28.3 C
Jakarta
Monday, November 10, 2025

Pendidikan Bisnis Berkualitas Faktor Kunci Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Wirausaha merupakan tulang punggung ekonomi rakyat sekaligus motor penggerak pertumbuhan bangsa. Data Kementerian Koperasi dan UKM (2024) menunjukkan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia mencapai sekitar 3,47 persen dari total populasi.

Angka itu meningkat dari 3,21 persen pada tahun sebelumnya.

Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata negara maju yang berada di kisaran 10–12 persen. Padahal, kemajuan Indonesia hanya dapat tercapai apabila didukung fondasi ekonomi rakyat yang kuat.

Wirausaha yang berdaya saing sangat diperlukan, bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi juga untuk memicu inovasi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi kesenjangan sosial.

Mencetak wirausaha inovatif tentu bukan perkara mudah. Pendidikan bisnis yang berkualitas menjadi faktor kunci untuk mempercepat pertumbuhan tersebut.

Tuku, BLP Beauty, hingga Puyo, adalah sederet contoh merek lokal yang kini mampu bersaing dan konsisten bertumbuh di industri masing-masing. Ketiga merek tersebut, bersama ratusan merek lokal lainnya karya alumni Prasetiya Mulya, telah bertumbuh menjadi favorit masyarakat urban.

Baca Juga :  Mulai 1 Juni, Cek Saldo dan Tarik Tunai di ATM Bank BUMN, Tidak Gratis

Mereka menjadi inspirasi bukan hanya bagi mahasiswa S1 Bisnis Prasetiya Mulya, yang merupakan adik kelas para pendiri bisnis tersebut, tetapi juga bagi para pebisnis lain yang berniat terjun di ceruk serupa.

Perjalanan perkuliahan di Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya selama empat tahun penuh kerja keras, kreativitas, dan kolaborasi, telah menghantarkan banyak alumni untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Dinamika dunia bisnis yang dihadirkan melalui konsep pembelajaran eksperiensial berbasis proyek menjadikan mahasiswa lebih tangguh dan antisipatif dalam menghadirkan konsep bisnis yang relevan dengan perilaku pasar.

Pembelajaran berbasis kelompok juga melatih kepemimpinan, kemampuan negosiasi, serta manajemen konflik yang pasti ditemui dalam setiap proses pengambilan keputusan bisnis.

”Semakin berkembangnya zaman mendorong Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya untuk memperlengkapi mahasiswa dengan disiplin ilmu yang futuristik namun tetap ramah budaya lokal, dengan menghadirkan mata kuliah Artificial Intelligence for Entrepreneurship dan Hatching Program untuk melatih inkubasi bisnis berorientasi teknologi dan digital,” kata Wakil Direktur Pendidikan dan Kualitas Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya M. Setiawan Kusmulyono.

Baca Juga :  Waspada YOLO, FOMO, dan FOPO! OJK Kalteng Ingatkan Generasi Muda Kelola Keuangan dengan Bijak

Isu sosial kekinian seperti ESG (environmental, social, and governance) juga diakomodasi dalam pembelajaran Kewirausahaan Sosial dan Community Development.

Menurut Setiawan, hal ini perlu dilakukan agar mahasiswa Prasetiya Mulya dapat menghasilkan inovasi bisnis yang dinamis namun tetap peka terhadap isu keberlanjutan.

”Ekosistem bisnis yang suportif dengan potensi dukungan pendanaan dari alumni Prasetiya Mulya untuk menjadikan bisnis mahasiswa unggul dan berkelanjutan adalah salah satu keistimewaan Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya,” tambah M. Setiawan Kusmulyono.

Setiawan juga menekankan bahwa kurikulum dinamis diterapkan untuk terus mendorong lahirnya ide-ide bisnis baru, menyusul kesuksesan Tuku, BLP Beauty, hingga Puyo.

Para dosen praktisi lintas bidang turut melengkapi pengajaran konseptual dari dosen tetap, sehingga mahasiswa mendapat pembimbingan komprehensif dalam proyek bisnis mereka.(jpc)

Wirausaha merupakan tulang punggung ekonomi rakyat sekaligus motor penggerak pertumbuhan bangsa. Data Kementerian Koperasi dan UKM (2024) menunjukkan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia mencapai sekitar 3,47 persen dari total populasi.

Angka itu meningkat dari 3,21 persen pada tahun sebelumnya.

Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata negara maju yang berada di kisaran 10–12 persen. Padahal, kemajuan Indonesia hanya dapat tercapai apabila didukung fondasi ekonomi rakyat yang kuat.

Wirausaha yang berdaya saing sangat diperlukan, bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi juga untuk memicu inovasi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi kesenjangan sosial.

Mencetak wirausaha inovatif tentu bukan perkara mudah. Pendidikan bisnis yang berkualitas menjadi faktor kunci untuk mempercepat pertumbuhan tersebut.

Tuku, BLP Beauty, hingga Puyo, adalah sederet contoh merek lokal yang kini mampu bersaing dan konsisten bertumbuh di industri masing-masing. Ketiga merek tersebut, bersama ratusan merek lokal lainnya karya alumni Prasetiya Mulya, telah bertumbuh menjadi favorit masyarakat urban.

Baca Juga :  Mulai 1 Juni, Cek Saldo dan Tarik Tunai di ATM Bank BUMN, Tidak Gratis

Mereka menjadi inspirasi bukan hanya bagi mahasiswa S1 Bisnis Prasetiya Mulya, yang merupakan adik kelas para pendiri bisnis tersebut, tetapi juga bagi para pebisnis lain yang berniat terjun di ceruk serupa.

Perjalanan perkuliahan di Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya selama empat tahun penuh kerja keras, kreativitas, dan kolaborasi, telah menghantarkan banyak alumni untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Dinamika dunia bisnis yang dihadirkan melalui konsep pembelajaran eksperiensial berbasis proyek menjadikan mahasiswa lebih tangguh dan antisipatif dalam menghadirkan konsep bisnis yang relevan dengan perilaku pasar.

Pembelajaran berbasis kelompok juga melatih kepemimpinan, kemampuan negosiasi, serta manajemen konflik yang pasti ditemui dalam setiap proses pengambilan keputusan bisnis.

”Semakin berkembangnya zaman mendorong Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya untuk memperlengkapi mahasiswa dengan disiplin ilmu yang futuristik namun tetap ramah budaya lokal, dengan menghadirkan mata kuliah Artificial Intelligence for Entrepreneurship dan Hatching Program untuk melatih inkubasi bisnis berorientasi teknologi dan digital,” kata Wakil Direktur Pendidikan dan Kualitas Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya M. Setiawan Kusmulyono.

Baca Juga :  Waspada YOLO, FOMO, dan FOPO! OJK Kalteng Ingatkan Generasi Muda Kelola Keuangan dengan Bijak

Isu sosial kekinian seperti ESG (environmental, social, and governance) juga diakomodasi dalam pembelajaran Kewirausahaan Sosial dan Community Development.

Menurut Setiawan, hal ini perlu dilakukan agar mahasiswa Prasetiya Mulya dapat menghasilkan inovasi bisnis yang dinamis namun tetap peka terhadap isu keberlanjutan.

”Ekosistem bisnis yang suportif dengan potensi dukungan pendanaan dari alumni Prasetiya Mulya untuk menjadikan bisnis mahasiswa unggul dan berkelanjutan adalah salah satu keistimewaan Program S1 Bisnis Prasetiya Mulya,” tambah M. Setiawan Kusmulyono.

Setiawan juga menekankan bahwa kurikulum dinamis diterapkan untuk terus mendorong lahirnya ide-ide bisnis baru, menyusul kesuksesan Tuku, BLP Beauty, hingga Puyo.

Para dosen praktisi lintas bidang turut melengkapi pengajaran konseptual dari dosen tetap, sehingga mahasiswa mendapat pembimbingan komprehensif dalam proyek bisnis mereka.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/