PROKALTENG.CO – Perubahan global yang semakin dinamis membawa tantangan besar terhadap ketahanan energi di berbagai belahan dunia. Krisis energi, transisi menuju energi bersih, serta meningkatnya kebutuhan listrik seiring dengan pertumbuhan populasi menjadi isu mendesak yang memerlukan perhatian serius.
Dalam menghadapi tantangan ini, edukasi tentang pentingnya ketahanan energi bagi generasi muda menjadi langkah strategis untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Sebagai bentuk komitmen mendukung kesadaran generasi muda terhadap isu tersebut, General Manager PLN UID Kalselteng, Ahmad Syauki, memberikan kuliah umum di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) yang bertajuk “Ketahanan Energi dan Energi Baru Terbarukan” yang diikuti 90 orang termasuk mahasiswa dan dosen.
Di awal acara, Direktur Poliban, Joni Riadi, menyampaikan bahwa institusi pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan energi.
“Kami sangat bersyukur atas kehadiran GM PLN yang memberikan materi penting tentang ketahanan energi kepada mahasiswa. Ini menjadi bekal berharga bagi mereka,” ujar Joni.
Ia juga menambahkan bahwa Poliban telah turut serta dalam program transisi energi melalui sejumlah penelitian yang melibatkan dosen dan mahasiswa.
“Dosen dan mahasiswa kami aktif dalam proyek hybrid tenaga angin dan matahari, pemanfaatan energi biomassa, hingga konversi kendaraan listrik yang bekerja sama dengan PLN,” ungkapnya.
Sementara itu, Ahmad Syauki dalam pemaparannya menekankan pentingnya program Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang salah satunya mencakup ketahanan energi.
“Ketahanan energi adalah kunci untuk mewujudkan swasembada energi di Indonesia. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan,” tegas Syauki.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi, untuk mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Kami ingin mendukung pengembangan keterampilan vokasi mahasiswa melalui kegiatan seperti kuliah umum ini. Harapannya, jarak antara institusi pendidikan dan dunia industri dapat dipersempit, sehingga lulusan lebih siap menghadapi kebutuhan industri yang terus berkembang,” tambahnya.
Selain materi utama, Ahmad Syauki juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa tentang pentingnya membangun jiwa kepemimpinan sejak dini.
“Menjadi pemimpin tidak harus menunggu kesuksesan datang. Kepemimpinan dimulai dari perilaku kita sendiri, seperti membangun rasa percaya diri, merangkul teman-teman, dan terus berinovasi. Ini adalah langkah awal membangun karakter pemimpin dalam diri kita,” tutupnya. (tim)