32.6 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Munas Kadin Antiklimaks, Anindya Ketua Wantim, Arsjad Ketum

PROKALTENG.CO – Pemilihan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Negara, kemarin (28/6/2021) berakhir antiklimaks. Meski Musyawarah Nasional (Munas) baru akan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6), tapi pemenangnya sudah ditetapkan. Yaitu Arsjad Rasjid. Sedangkan, Anindya Bakrie diplot jadi Ketua Dewan Pertimbangan.

Sama-sama tampil mengenakan kemeja putih lengan panjang, dua kandidat yang digadang-gadang jadi bos Kadin: Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie bertandang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Mereka hadir sekitar pukul 1 siang. Keduanya didampingi Ketua Umum Kadin saat ini, Rosan P Roeslani. Ketiganya menghadap Presiden Jokowi.

Baru sekitar pukul setengah 3 sore, pertemuan kelar. Ketiganya pun menyampaikan hasil pertemuan kepada awak media. Yang mula-mula bicara adalah Rosan.

Dia mengaku menghadap presiden untuk melaporkan persiapan Munas. Termasuk rencana vaksinasi besar-besaran, mencapai 15 ribu orang sebagai rangkaian acara.

Ia memastikan, acara yang melibatkan banyak orang itu, akan digelar di ruangan terbuka dengan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat. “Insya Allah bapak Presiden juga akan menghadiri acara di Kendari,” kata Rosan.

Hitungannya, ada sekitar 200 peserta Munas akan hadir. Namun, nantinya peserta akan dipisah dan dibatasi 100 orang saja ketika acara dihadiri presiden. “Terbuka, di tengah laut acaranya,” sambungnya.

Selain terkait persiapan Munas, Rosan juga menyampaikan kabar terkait kontestasi bursa ketua umum. Ia mengaku, bersyukur di tengah pandemi Corona, Kadin akhirnya mendapatkan jalan keluar untuk meredakan gejolak dinamika pemilihan ketum yang belakangan ini mulai terasa. Meskipun masih tetap kondusif.

Baca Juga :  Mau Dapat Diskon Listrik Periode April-Juni 2021, Ini Syaratnya

Setelah melakukan pembicaraan bertiga, antara dirinya dengan kedua calon ketua umum, sudah ada kesepakatan musyawarah untuk mufakat yang juga telah disampaikan ke presiden. “Intinya, keduanya setuju untuk dua-duanya menjadi ketua,” ungkap bos Grup Recapital ini.

Ketua yang dimaksud, pertama Ketua Dewan Pertimbangan Kadin diputuskan jatuh pada Anindya. Sementara posisi Ketua Umum Kadin dipegang oleh Arsjad. “Tentunya, ini akan dibawa ke Munas untuk direalisasikan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,” lanjut Rosan. Dia juga menyebut presiden senang dan mengapresiasi keputusan ini.

Kemudian, giliran Anindya yang ngomong. Ia membenarkan apa yang disampaikan Rosan, bahwa dirinya dengan Arsjad sudah bermufakat. Dengan harapan bisa menjadi contoh kebersamaan dari dunia usaha di tengah pandemi Corona.

“Mudah-mudahan dengan apa yang telah kami laporkan tadi bisa membuat Munas di Kendari ini lebih teduh dan juga lebih sejuk,” kata Anindya.

Sementara Arsjad memuji sikap legowo Anindya, yang disebutnya sebagai sahabat, berkenan mempercayakan kursi Ketua Umum Kadin kepadanya. “Terima kasih kepada sahabat saya yang sangat besar hati,” kata Arsjad.

Baca Juga :  Jual Kerajinan dari Bahan Baku Rotan, Untuk Harga Bervariasi

Sebelumnya, internal Kadin sempat terbelah terkait pelaksanaan Munas ini. Dimana ada yang mendesak agar pelaksanaannya ditunda, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan klaster baru. Selain juga sempat ada gonjang-ganjing terkait tuan rumah Munas, antara Bali dan Kendari.

Pendukung Arsjad senang dengan putusan ini. Plh Ketua Umum Kadin Aceh, Muhammad Mada misalnya. Ia optimis, hasil mufakat dua kandidat yang akan memimpin Kadin pusat ini, berdampak positif bagi Kadin ke depan.

“Ini keputusan spektakuler, kolaborasi dua anak muda yang akan memimpin kadin. Dahsyat betul ini,” kata Mada kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

“Tidak ada yang diperebutkan. Jadi tidak ada yang menang dan kalah. Ini di luar perkiraan kita,” sambungnya.

Pengamat komunikasi politik Lely Arrianie menilai Arsjad dan Anindya adalah komunikator aktif. Sehingga mudah dimediasi dan ada pihak yang akhirnya mau legowo. Selain itu, faktor mediator juga menentukan. Lely menilai, jika mediatornya bukan Presiden Jokowi, sulit untuk dipastikan bakal tidak adanya gontok-gontokan dalam perebutan kursi ketum di forum Munas nanti.

“Karena ini orang nomor 1, mereka tentu juga punya kepentingan lah ke depannya. Sehingga bisa legowo. Yang terpenting kan bisa sama-sama senang,” ucap Lely kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

PROKALTENG.CO – Pemilihan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Negara, kemarin (28/6/2021) berakhir antiklimaks. Meski Musyawarah Nasional (Munas) baru akan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6), tapi pemenangnya sudah ditetapkan. Yaitu Arsjad Rasjid. Sedangkan, Anindya Bakrie diplot jadi Ketua Dewan Pertimbangan.

Sama-sama tampil mengenakan kemeja putih lengan panjang, dua kandidat yang digadang-gadang jadi bos Kadin: Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie bertandang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Mereka hadir sekitar pukul 1 siang. Keduanya didampingi Ketua Umum Kadin saat ini, Rosan P Roeslani. Ketiganya menghadap Presiden Jokowi.

Baru sekitar pukul setengah 3 sore, pertemuan kelar. Ketiganya pun menyampaikan hasil pertemuan kepada awak media. Yang mula-mula bicara adalah Rosan.

Dia mengaku menghadap presiden untuk melaporkan persiapan Munas. Termasuk rencana vaksinasi besar-besaran, mencapai 15 ribu orang sebagai rangkaian acara.

Ia memastikan, acara yang melibatkan banyak orang itu, akan digelar di ruangan terbuka dengan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat. “Insya Allah bapak Presiden juga akan menghadiri acara di Kendari,” kata Rosan.

Hitungannya, ada sekitar 200 peserta Munas akan hadir. Namun, nantinya peserta akan dipisah dan dibatasi 100 orang saja ketika acara dihadiri presiden. “Terbuka, di tengah laut acaranya,” sambungnya.

Selain terkait persiapan Munas, Rosan juga menyampaikan kabar terkait kontestasi bursa ketua umum. Ia mengaku, bersyukur di tengah pandemi Corona, Kadin akhirnya mendapatkan jalan keluar untuk meredakan gejolak dinamika pemilihan ketum yang belakangan ini mulai terasa. Meskipun masih tetap kondusif.

Baca Juga :  Mau Dapat Diskon Listrik Periode April-Juni 2021, Ini Syaratnya

Setelah melakukan pembicaraan bertiga, antara dirinya dengan kedua calon ketua umum, sudah ada kesepakatan musyawarah untuk mufakat yang juga telah disampaikan ke presiden. “Intinya, keduanya setuju untuk dua-duanya menjadi ketua,” ungkap bos Grup Recapital ini.

Ketua yang dimaksud, pertama Ketua Dewan Pertimbangan Kadin diputuskan jatuh pada Anindya. Sementara posisi Ketua Umum Kadin dipegang oleh Arsjad. “Tentunya, ini akan dibawa ke Munas untuk direalisasikan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,” lanjut Rosan. Dia juga menyebut presiden senang dan mengapresiasi keputusan ini.

Kemudian, giliran Anindya yang ngomong. Ia membenarkan apa yang disampaikan Rosan, bahwa dirinya dengan Arsjad sudah bermufakat. Dengan harapan bisa menjadi contoh kebersamaan dari dunia usaha di tengah pandemi Corona.

“Mudah-mudahan dengan apa yang telah kami laporkan tadi bisa membuat Munas di Kendari ini lebih teduh dan juga lebih sejuk,” kata Anindya.

Sementara Arsjad memuji sikap legowo Anindya, yang disebutnya sebagai sahabat, berkenan mempercayakan kursi Ketua Umum Kadin kepadanya. “Terima kasih kepada sahabat saya yang sangat besar hati,” kata Arsjad.

Baca Juga :  Jual Kerajinan dari Bahan Baku Rotan, Untuk Harga Bervariasi

Sebelumnya, internal Kadin sempat terbelah terkait pelaksanaan Munas ini. Dimana ada yang mendesak agar pelaksanaannya ditunda, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan klaster baru. Selain juga sempat ada gonjang-ganjing terkait tuan rumah Munas, antara Bali dan Kendari.

Pendukung Arsjad senang dengan putusan ini. Plh Ketua Umum Kadin Aceh, Muhammad Mada misalnya. Ia optimis, hasil mufakat dua kandidat yang akan memimpin Kadin pusat ini, berdampak positif bagi Kadin ke depan.

“Ini keputusan spektakuler, kolaborasi dua anak muda yang akan memimpin kadin. Dahsyat betul ini,” kata Mada kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

“Tidak ada yang diperebutkan. Jadi tidak ada yang menang dan kalah. Ini di luar perkiraan kita,” sambungnya.

Pengamat komunikasi politik Lely Arrianie menilai Arsjad dan Anindya adalah komunikator aktif. Sehingga mudah dimediasi dan ada pihak yang akhirnya mau legowo. Selain itu, faktor mediator juga menentukan. Lely menilai, jika mediatornya bukan Presiden Jokowi, sulit untuk dipastikan bakal tidak adanya gontok-gontokan dalam perebutan kursi ketum di forum Munas nanti.

“Karena ini orang nomor 1, mereka tentu juga punya kepentingan lah ke depannya. Sehingga bisa legowo. Yang terpenting kan bisa sama-sama senang,” ucap Lely kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Terpopuler

Artikel Terbaru