JAKARTA รขโฌโ Belanja iklan digital di Indonesia ternyata cukup tinggi.
Tak heran bila negara menjadi target penipuan.
Mobile Marketing Association
(MMA) Indonesia dan Integral Ad Science menyebut perusahaan di Indonesia
menjadi target penipuan iklan digital. Nilai kerugian yang diderita perusahan
diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.
รขโฌลIndonesia menjadi target belanja
iklan penipuan atau ad-fraud,รขโฌย kata Country Manager MMA Indonesia, Shanti
Tolani, Kamis (8/8).
Menurut Shanti, Indonesia menjadi
target iklan penipuan karena skala dan volume belanja iklan yang signifikan.
Industri yang menjadi target para penipu antara lain e-commerce, teknologi
finansial, game dan fast-moving consumer goods.
Ad-fraud berasal dari peretas
yang membuat bot, memanfaatkan malware yang berada dalam perangkat untuk
membuat data palsu. Bentuk ad-fraud antara lain berupa iklan bertumpuk saat
membuka sebuah laman.
Sayangnya, baru 43 persen brand
yang menyadari keberadaan ad-fraud. Risiko itu dapat dikurangi melalui edukasi
ke pasar bahwa mereka perlu menggunakan solusi teknologi, bukan hanya memblokir
situs yang dianggap menipu.
รขโฌลJika menggunakan tindakan
pencegahan, risiko ad-fraud dapat diminimalisir sebesar 0,4 hingga 0,5 persen,รขโฌย
katanya.
MMA dan IAS membuat laporan
รขโฌลAd-fraud Brand Safety and Viewbility Whitepaper: The State of Ad-fraud in
Indonesiaรขโฌย berisi pemahaman mengenai penipuan iklan, cara meningkatkan brand
safety, meningkatkan kinerja pemasaran untuk platform periklanan dan mendorong
akuntabilitas dalam mobile advertising.
Managing Director Southeast-Asia
IAS, Laura Quigley, menaksir belanja ad-fraud di Indonesia tahun ini mencapai
USD 120 juta dolar, sementara secara global angkanya menembus USD 42 miliar. (gw/fin/kpc)