31.1 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025

Bos Lion: Kami Sedang Mencari Solusi Agar Tiket Murah Bisa Tiap Hari

PEMERINTAH sedang melakukan upaya agar penurunan harga tiket
pesawat Low Cost Carrier (LCC) rute domestik yang awalnya terjadwal, bisa
diterapkan menjadi setiap hari.

Hal itu disampaikan Pemilik Lion
Air Group Rusdi Kirana usai menghadiri rakor tertutup mengenai monitoring dan
evaluasi kebijakan penurunan tarif angkutan udara di Gedung Ali Wardhana Lantai
IV  Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor
2-4 Jakarta Pusat, Senin (22/7).

“Untuk saat ini Selasa,
Kamis dan Sabtu, yang tahu ya jam 10 sampai jam 2 (14.00), nah hari ini
bagaimana rapatnya dibuat itu dari Senin sampai Minggu kemudian dari pagi
sampai pagi,” ungkap Rusdi.

Ia mengungkapkan, untuk
merealisasikan hal itu, pemerintah dan swasta berupaya lewat jalur insentif
fiskal.  “Untuk itu akan ada
insentif fiskal kemudian sama-sama kita sharing apa yang kita bisa
sharing,” tuturnya.

Sebab kata Rusdi, penurunan harga
tiket terjadwal merupakan kebijakan sementara yang dinilainya tidak mungkin
bisa diterapkan secara permanen.

“Jadi karena apa yang
dilakukan sekarang sifatnya sementara, karenakan gak mungkin selamanya hanya
sepekan tiga kali, masyarakat juga mintanya kalau bisa jangan dipaksa jam 10
mau pagi berangkat,” jelasnya.

Baca Juga :  Keren! Setengah Hektare Demplot Cabai BI Kalteng Hasilkan 12 Ton

Diketahui rakor hari ini
merupakan tindaklanjut rakor sebelumnya pada tanggal 1 dan 8 Juli lalu, sebagai
evaluasi penurunan harga tiket pesawat Low Cost Carrier (LCC) sebesar 50 persen
dari tarif batas atas pada hari dan jam tertentu, yakni pada hari Selasa,
Kamis, dan Sabtu mulai pukul 10.00 sampai dengan 14.00 dengan untuk alokasi
seat 30 persen dari total kapasitas pesawat.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, di
Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/7) usai melakukan rapat koordinasi
evaluasi kebijakan penurunan tarif terjadwal, menindaklanjuti rakor sebelumnya
pada tanggal 1 dan 8 Juli lalu.

“Karena dengan kebijakan yang sudah kita ambil kemarin itu betul-betul
asumsi jangka pendek, tidak bisa kita pertahankan untuk mendorong tumbuhnya
kembali atau bangkitnya industri penerbangan,” ungkap Susiwijono.

Lanjut dia, pihaknya ingin jumlah penumpang kembali pada kondisi-kondisi
sebelumnya, meskipun dari sisi harga tidak bisa kembali seperti dua tahun yang
lalu.

Dengan ini pihaknya ingin membangun ekosistem industri penerbangan yang
baru dengan berbagai kebijakan jangka panjang.

Baca Juga :  Berkat BRI, Desa Burong Mandi Belitung Mampu Kembangkan Potensi Daerah

“Jadi tidak hanya murni ngurusin harga tiket saja, komponennya apa,
kita potong-potong diefisiensikan disitu, tidak hanya itu. Kita ingin maunya
lebih komprehensif,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melihat apa saja kebutuhan yang akan
mendorong destinasi wisata, kemudian insentif lain diluar masalah tiket untuk
mendorong penurunan tarif jangka panjang.

“Misalkan dari wisata, nanti kita bicara dengan menteri pariwisata,
disisi perhotelannya, dan sebagainya harus dilakukan juga efisiensi pemotongan
biaya, semacam diskon-diskon untuk waktu-waktu tertentu, kami akan ke arah
sana,” sambungnya.

Susiwijono menegaskan, pihaknya ingin membangun dan menciptakan ekosistem
penerbangan yang sustainable. Ia meyakini dengan berbagai strategi itu,
ekosistem penerbangan bisa tumbuh dengan tidak adanya pemotongan biaya langsung
terhadap usaha penerbangan.

Mematangkan rencana tersebut, pihaknya akan kembali mengadakan diskusi
secara luas dengan  kementerian dan
lembaga seperti Kementerian Pariwisata, BUMN, Kemenhub dan juga pihak seperti
perhotelan, dan lainnya.

“Bagaimana kita sama-sama mendesain kebijakan jangka menengah panjang
yang saling berkontribusi memberikan efisiensi-efisiensi tadi,” tandasnya.
(rmol/kpc)

PEMERINTAH sedang melakukan upaya agar penurunan harga tiket
pesawat Low Cost Carrier (LCC) rute domestik yang awalnya terjadwal, bisa
diterapkan menjadi setiap hari.

Hal itu disampaikan Pemilik Lion
Air Group Rusdi Kirana usai menghadiri rakor tertutup mengenai monitoring dan
evaluasi kebijakan penurunan tarif angkutan udara di Gedung Ali Wardhana Lantai
IV  Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor
2-4 Jakarta Pusat, Senin (22/7).

“Untuk saat ini Selasa,
Kamis dan Sabtu, yang tahu ya jam 10 sampai jam 2 (14.00), nah hari ini
bagaimana rapatnya dibuat itu dari Senin sampai Minggu kemudian dari pagi
sampai pagi,” ungkap Rusdi.

Ia mengungkapkan, untuk
merealisasikan hal itu, pemerintah dan swasta berupaya lewat jalur insentif
fiskal.  “Untuk itu akan ada
insentif fiskal kemudian sama-sama kita sharing apa yang kita bisa
sharing,” tuturnya.

Sebab kata Rusdi, penurunan harga
tiket terjadwal merupakan kebijakan sementara yang dinilainya tidak mungkin
bisa diterapkan secara permanen.

“Jadi karena apa yang
dilakukan sekarang sifatnya sementara, karenakan gak mungkin selamanya hanya
sepekan tiga kali, masyarakat juga mintanya kalau bisa jangan dipaksa jam 10
mau pagi berangkat,” jelasnya.

Baca Juga :  Keren! Setengah Hektare Demplot Cabai BI Kalteng Hasilkan 12 Ton

Diketahui rakor hari ini
merupakan tindaklanjut rakor sebelumnya pada tanggal 1 dan 8 Juli lalu, sebagai
evaluasi penurunan harga tiket pesawat Low Cost Carrier (LCC) sebesar 50 persen
dari tarif batas atas pada hari dan jam tertentu, yakni pada hari Selasa,
Kamis, dan Sabtu mulai pukul 10.00 sampai dengan 14.00 dengan untuk alokasi
seat 30 persen dari total kapasitas pesawat.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, di
Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/7) usai melakukan rapat koordinasi
evaluasi kebijakan penurunan tarif terjadwal, menindaklanjuti rakor sebelumnya
pada tanggal 1 dan 8 Juli lalu.

“Karena dengan kebijakan yang sudah kita ambil kemarin itu betul-betul
asumsi jangka pendek, tidak bisa kita pertahankan untuk mendorong tumbuhnya
kembali atau bangkitnya industri penerbangan,” ungkap Susiwijono.

Lanjut dia, pihaknya ingin jumlah penumpang kembali pada kondisi-kondisi
sebelumnya, meskipun dari sisi harga tidak bisa kembali seperti dua tahun yang
lalu.

Dengan ini pihaknya ingin membangun ekosistem industri penerbangan yang
baru dengan berbagai kebijakan jangka panjang.

Baca Juga :  Berkat BRI, Desa Burong Mandi Belitung Mampu Kembangkan Potensi Daerah

“Jadi tidak hanya murni ngurusin harga tiket saja, komponennya apa,
kita potong-potong diefisiensikan disitu, tidak hanya itu. Kita ingin maunya
lebih komprehensif,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melihat apa saja kebutuhan yang akan
mendorong destinasi wisata, kemudian insentif lain diluar masalah tiket untuk
mendorong penurunan tarif jangka panjang.

“Misalkan dari wisata, nanti kita bicara dengan menteri pariwisata,
disisi perhotelannya, dan sebagainya harus dilakukan juga efisiensi pemotongan
biaya, semacam diskon-diskon untuk waktu-waktu tertentu, kami akan ke arah
sana,” sambungnya.

Susiwijono menegaskan, pihaknya ingin membangun dan menciptakan ekosistem
penerbangan yang sustainable. Ia meyakini dengan berbagai strategi itu,
ekosistem penerbangan bisa tumbuh dengan tidak adanya pemotongan biaya langsung
terhadap usaha penerbangan.

Mematangkan rencana tersebut, pihaknya akan kembali mengadakan diskusi
secara luas dengan  kementerian dan
lembaga seperti Kementerian Pariwisata, BUMN, Kemenhub dan juga pihak seperti
perhotelan, dan lainnya.

“Bagaimana kita sama-sama mendesain kebijakan jangka menengah panjang
yang saling berkontribusi memberikan efisiensi-efisiensi tadi,” tandasnya.
(rmol/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru