Tak Ada Penambahan Hot Spot Karhutla di Palangkaraya
PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, jumlah kasus karhutla yang tercatat di tahun 2023 mencapai 637 kali. Hal ini terjadi di beberapa titik wilayah.
Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kota Palangkaraya, Berlianto, mengatakan wilayah Jekan Raya menjadi kecamatan dengan kasus karhutla terbanyak, yakni mencapai 316 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Sebangau sebanyak 225 kasus, Kecamatan Pahandut sebanyak 91 kasus, Bukit Batu sebanyak 6 kasus, dan Rakumpit hingga sejauh ini masih terbilang nihil kasus karhutla.
“Dari keseluruhan kecamatan, BPBD menemukan total 637 kasus karhutla yang membakar 799,83 hektare di Kota Palangkaraya,” katanya, Senin (30/10/2023) kemarin.
Terkait kualitas udara yang masih menunjukkan kategori tidak sehat, dia menyebut sesuai pantauan ISPU.net bahwa hingga (29/10) lalu, hanya ada satu titik api. Persisnya di belakang SPBE daerah Kalampangan. Tim langsung turunn ke lokasi, untuk memantau kondisi.
Dikatakan Berlianto, karena memang kegiatan tersebut merupakan masa transisi yang berhenti sampai 2 November 2023. Sehingga nanti akan dievaluasi pihaknya lagi. Diharapkan dalam waktu tersebut, masa transisi pemulihan sudah bisa dicabut. Sementara mengenai penambahan titik api baru, dirinya mengatakan tidak ada.
“Kalau penambahan titik baru tidak ada. Hanya asap di tempat lama yang masih timbul,” tutupnya. (*ana/hnd)
PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, jumlah kasus karhutla yang tercatat di tahun 2023 mencapai 637 kali. Hal ini terjadi di beberapa titik wilayah.
Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kota Palangkaraya, Berlianto, mengatakan wilayah Jekan Raya menjadi kecamatan dengan kasus karhutla terbanyak, yakni mencapai 316 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Sebangau sebanyak 225 kasus, Kecamatan Pahandut sebanyak 91 kasus, Bukit Batu sebanyak 6 kasus, dan Rakumpit hingga sejauh ini masih terbilang nihil kasus karhutla.
“Dari keseluruhan kecamatan, BPBD menemukan total 637 kasus karhutla yang membakar 799,83 hektare di Kota Palangkaraya,” katanya, Senin (30/10/2023) kemarin.
Terkait kualitas udara yang masih menunjukkan kategori tidak sehat, dia menyebut sesuai pantauan ISPU.net bahwa hingga (29/10) lalu, hanya ada satu titik api. Persisnya di belakang SPBE daerah Kalampangan. Tim langsung turunn ke lokasi, untuk memantau kondisi.
Dikatakan Berlianto, karena memang kegiatan tersebut merupakan masa transisi yang berhenti sampai 2 November 2023. Sehingga nanti akan dievaluasi pihaknya lagi. Diharapkan dalam waktu tersebut, masa transisi pemulihan sudah bisa dicabut. Sementara mengenai penambahan titik api baru, dirinya mengatakan tidak ada.
“Kalau penambahan titik baru tidak ada. Hanya asap di tempat lama yang masih timbul,” tutupnya. (*ana/hnd)