28.1 C
Jakarta
Friday, October 25, 2024

Ini Penyebab Utama Nilai Tukar Rupiah Menurun

PROKALTENG.CO-Nilai tukar rupiah diketahui tengah mengalami penurunan terhadap dolar AS.  Penurunan nilai tukar rupiah yang mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir ini membuat kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat umum.

Menurut laporan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.500 per dolar AS, menyentuh titik terendah sejak awal tahun.

Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian global yang meningkat dan kebijakan moneter di negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Lantas apa penyebab nilai tukar rupiah turun?

Salah satu penyebab utama dari melemahnya rupiah adalah kebijakan moneter yang ketat di Amerika Serikat.

Federal Reserve (Fed) telah mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk menanggulangi inflasi yang tinggi.

Baca Juga :  Membanggakan! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia Yang Masuk Daftar Brand Finance Global 500

Kenaikan suku bunga ini membuat dolar AS semakin menarik bagi investor, sehingga meningkatkan permintaan terhadap dolar dan menekan nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Investor cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, saat ketidakpastian ekonomi meningkat.

Di sisi domestik, inflasi yang terus meningkat juga memebuat melemahnya rupiah.

Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia juga menunjukkan adanya tanda-tanda tekanan dari defisit yang lebih besar.

Defisit ini membuktikan bahwa impor Indonesia melebihi ekspor, yang dapat memperburuk posisi mata uang domestik. Sentimen pasar juga berperan penting dalam fluktuasi nilai tukar rupiah.

Baca Juga :  Simak Ini 5 Kesalahan yang Anak Rantau Lakukan dalam Mengelola Keuangan

Ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan krisis energi di Eropa telah menyebabkan investor menjadi lebih berhati-hati. Ketika pasar global bergejolak, mata uang negara berkembang.

Contohnya seperti rupiah sering kali menjadi sasaran penjualan oleh investor asing. Hal ini menyebabkan perubahan nilai tukar mata uang rupiah.

Adapun cara mengatasi permasalahan ini yakni dengan pemerintah dan Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi pasar jika diperlukan.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan cadangan devisa dan memperbaiki neraca perdagangan juga menjadi fokus utama dalam kebijakan ekonomi saat ini.(jpg)

PROKALTENG.CO-Nilai tukar rupiah diketahui tengah mengalami penurunan terhadap dolar AS.  Penurunan nilai tukar rupiah yang mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir ini membuat kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat umum.

Menurut laporan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.500 per dolar AS, menyentuh titik terendah sejak awal tahun.

Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian global yang meningkat dan kebijakan moneter di negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Lantas apa penyebab nilai tukar rupiah turun?

Salah satu penyebab utama dari melemahnya rupiah adalah kebijakan moneter yang ketat di Amerika Serikat.

Federal Reserve (Fed) telah mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk menanggulangi inflasi yang tinggi.

Baca Juga :  Membanggakan! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia Yang Masuk Daftar Brand Finance Global 500

Kenaikan suku bunga ini membuat dolar AS semakin menarik bagi investor, sehingga meningkatkan permintaan terhadap dolar dan menekan nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Investor cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, saat ketidakpastian ekonomi meningkat.

Di sisi domestik, inflasi yang terus meningkat juga memebuat melemahnya rupiah.

Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia juga menunjukkan adanya tanda-tanda tekanan dari defisit yang lebih besar.

Defisit ini membuktikan bahwa impor Indonesia melebihi ekspor, yang dapat memperburuk posisi mata uang domestik. Sentimen pasar juga berperan penting dalam fluktuasi nilai tukar rupiah.

Baca Juga :  Simak Ini 5 Kesalahan yang Anak Rantau Lakukan dalam Mengelola Keuangan

Ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan krisis energi di Eropa telah menyebabkan investor menjadi lebih berhati-hati. Ketika pasar global bergejolak, mata uang negara berkembang.

Contohnya seperti rupiah sering kali menjadi sasaran penjualan oleh investor asing. Hal ini menyebabkan perubahan nilai tukar mata uang rupiah.

Adapun cara mengatasi permasalahan ini yakni dengan pemerintah dan Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi pasar jika diperlukan.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan cadangan devisa dan memperbaiki neraca perdagangan juga menjadi fokus utama dalam kebijakan ekonomi saat ini.(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/