32.8 C
Jakarta
Thursday, November 27, 2025

Wilmar Bawa Teknologi Filtrasi Air ke Kotim–Seruyan, Warga Akhirnya Bisa Nikmati Air Bersih

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Wilmar resmi meluncurkan program filtrasi air bersih untuk menjawab kebutuhan masyarakat di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.

Langkah ini menjadi angin segar bagi warga yang selama ini mengandalkan air yang keruh, asam, dan mengandung besi tinggi. Program ini juga menargetkan sekolah-sekolah agar anak-anak mendapat akses air bersih yang layak.

Di sejumlah wilayah dua kabupaten tersebut, masalah air bersih sudah berlangsung lama. Kondisi tanah membuat air berwarna kecoklatan sehingga warga terpaksa menggunakan tawas untuk menjernihkan atau menampung air hujan untuk kebutuhan mandi dan minum. Tak heran jika program filtrasi Wilmar langsung disambut positif masyarakat.

Salah satu yang merasakan manfaatnya adalah Ahmad Muzakir, Kepala SD Pantap I, Desa Pantap, Mentaya Hulu, Kotim. Sekolahnya menjadi lokasi penerapan project filtrasi tahun ini.

Baca Juga :  Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

“Filtrasi ini sangat membantu siswa mendapatkan air bersih. Dampaknya besar untuk aktivitas kami di sekolah,” ujar Muzakir saat menghadiri Program CSR Pelatihan Teknik Filtrasi Air Bersih bagi Sekolah dan Masyarakat pada 19 November. Pada kesempatan itu, Wilmar juga menyerahkan 15 unit alat filtrasi kepada sekolah dan masyarakat.

Selama ini, lanjut Muzakir, warga harus mengeluarkan sekitar Rp150 ribu per bulan untuk membeli tawas. Proses penjernihan air memakan waktu hingga enam jam dan tetap menyisakan bau.

“Dengan filtrasi, penjernihan air lebih cepat dan hasilnya jauh lebih baik,” ucapnya.

Electronic money exchangers listing

Sementara itu, Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kotim, Noorliyana, menjelaskan bahwa keterbatasan air bersih di daerahnya dipengaruhi kondisi tanah gambut, dataran tinggi, hingga kawasan pesisir. Situasi ini membuat warga rentan terserang diare dan penyakit kulit. Anak-anak pun berisiko mengalami stunting akibat buruknya sanitasi.

Baca Juga :  Tingkatkan Aktivitas dan Ekonomi Masyarakat Desa, PLN Resmikan Listrik untuk 12 Desa di Barsel

“Air yang tidak bersih membuat nutrisi sulit diserap maksimal. Dampaknya memang tidak langsung, tapi air layak pakai sangat berpengaruh pada kesehatan anak,” kata Noorliyana. Ia berharap program ini diperluas ke wilayah lain yang bernasib serupa.

CSR Manager Wilmar Central Kalimantan Project, Widiyanto, menegaskan bahwa kesehatan masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan menjadi perhatian utama.

“Air adalah kebutuhan dasar. Dengan air yang layak pakai, berbagai aktivitas masyarakat bisa lebih terdukung,” ujarnya.

Program filtrasi Wilmar diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi warga Kotim dan Seruyan untuk keluar dari persoalan air bersih yang sudah berlangsung bertahun-tahun. (adv)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Wilmar resmi meluncurkan program filtrasi air bersih untuk menjawab kebutuhan masyarakat di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.

Langkah ini menjadi angin segar bagi warga yang selama ini mengandalkan air yang keruh, asam, dan mengandung besi tinggi. Program ini juga menargetkan sekolah-sekolah agar anak-anak mendapat akses air bersih yang layak.

Di sejumlah wilayah dua kabupaten tersebut, masalah air bersih sudah berlangsung lama. Kondisi tanah membuat air berwarna kecoklatan sehingga warga terpaksa menggunakan tawas untuk menjernihkan atau menampung air hujan untuk kebutuhan mandi dan minum. Tak heran jika program filtrasi Wilmar langsung disambut positif masyarakat.

Electronic money exchangers listing

Salah satu yang merasakan manfaatnya adalah Ahmad Muzakir, Kepala SD Pantap I, Desa Pantap, Mentaya Hulu, Kotim. Sekolahnya menjadi lokasi penerapan project filtrasi tahun ini.

Baca Juga :  Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

“Filtrasi ini sangat membantu siswa mendapatkan air bersih. Dampaknya besar untuk aktivitas kami di sekolah,” ujar Muzakir saat menghadiri Program CSR Pelatihan Teknik Filtrasi Air Bersih bagi Sekolah dan Masyarakat pada 19 November. Pada kesempatan itu, Wilmar juga menyerahkan 15 unit alat filtrasi kepada sekolah dan masyarakat.

Selama ini, lanjut Muzakir, warga harus mengeluarkan sekitar Rp150 ribu per bulan untuk membeli tawas. Proses penjernihan air memakan waktu hingga enam jam dan tetap menyisakan bau.

“Dengan filtrasi, penjernihan air lebih cepat dan hasilnya jauh lebih baik,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kotim, Noorliyana, menjelaskan bahwa keterbatasan air bersih di daerahnya dipengaruhi kondisi tanah gambut, dataran tinggi, hingga kawasan pesisir. Situasi ini membuat warga rentan terserang diare dan penyakit kulit. Anak-anak pun berisiko mengalami stunting akibat buruknya sanitasi.

Baca Juga :  Tingkatkan Aktivitas dan Ekonomi Masyarakat Desa, PLN Resmikan Listrik untuk 12 Desa di Barsel

“Air yang tidak bersih membuat nutrisi sulit diserap maksimal. Dampaknya memang tidak langsung, tapi air layak pakai sangat berpengaruh pada kesehatan anak,” kata Noorliyana. Ia berharap program ini diperluas ke wilayah lain yang bernasib serupa.

CSR Manager Wilmar Central Kalimantan Project, Widiyanto, menegaskan bahwa kesehatan masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan menjadi perhatian utama.

“Air adalah kebutuhan dasar. Dengan air yang layak pakai, berbagai aktivitas masyarakat bisa lebih terdukung,” ujarnya.

Program filtrasi Wilmar diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi warga Kotim dan Seruyan untuk keluar dari persoalan air bersih yang sudah berlangsung bertahun-tahun. (adv)

Terpopuler

Artikel Terbaru