32.1 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Jalan Alternatif Mengakibatkan Kerumunan, Omzet Pelaku Usaha Menurun

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Pemberlakuan pengetatan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis Mikro di beberapa ruas jalan di Palangka Raya,hingga saat ini masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Tak terkecuali Pemerhati kebijakan publik dan pelayanan publik Thoeseng Asang.

Menurut Thoeseng Asang pemberlakuan penutupan ruas jalan yang dipusatkan di beberapa titik dirasa perlu di kaji dahulu, sebab berdasarkan komentar banyaknya keluhan masyarakat akan penutupan tersebut dan membuat jalan yang dituju semakin jauh.

"Banyak masyarakat yang mengeluhkan penutupan ini, terbukti mereka harus mencari jalan alternatif yang memakan waktu yang sangat lama untuk menuju ketempat kerja atau tempat tujuan. Terlebih lagi jalan alternatif mengalami antrean berdesakan panjang hal itu juga mengakibatkan kerumunan orang," ucap Thoseng yang juga sebagai ketua IHB Kalteng, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga :  Dinilai efektif, Efisien, Cepat dan Tidak Menimbulkan Kerumunan

Sementara itu perwakilan pelaku usaha di Kota Palangka Raya Yanto juga mengatakan, usahanya sangat sepi saat adanya pembatasan ini, terutama jalan menuju ketempat usahanya sepi terhadap pengunjung yang ingin membeli.

"Sepi mas pembeli dari masyarakat setelah adanya penutupan jalan ini hampir tidak ada yang kesini, meski ada satu dua orang tapi sangat berdampak sekali dengan omzet penjualan yang biasanya ramai, tapi setelah adanya penutupan ini jadi sepi," ungkapnya

Senada dengan hal tersebut, pengemudi Ojek Online Bon menambah kan, Agak Susah untuk bepergian kemana-mana dan mengharuskan mengambil jalan memutar keliling karena banyak Jalan yang ditutup.

"Hal ini membuat Menurunnya Orderan dan saat mengambil orderan pun harus memutar jauh, saya berharap semoga Covid-19 cepat berlalu dan perekonomian Masyarakat cepat Pulih seperti dulu," pungkasnya

Baca Juga :  Kereng Bangkirai Palangka Raya jadi Percontohan Program DP3

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Pemberlakuan pengetatan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis Mikro di beberapa ruas jalan di Palangka Raya,hingga saat ini masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Tak terkecuali Pemerhati kebijakan publik dan pelayanan publik Thoeseng Asang.

Menurut Thoeseng Asang pemberlakuan penutupan ruas jalan yang dipusatkan di beberapa titik dirasa perlu di kaji dahulu, sebab berdasarkan komentar banyaknya keluhan masyarakat akan penutupan tersebut dan membuat jalan yang dituju semakin jauh.

"Banyak masyarakat yang mengeluhkan penutupan ini, terbukti mereka harus mencari jalan alternatif yang memakan waktu yang sangat lama untuk menuju ketempat kerja atau tempat tujuan. Terlebih lagi jalan alternatif mengalami antrean berdesakan panjang hal itu juga mengakibatkan kerumunan orang," ucap Thoseng yang juga sebagai ketua IHB Kalteng, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga :  Dinilai efektif, Efisien, Cepat dan Tidak Menimbulkan Kerumunan

Sementara itu perwakilan pelaku usaha di Kota Palangka Raya Yanto juga mengatakan, usahanya sangat sepi saat adanya pembatasan ini, terutama jalan menuju ketempat usahanya sepi terhadap pengunjung yang ingin membeli.

"Sepi mas pembeli dari masyarakat setelah adanya penutupan jalan ini hampir tidak ada yang kesini, meski ada satu dua orang tapi sangat berdampak sekali dengan omzet penjualan yang biasanya ramai, tapi setelah adanya penutupan ini jadi sepi," ungkapnya

Senada dengan hal tersebut, pengemudi Ojek Online Bon menambah kan, Agak Susah untuk bepergian kemana-mana dan mengharuskan mengambil jalan memutar keliling karena banyak Jalan yang ditutup.

"Hal ini membuat Menurunnya Orderan dan saat mengambil orderan pun harus memutar jauh, saya berharap semoga Covid-19 cepat berlalu dan perekonomian Masyarakat cepat Pulih seperti dulu," pungkasnya

Baca Juga :  Kereng Bangkirai Palangka Raya jadi Percontohan Program DP3

Terpopuler

Artikel Terbaru