26.7 C
Jakarta
Wednesday, December 11, 2024

Jelang Lebaran, Pegadaian Sampit Diserbu Masyarakat

SAMPIT – Kebutuhan uang tunai biasanya meningkat saat Lebaran.
Salah satu cara untuk mendapatkan uang tunai adalah mendatangi kantor pegadaian
terdekat.

Seperti yang terlihat di Kantor
Pegadaian Sampit. Kantor yang terletak di Jalan Achmad Yani Nomor 28, Kelurahan
Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu mendadak ramai, beberapa
hari terakhir menjelang Idulfitri 1440 Hijriah. Sebab kunjungan warga Kotim
dalam satu hari bisa mencapai 50 sampai 70 orang. Kebanyakan warga menggadaikan
emas atau perhiasan, disusul barang lain seperti elektronik dan kendaraan
bermotor.

Kepala Cabang PT Pegadaian Sampit
Arif Rachman menjelaskan, sejak Senin (27/5) yang lalu kantornya tidak pernah sepi
dari kunjungan masyarakat. “Mereka datang ada yang menggadaikan barang
berharganya, misalnya emas dan perhiasan yang lainnya. Ada juga yang membayar
tebusan beberapa waktu lalu dilakukan. Dari catatan kami, hampir 50-70 orang
yang datang untuk melakukan transaksi di Pegadaian ini setiap hari,” kata Arif kepada
Kalteng Pos, Rabu (29/5).

Baca Juga :  Mandiri Sahabatku Lahirkan Wirausaha Potensial dari Pekerja Migran Indonesia

Ada beberapa alasan warga datang
ke Kantor Pegadaian ini. Salah satu alasan karena keperluan untuk hari raya
Idulfitri 1440 H. “Bukan hanya di 2019 ini saja, di tahun sebelumnya pegadaian
tidak pernah sepi dari aktivitas warga untuk bertransaksi. Ada juga yang
menggadai perhiasan untuk keperluan pulang kampung dan ada juga menyimpan emas
atau perhiasan di pegadaian ini agar lebih aman. Takut jika ditinggalkan di rumah.
Mereka menggadai sebelum Lebaran dan sesudah Lebaran akan ditebus lagi,”
ungkapnya.

Selama 3 hari ini, peredaran uang
di Pegadaian Sampit mencapai Rp 1 Miliar dan banyak nasabah yang melakukan
tebusan. Untuk yang menggadai lebih sedikit, sebab banyak warga pulang kampung
dan untuk keperluan mudik. “Ada juga yang melakukan tebusan untuk kegiatan
industri rumah dan biasanya untuk THR buat anak buahnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemerintah Fokus Garap SDA Untuk Stabilkan Ekonomi

Menurut Arif Rachman, pola yang
terjadi selama ini adalah kecenderungan 
masyarakat ramai menggadaikan barang 2 minggu awal Ramadan. Selanjutnya,
mayoritas barang yang digadai ialah emas, perhiasan, baru disusul elektronik
dan kendaraan. “Tetap emas perhiasan 97%, kemudian elektronik, ponsel,
baru diikuti kendaraan dan lain-lain,” ungkapnya.

Arif menambahkan, masyarakat
banyak datang ke pegadaian kemungkinan dari segi efesiensi waktu transaksi dan
pencairannya. “Artinya, jika berkas lengkap maka akan segera ditindaklanjuti. Perlu
dicatat, PT Pegadaian ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah
lama berdiri, bahkan sebelum kemerdekaan,” pungkasnya. (rif/ens/ctk/nto)

SAMPIT – Kebutuhan uang tunai biasanya meningkat saat Lebaran.
Salah satu cara untuk mendapatkan uang tunai adalah mendatangi kantor pegadaian
terdekat.

Seperti yang terlihat di Kantor
Pegadaian Sampit. Kantor yang terletak di Jalan Achmad Yani Nomor 28, Kelurahan
Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu mendadak ramai, beberapa
hari terakhir menjelang Idulfitri 1440 Hijriah. Sebab kunjungan warga Kotim
dalam satu hari bisa mencapai 50 sampai 70 orang. Kebanyakan warga menggadaikan
emas atau perhiasan, disusul barang lain seperti elektronik dan kendaraan
bermotor.

Kepala Cabang PT Pegadaian Sampit
Arif Rachman menjelaskan, sejak Senin (27/5) yang lalu kantornya tidak pernah sepi
dari kunjungan masyarakat. “Mereka datang ada yang menggadaikan barang
berharganya, misalnya emas dan perhiasan yang lainnya. Ada juga yang membayar
tebusan beberapa waktu lalu dilakukan. Dari catatan kami, hampir 50-70 orang
yang datang untuk melakukan transaksi di Pegadaian ini setiap hari,” kata Arif kepada
Kalteng Pos, Rabu (29/5).

Baca Juga :  Mandiri Sahabatku Lahirkan Wirausaha Potensial dari Pekerja Migran Indonesia

Ada beberapa alasan warga datang
ke Kantor Pegadaian ini. Salah satu alasan karena keperluan untuk hari raya
Idulfitri 1440 H. “Bukan hanya di 2019 ini saja, di tahun sebelumnya pegadaian
tidak pernah sepi dari aktivitas warga untuk bertransaksi. Ada juga yang
menggadai perhiasan untuk keperluan pulang kampung dan ada juga menyimpan emas
atau perhiasan di pegadaian ini agar lebih aman. Takut jika ditinggalkan di rumah.
Mereka menggadai sebelum Lebaran dan sesudah Lebaran akan ditebus lagi,”
ungkapnya.

Selama 3 hari ini, peredaran uang
di Pegadaian Sampit mencapai Rp 1 Miliar dan banyak nasabah yang melakukan
tebusan. Untuk yang menggadai lebih sedikit, sebab banyak warga pulang kampung
dan untuk keperluan mudik. “Ada juga yang melakukan tebusan untuk kegiatan
industri rumah dan biasanya untuk THR buat anak buahnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemerintah Fokus Garap SDA Untuk Stabilkan Ekonomi

Menurut Arif Rachman, pola yang
terjadi selama ini adalah kecenderungan 
masyarakat ramai menggadaikan barang 2 minggu awal Ramadan. Selanjutnya,
mayoritas barang yang digadai ialah emas, perhiasan, baru disusul elektronik
dan kendaraan. “Tetap emas perhiasan 97%, kemudian elektronik, ponsel,
baru diikuti kendaraan dan lain-lain,” ungkapnya.

Arif menambahkan, masyarakat
banyak datang ke pegadaian kemungkinan dari segi efesiensi waktu transaksi dan
pencairannya. “Artinya, jika berkas lengkap maka akan segera ditindaklanjuti. Perlu
dicatat, PT Pegadaian ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah
lama berdiri, bahkan sebelum kemerdekaan,” pungkasnya. (rif/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru