PROKALTENG.CO – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari merespons survei terbaru Poltracking Indonesia yang menempatkan Agustiar Sabran-Edy Pratowo meraih elektabilitas tertinggi dengan angka 41,6%, unggul dari tiga pasangan calon lainnya di Pemilihan Kepala Daerah (PIlkada) Kalimantan Tengah (Kalteng) 2024.
Melansir dari JPNN, Qodari menyebut tiga alasan tingginya elektabilitas Agustiar-Edy dibandingkan tiga kandidat pesaingnya di Pilkada Kalteng. Pertama, Qodari mengatakan gagasan keberlanjutan pemerintahan Sugianto Sabran yang diusung Agustiar-Edy menjadi salah satu faktor penunjang tingginya elektabilitas pasangan nomor urut 03 tersebut.
Qodari mengutip data survei Poltracking Indonesia yang menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Sugianto Sabran-Edy Pratowo sangat tinggi, yakni di angka 80,7%.
Sementara itu, publik yang menyatakan puas terhadap kinerja Gubernur Sugianto Sabran, sebaran pilihannya kepada Agustiar Sabran-Edy Pratowo sebesar 46,8%. Oleh karena itu, Qodari melihat publik yang puas atas kinerja pemerintahan Sugianto Sabran dan mendukung gagasan keberlanjutan mayoritas mendukung pasangan nomor urut 03.
“Kalau melihat hasil survei yang dirilis oleh Poltracking, kita bisa melihat bahwa alasan pertama keunggulan Agustiar dengan Edy Pratowo adalah tingginya tingkat kepuasan terhadap Sugianto Sabran, Gubernur Kalimantan Tengah saat ini, yang mencapai 80%,” ujar Qodari, Senin (30/9).
Qodari menganggap, pasangan Agustiar-Edy masih terkait dengan Sugianto Sabran. Agustiar adalah kakak kandung Sugianto, sedangkan Edy merupakan Wakil Gubernur Kalteng yang berpasangan dengan Sugianto.
“Kita tahu bahwa Agustiar Sabran adalah saudara atau kakak dari Sugianto Sabran. Berdasarkan pengalaman baik di Pilpres maupun di berbagai pilkada, jika kepuasan terhadap keluarga tinggi, maka dukungan kepada kandidat akan tinggi,” ujar Qodari.
Kedua, lanjut Qodari, keunggulan elektabilitas pasangan Agustiar-Edy juga dipengaruhi oleh tingginya kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kalteng.
Diketahui, tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi di Kalteng mencapai 85,1%, dan sebanyak 40,8% publik yang puas terhadap Jokowi menjatuhkan pilihan kepada Agustiar-Edy.
Qodari menilai kontestasi politik di Pilkada 2024 tidak berbeda dengan tingkat nasional. Ketika tingkat kepuasan terhadap pemerintahan tinggi, masyarakat cenderung mencari pasangan calon yang melanjutkan program-program pemerintahan sebelumnya.
“Pasangan ini temanya adalah keberlanjutan. Sama halnya dengan di tingkat nasional, ketika kepuasan terhadap Jokowi tinggi, maka calon presiden yang paling dekat dengan keberlanjutan, yaitu Prabowo Subianto, itu unggul,” ungkapnya.
“Saya kira hal ini juga berlaku di Provinsi Kalimantan Tengah. Karena kepuasan terhadap Sugianto sangat tinggi, maka masyarakat mencari calon yang akan melanjutkan kepemimpinan tersebut,” sambungnya.
Ketiga, Qodari menyebut keunggulan Agustiar-Edy dibandingkan kandidat lain karena tingkat pengenalan terhadap keduanya sudah tinggi di masyarakat.
Latar belakang Agustiar sebagai Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng sekaligus anggota DPR RI menjadi faktor utama ia dikenal luas oleh masyarakat, sementara Edy sebagai wakil gubernur petahana juga memiliki tingkat pengenalan yang tinggi.
“Dugaan saya, tingkat pengenalan kepada Pak Agustiar juga sudah tinggi, wakilnya juga tinggi. Memang tidak ada data spesifik dalam survei tersebut, tetapi kita tahu bahwa Pak Agustiar adalah Ketua Dewan Adat Dayak yang juga anggota DPR sehingga selama ini sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat di Kalimantan Tengah,” jelasnya.
“Kalau wakilnya Edy Pratowo adalah wakil gubernur petahana, jadi secara otomatis tingkat pengenalannya juga tinggi. Saya kira itulah tiga alasan mengapa pasangan Agustiar dan Edy Pratowo unggul di Kalimantan Tengah,” pungkasnya. (hfz)