33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Yayasan SEJIWA Didukung 46 Mitra Luncurkan Gerakan JAGOAN

PROKALTENG.CO – Yayasan Sejiwa meluncurkan Gerakan JAGOAN (Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak) didukung oleh Kominfo, Siberkreasi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristekdikti, Divisi Psikiratri Adiksi dan 47 mitra seluruh Indonesia, di Jakarta (2/10). 

“Kami ingin menyelamatkan anak-anak Indonesia dari kecanduan gawai yang saat ini kondisinya sudah sangat kritis, “ujar Diena Haryana, Pendiri Yayasan SEJIWA. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dr. dr. Kristiana Siste, SpKJ dan tim terhadap 643 remaja di Jakarta, pihaknya menemukan kondisi kejiwaan anak-anak yang memprihatinkan. Ada sebanyak 31,4% remaja mengalami kecanduan internet. Sebanyak 67,2% remaja menggunakan internet >20 jam/minggu, 96,9% mengaksesnya melalui gawai pintar pribadi, dan 91,1% mengakses dari rumah. Akibatnya, sebanyak 56,3% remaja memiliki masalah perilaku dan 48,2% memiliki masalah depresi. 

“Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian semua orang, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, lembaga masyarakat, sekolah, orang tua, serta remaja dan dewasa muda itu sendiri. Hal ini harus diintervensi segera karena kecanduan internet menimbulkan dampak negatif bagi otak, fisik, kesehatan jiwa, dan sosial,” ujar dr. Siste.  

“Orang dengan kecanduan internet mengalami perubahan di otak yaitu terjadinya penurunan konektivitas fungsional otak antara area parietal lateral dan korteks prefrontal lateral. Hal ini menyebabkan seseorang sulit membuat keputusan, sulit konsentrasi dan fokus, pengendalian diri buruk, prestasi menurun, penurunan kapasitas proses memori, serta kognisi sosial negatif,” tambah dr Siste.  

Di sisi lain, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo juga mengajak para orang tua dan tenaga pendidik untuk ikut turut serta dalam proses transformasi digital.   

Baca Juga :  Pemkab Kobar Selalu Bersinergi dan Mendukung Kegiatan Kesultanan

“Mari kita dampingi dan arahkan anak-anak supaya bisa menjalankan kehidupan yang seimbang, yang akan bisa membuat mereka bertumbuh kembang dengan optimal," ujarnya.   

Kementerian Kominfo bersama mitra jejaring Siberkreasi secara masif juga melakukan literasi digital kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk didalamnya orang tua, tenaga pendidik, dan pelajar untuk dapat menjadi warganet yang semakin cakap digital.  

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyatakan pentingnya orang tua berperan aktif dalam memastikan anak menggunakan media digital secara proporsional, sehat dan positif.  

Menurutnya, ini untuk menjaga agar usia anak tidak rentan terpapar dampak negatif media digital. KPAI juga terus mendorong pemerintah untuk memastikan semua media platform menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memastikan proteksi terhadap anak sebagai pengguna, sehingga usia anak tidak rentan terpapar konten negatif.  

"Kami sangat mengapresiasi SEJIWA sebagai bagian dari civil society dan seluruh mitra atas inisiatif meluncurkan program JAGOAN ini," papar Susanto. 

Pemerhati Pendidikan dan Pakar Pendidikan Karakter, Doni Koesoema A menyatakan bahwa keseimbangan hidup dalam menyelaraskan antara dunia digital dan real menjadi dasar dari pertumbuhan individu yang baik dan sehat.  

“Dunia digital adalah bagian dari hidup anak-anak Indonesia saat ini. Meskipun teknologi digital adalah alat, namun sudah menjadi bagian hidup dan eksistensi manusia. Maka, para guru perlu mendidik anak-anak Indonesia pada satu dunia yang utuh. Bukan memisahkan antara digital dan real,” ujar Doni. 

Baca Juga :  Sah! Pengurus PWI Barsel Masa Bakti 2021-2024 Resmi Dilantik

“Anak-anak perlu dilatih mempergunakan gawai demi kebaikan, pengembangan diri, pertumbuhan karakter, dan pengembangan nilai-nilai luhur yang akan menjadikan mereka sebagai anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berbudi pekerti luhur,” tegasnya lagi. 

Inisiator gerakan ini, Diena Haryana berharap agar gerakan ini dapat melahirkan generasi yang unggul dan tangguh. 

“Kita punya janji untuk menjaga Indonesia. Tugas kita adalah meyakinkan bahwa para penerus kita adalah sosok-sosok yang unggul dan tangguh menjadi bangsa besar menuju Indonesia maju. Kita punya tanggung jawab besar untuk mengatasi adiksi gawai ini bersama-sama,” ujar Diena. 

Yayasan Borneo Football International adalah mitra dari Yayasan Sejiwa yang memprakasai gerakan Jagoan di Kalimantan  Tengah, dimana Yayasan Borneo Football International bekerja sama dengan  Kantor Walikota Palangka Raya, Kominfosamtik Propinsi Kalimantan Tengah, Dispora Kalimantan Tengah, Yayasan Usaha Mulia dan Jong Dragon Borneo School, sangat mendukung adanya kampanye Gerakan JAGOAN sebagai bentuk peduli terhadap anak-anak dan generasi muda di Kalimantan Tengah.  

Muhamad Bachrun Bustillo sebagai Ketua Yayasan Borneo Football International merasa senang  dengan terpilihnya Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pelaksana kampanye Gerakan JAGOAN pada tanggal 30 Oktober 2021 dengan tema “ Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak”  yang  jelas memiliki manfaat positif bagi anak-anak dalam mengontrol penggunaan gawai sehingga  mereka tidak teradiksi gawai. 

 

PROKALTENG.CO – Yayasan Sejiwa meluncurkan Gerakan JAGOAN (Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak) didukung oleh Kominfo, Siberkreasi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristekdikti, Divisi Psikiratri Adiksi dan 47 mitra seluruh Indonesia, di Jakarta (2/10). 

“Kami ingin menyelamatkan anak-anak Indonesia dari kecanduan gawai yang saat ini kondisinya sudah sangat kritis, “ujar Diena Haryana, Pendiri Yayasan SEJIWA. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dr. dr. Kristiana Siste, SpKJ dan tim terhadap 643 remaja di Jakarta, pihaknya menemukan kondisi kejiwaan anak-anak yang memprihatinkan. Ada sebanyak 31,4% remaja mengalami kecanduan internet. Sebanyak 67,2% remaja menggunakan internet >20 jam/minggu, 96,9% mengaksesnya melalui gawai pintar pribadi, dan 91,1% mengakses dari rumah. Akibatnya, sebanyak 56,3% remaja memiliki masalah perilaku dan 48,2% memiliki masalah depresi. 

“Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian semua orang, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, lembaga masyarakat, sekolah, orang tua, serta remaja dan dewasa muda itu sendiri. Hal ini harus diintervensi segera karena kecanduan internet menimbulkan dampak negatif bagi otak, fisik, kesehatan jiwa, dan sosial,” ujar dr. Siste.  

“Orang dengan kecanduan internet mengalami perubahan di otak yaitu terjadinya penurunan konektivitas fungsional otak antara area parietal lateral dan korteks prefrontal lateral. Hal ini menyebabkan seseorang sulit membuat keputusan, sulit konsentrasi dan fokus, pengendalian diri buruk, prestasi menurun, penurunan kapasitas proses memori, serta kognisi sosial negatif,” tambah dr Siste.  

Di sisi lain, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo juga mengajak para orang tua dan tenaga pendidik untuk ikut turut serta dalam proses transformasi digital.   

Baca Juga :  Pemkab Kobar Selalu Bersinergi dan Mendukung Kegiatan Kesultanan

“Mari kita dampingi dan arahkan anak-anak supaya bisa menjalankan kehidupan yang seimbang, yang akan bisa membuat mereka bertumbuh kembang dengan optimal," ujarnya.   

Kementerian Kominfo bersama mitra jejaring Siberkreasi secara masif juga melakukan literasi digital kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk didalamnya orang tua, tenaga pendidik, dan pelajar untuk dapat menjadi warganet yang semakin cakap digital.  

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyatakan pentingnya orang tua berperan aktif dalam memastikan anak menggunakan media digital secara proporsional, sehat dan positif.  

Menurutnya, ini untuk menjaga agar usia anak tidak rentan terpapar dampak negatif media digital. KPAI juga terus mendorong pemerintah untuk memastikan semua media platform menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memastikan proteksi terhadap anak sebagai pengguna, sehingga usia anak tidak rentan terpapar konten negatif.  

"Kami sangat mengapresiasi SEJIWA sebagai bagian dari civil society dan seluruh mitra atas inisiatif meluncurkan program JAGOAN ini," papar Susanto. 

Pemerhati Pendidikan dan Pakar Pendidikan Karakter, Doni Koesoema A menyatakan bahwa keseimbangan hidup dalam menyelaraskan antara dunia digital dan real menjadi dasar dari pertumbuhan individu yang baik dan sehat.  

“Dunia digital adalah bagian dari hidup anak-anak Indonesia saat ini. Meskipun teknologi digital adalah alat, namun sudah menjadi bagian hidup dan eksistensi manusia. Maka, para guru perlu mendidik anak-anak Indonesia pada satu dunia yang utuh. Bukan memisahkan antara digital dan real,” ujar Doni. 

Baca Juga :  Sah! Pengurus PWI Barsel Masa Bakti 2021-2024 Resmi Dilantik

“Anak-anak perlu dilatih mempergunakan gawai demi kebaikan, pengembangan diri, pertumbuhan karakter, dan pengembangan nilai-nilai luhur yang akan menjadikan mereka sebagai anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berbudi pekerti luhur,” tegasnya lagi. 

Inisiator gerakan ini, Diena Haryana berharap agar gerakan ini dapat melahirkan generasi yang unggul dan tangguh. 

“Kita punya janji untuk menjaga Indonesia. Tugas kita adalah meyakinkan bahwa para penerus kita adalah sosok-sosok yang unggul dan tangguh menjadi bangsa besar menuju Indonesia maju. Kita punya tanggung jawab besar untuk mengatasi adiksi gawai ini bersama-sama,” ujar Diena. 

Yayasan Borneo Football International adalah mitra dari Yayasan Sejiwa yang memprakasai gerakan Jagoan di Kalimantan  Tengah, dimana Yayasan Borneo Football International bekerja sama dengan  Kantor Walikota Palangka Raya, Kominfosamtik Propinsi Kalimantan Tengah, Dispora Kalimantan Tengah, Yayasan Usaha Mulia dan Jong Dragon Borneo School, sangat mendukung adanya kampanye Gerakan JAGOAN sebagai bentuk peduli terhadap anak-anak dan generasi muda di Kalimantan Tengah.  

Muhamad Bachrun Bustillo sebagai Ketua Yayasan Borneo Football International merasa senang  dengan terpilihnya Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pelaksana kampanye Gerakan JAGOAN pada tanggal 30 Oktober 2021 dengan tema “ Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak”  yang  jelas memiliki manfaat positif bagi anak-anak dalam mengontrol penggunaan gawai sehingga  mereka tidak teradiksi gawai. 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru