan akan ada regenerasi di dalam PDIP.
Hanya saja menurutnya, sosok itu bukan Jokowi. Sebab Jokowi sebagai salah satu
kader PDIP tidak tertarik menjabat ketua umum. “Saya tidak melihat semacam
minat Pak Jokowi untuk menjadi pemimpin partai,” ujar Aria Bima, Sabtu (3/8).

Aria Bima menyebut
Jokowi lebih memilih menjadi pelayan masyarakat, ketimbang menjadi ketua umum
PDIP. Hal ini ia ketahui saat bersama Jokowi menjadi bagian dari kepengurusan
PDIP di Jawa Tengah. “Jadi dia itu lebih suka pada jabatan publik yang selama
ini saya ketahui, saya tidak melihat Pak Jokowi ini passion-nya mengelola
partai,” katanya.

Anggota Komisi VII DPR
itu menambahkan, PDIP sudah mempersiapkan dua anak Megawati Soekarnoputri,
menjadi calon ketua umum yang akan datang. Mereka adalah Prananda Prabowo dan
Puan Maharani. Dengan kehadiran dua tokoh itu diharapkan ada regenerasi di
dalam tubuh partai berlogo banteng itu. “Ibu Mega yang tahu persis bagaimana
menyiapkan putra dan putrinya, sehingga mampu menjalankan tugas kepartaiannya,”
ungkapnya.(jpg)

 

Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar kongres pada awal Agustus 2019 ini.
Salah satu agenda kongres yang berlangsung di Bali itu memilih ketua umum.
Sejumlah pihak memprediksi Megawati Soekarnoputri bakal kembali menjadi orang
nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Pengamat Politik
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Andriadi Achmad tidak
memungkiri prediksi. “Sepertinya prediksi itu seperti demikian. Megawati
kembali jadi ketum. Kehadiran Megawati Soekarnoputri dianggap mampu menjadi
perekat dan pemersatu internal PDIP,” ungkap Andriadi Achmad kepada JawaPos.com,
Minggu (4/8).

Setelah reformasi PDIP
belum mengalami pergantian ketua umum. Buktinya semenjak 1999-2019 ketum PDIP
itu adalah Megawati Soekarnoputri. Belum ada sosok di partai berwarna merah itu
yang mampu menggantikannya. Baik dari trah Soekarno maupun dari kader lainnya.

Padahal dari trah
Soekarno terdapat politisi yang cukup dikenal. Sebut saja, Guruh Soekarno,
Sukmawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Prananda Prabowo, maupun Puti Guntur.

Begitu juga kader PDIP
lainnya. PDIP telah mampu mengantarkan kadernya menjadi presiden dua periode,
yakni Joko Widodo (Jokowi). Kader lainnya seperti Budi Hasto Kristiyanto,
Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Budiman Sudjatmiko, dan lainnya.

“Saya mengamati, besar
kemungkinan bahwa Megawati Soekarnoputri akan memimpin PDIP seumur hidup.
Pasalnya belum ada sosok yang bisa menggantikan posisinya baik dari trah
Soekarno maupun kader-kader potensial PDIP lainnya,” ujar Andri.

Baca Juga :  Anggota KPU 7 Kabupaten di Kalteng Ditetapkan, Berikut Namanya

“Kalau Megawati jadi
ketum lagi, sebetulnya ini warning dan menunjukkan regenerasi di PDIP itu tidak
jalan,” imbuh Direktur Eksekutif Nusantara Institute for Political
Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) itu.

Oleh karena itu, demi
masa depan PDIP secara bijaksana sebaiknya Megawati Soekarnoputri legowo
memberikan kesempatan kepada Puan Maharani untuk posisi Ketua Umum PDIP
2019-2024. Megawati cukup mengambil posisi sebagai ketua Dewan Pembina atau
ketua Dewan Pertimbangan DPP PDIP.

“Selagi masih ada
kesempatan, meskipun arus bawah dan mayoritas kader menginginkan Megawati
memimpin kembali untuk lima tahun kedepan. sikap legawa Megawati dengan memberi
kesempatan kepada Puan Maharani jauh lebih baik untuk mempersiapkan dan
membiasakan PDIP tanpa kepemimpinan Megawati secara langsung.

Dalam konteks sejarah,
PDIP merupakan salah satu partai ideologis yang menganut ajaran nasionalisme
marhaenisme Soekarno. Pada pemilu perdana pascareformasi tahun 1999, PDIP
adalah partai pemenang pemilu dengan perolehan suara 33 persen. Megawati
Soekarnoputri terpilih sebagai Wakil Presiden RI (1999-2001) dan Presiden RI
(2001-2004).

PDIP berada di posisi
pemenang kedua pada Pemilu 2004, posisi ketiga Pemilu 2009, pemenang pemilu
2014 dan pemilu 2019. Di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 kadernya jadi presiden.

Baca Juga :  Jika Hadiri KLB, Kader Demokrat Siap Hadang Moeldoko di Bandara

“Pascareformasi, PDIP
memenangkan 3 pemilu yaitu 1999, 2014 dan 2019. Kemudian memenangkan 2 pilpres
yaitu 2014 dan 2019. Artinya secara kelembagaan eksistensi PDIP sangat
mempengaruhi dalam kehidupan berbangsa saat ini,” tutup Andriadi Achmad.

Di tempat lain,
politikus senior PDIP Aria Bima menegaskan akan ada regenerasi di dalam PDIP.
Hanya saja menurutnya, sosok itu bukan Jokowi. Sebab Jokowi sebagai salah satu
kader PDIP tidak tertarik menjabat ketua umum. “Saya tidak melihat semacam
minat Pak Jokowi untuk menjadi pemimpin partai,” ujar Aria Bima, Sabtu (3/8).

Aria Bima menyebut
Jokowi lebih memilih menjadi pelayan masyarakat, ketimbang menjadi ketua umum
PDIP. Hal ini ia ketahui saat bersama Jokowi menjadi bagian dari kepengurusan
PDIP di Jawa Tengah. “Jadi dia itu lebih suka pada jabatan publik yang selama
ini saya ketahui, saya tidak melihat Pak Jokowi ini passion-nya mengelola
partai,” katanya.

Anggota Komisi VII DPR
itu menambahkan, PDIP sudah mempersiapkan dua anak Megawati Soekarnoputri,
menjadi calon ketua umum yang akan datang. Mereka adalah Prananda Prabowo dan
Puan Maharani. Dengan kehadiran dua tokoh itu diharapkan ada regenerasi di
dalam tubuh partai berlogo banteng itu. “Ibu Mega yang tahu persis bagaimana
menyiapkan putra dan putrinya, sehingga mampu menjalankan tugas kepartaiannya,”
ungkapnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru