25.6 C
Jakarta
Sunday, April 13, 2025

9,7 Tahun Lagi Cadangan Minyak RI Habis

JAKARTA – Cadangan minyak milik PT Pertamina (Persero) semakin
menipis. Dalam 9,7 tahun lagi diprediksi bakal habis, bila perusahaan BUMN itu
tidak melakukan eksplorasi atau pencarian sumur-sumur baru.

Presiden Direktur Pertamina EP,
Nanang Abdul Manaf mengatakan, pihaknya tengah mencari cadangan minyak baru di
sejumlah wilayah di Indonesia.

“Pada tahun 2019, Pertamina EP
melakukan pemboran sebelas sumur eksplorasi. Lokasi sumur antara lain berada di
wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan,” katanya, kemarin (5/2).

Dia menjelaskan, pencarian
sumber-sumber cadangan baru bukan perkara mudah, sebab sumber minyak RI lebih
dominan berada di laut dalam.

Kendati demikian, pihaknya
menegaskan tidak akan menyerah dan akan terus menggenjot kegiatan eksplorasi di
sumur-sumur lokasi-lokasi cadangan baru.

Hal ini sejalan upaya pemerintah
mempercepat target pencapaian produksi minyak 1 juta barel/hari dari semula
2030 menjadi 2025.

“Pertaminan EP akan melaksanakan
program kerja pada tahun 2020 antara lain pemboran sebanyak sebelas sumur,
seismic 2D, seismic 3D, dan survey serta study,” ucap dia.

Baca Juga :  Ikut Lapak Ganjar, Order Naik Dua Kali Lipat

Ditegaskan, Pertamina EP
berkomitmen untuk meningkatkan cadangan minyak sebagaimana untuk mendukung
ketahanan enegi nasional.

“Pertamina EP komitmen untuk
meningkatkan cadangan minyak bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan,”
jelas dia.

Ekonom senior Faisal Basri pernah
menyinggung cadangan minyak nasional Indonesia kian menipis. Menurut dia,
cadangan minyak nasional pada tahun 1980 sebesar 11,6 miliar barel dan saat ini
hanya sekitar 3,2 miliar barel.

“Artinya kita menggasak minyak
jauh lebih cepat dari usaha kita memperoleh cadangan (minyak) baru, (cadangan
minyak) terus diperkosa, tapi malas mengeksplorasi,” kata Faisal.

Dia memprediksi cadangan minyak
nasional akan habis pada 2026. Oleh karena itu, agar cadangan minyak tetap ada,
maka pemeintah harus ada usaha untuk eksplorasi dan melakukan inovasi dari
energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Baca Juga :  Ironis! Dulu Vietnam Belajar Lobster, Padi dan Patin dari Indonesia, K

Sementara Pengamat Energi
Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, selain melakukan
eksporlasi juga perlu kemudahan investasi. Sebab kegiatan tersebut tidak
mendapat anggaran yang besar dari Kementerian Keuangan.

“(Dana yang ada) sangat tidak mencukupi,
sebab investasi di hulu migas tergolong berisiko dan negara tahu itu, maka kita
tidak dalam posisi berinvestasi sendiri, hanya sedikit,” kata Pri.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan
pemerintah untuk memperhatikan betul kemudahan berinvestasi. Tujuannya adalah
peningkatan investasi untuk kegiatan eksplorasi dan menemukan cadangan minyak
baru.

Selain itu, lanjut dia, kemudahan
investasi dalam penerapan teknologi juga penting, seperti penerapan enhance oil
recovery (EOR) sebagai cara mendapat cadangan minyak yang masih ada namun tidak
bisa diambil.

“Kunci meningkatkan cadangan
minyak adalah investasi atas dua hal tersebut dalam skala besar. Caranya?
Kemudahan investasi, yang konkrit,” tukas dia.(din/fin/kpc)

JAKARTA – Cadangan minyak milik PT Pertamina (Persero) semakin
menipis. Dalam 9,7 tahun lagi diprediksi bakal habis, bila perusahaan BUMN itu
tidak melakukan eksplorasi atau pencarian sumur-sumur baru.

Presiden Direktur Pertamina EP,
Nanang Abdul Manaf mengatakan, pihaknya tengah mencari cadangan minyak baru di
sejumlah wilayah di Indonesia.

“Pada tahun 2019, Pertamina EP
melakukan pemboran sebelas sumur eksplorasi. Lokasi sumur antara lain berada di
wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan,” katanya, kemarin (5/2).

Dia menjelaskan, pencarian
sumber-sumber cadangan baru bukan perkara mudah, sebab sumber minyak RI lebih
dominan berada di laut dalam.

Kendati demikian, pihaknya
menegaskan tidak akan menyerah dan akan terus menggenjot kegiatan eksplorasi di
sumur-sumur lokasi-lokasi cadangan baru.

Hal ini sejalan upaya pemerintah
mempercepat target pencapaian produksi minyak 1 juta barel/hari dari semula
2030 menjadi 2025.

“Pertaminan EP akan melaksanakan
program kerja pada tahun 2020 antara lain pemboran sebanyak sebelas sumur,
seismic 2D, seismic 3D, dan survey serta study,” ucap dia.

Baca Juga :  Ikut Lapak Ganjar, Order Naik Dua Kali Lipat

Ditegaskan, Pertamina EP
berkomitmen untuk meningkatkan cadangan minyak sebagaimana untuk mendukung
ketahanan enegi nasional.

“Pertamina EP komitmen untuk
meningkatkan cadangan minyak bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan,”
jelas dia.

Ekonom senior Faisal Basri pernah
menyinggung cadangan minyak nasional Indonesia kian menipis. Menurut dia,
cadangan minyak nasional pada tahun 1980 sebesar 11,6 miliar barel dan saat ini
hanya sekitar 3,2 miliar barel.

“Artinya kita menggasak minyak
jauh lebih cepat dari usaha kita memperoleh cadangan (minyak) baru, (cadangan
minyak) terus diperkosa, tapi malas mengeksplorasi,” kata Faisal.

Dia memprediksi cadangan minyak
nasional akan habis pada 2026. Oleh karena itu, agar cadangan minyak tetap ada,
maka pemeintah harus ada usaha untuk eksplorasi dan melakukan inovasi dari
energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Baca Juga :  Ironis! Dulu Vietnam Belajar Lobster, Padi dan Patin dari Indonesia, K

Sementara Pengamat Energi
Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, selain melakukan
eksporlasi juga perlu kemudahan investasi. Sebab kegiatan tersebut tidak
mendapat anggaran yang besar dari Kementerian Keuangan.

“(Dana yang ada) sangat tidak mencukupi,
sebab investasi di hulu migas tergolong berisiko dan negara tahu itu, maka kita
tidak dalam posisi berinvestasi sendiri, hanya sedikit,” kata Pri.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan
pemerintah untuk memperhatikan betul kemudahan berinvestasi. Tujuannya adalah
peningkatan investasi untuk kegiatan eksplorasi dan menemukan cadangan minyak
baru.

Selain itu, lanjut dia, kemudahan
investasi dalam penerapan teknologi juga penting, seperti penerapan enhance oil
recovery (EOR) sebagai cara mendapat cadangan minyak yang masih ada namun tidak
bisa diambil.

“Kunci meningkatkan cadangan
minyak adalah investasi atas dua hal tersebut dalam skala besar. Caranya?
Kemudahan investasi, yang konkrit,” tukas dia.(din/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru