PROKALTENG.CO – Anak muda, khususnya para calon pemilih pemula di pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah yang akan datang, perlu mengedepankan semangat persatuan yang kritis dan konstruktif menghadapi proses demokrasi.
Hal ini menjadi catatat yang dibagikan Anggota DPD RI Agustin Teras Narang dalam diskusi dan Penghayatan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di SMAN 4 Palangka Raya, Senin (27/3/2023).
“Kegiatan ini digelar dalam rangkaian tugas saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, serta sekaligus sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dari daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah,” jelas Teras.
Bhinneka Tunggal Ika adalah cermin semangat keberagaman yang perlu kita dan khususnya para pelajar ini pahami dan hayati makna hakikinya. Bhinneka Tunggal Ika adalah kekuatan sebagai bangsa yang terdiri dari sekian banyak suku, agama dan budaya yang ada di negara Indonesia.
Generasi muda sebagai ujung tombak masa depan bangsa, perlu mendapat pemahaman berkenaan dengan prinsip kebersamaan dalam keberagaman dan persatuan, untuk mencapai tujuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .
“Begitu pun tidak kalah pentingnya kita memahami serta menghidupi semangat Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta taat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” kata Senator asal Kalteng ini.
Dalam kondisi hari ini di tengah era disrupsi dan revolusi industri 4.0 serta berkembangnya Society 5.0, generasi muda, milenial kita akan menghadapi bonus demografi dan disrupsi yang bergerak cepat. Kondisi yang tentunya menghadirkan berbagai peluang serta tantangan.
Teras berharap peluang dan tantangan tersebut menjadikan kita untuk semakin maju dan berkembang. Agar kita jadi generasi muda di Kalimantan Tengah dan Indonesia yang maju dan unggul.
Para siswa ini tentunya akan menghadapi dinamika kontestasi pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah pada tahun 2024 mendatang. Kondisi yang mungkin menjadi pengalaman pertama para siswa ini untuk ikut berkontribusi dan ikut andil dalam melaksanakan hak serta kewajiban mereka sebagai warga negara indonesia.
Tentunya generasi muda inilah yang yang diharapkan sebagai contoh persatuan bagi masyarakat Kalteng yang akan menghadapi banyaknya perbedaan pendapat, dalam seluruh proses berlangsungnya pesta demokrasi. Maka pendidikan politik sejak dini, perlu kita hidupkan dengan berlandaskan nilai nilai kebangsaan dengan secara utuh.
“Pesan saya, generasi muda Kalteng harus teguh pada empat nilai-nilai falsafah kebangsaan tersebut. Serta dapat menerapkanya dan mampu menyebarkan makna dari Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat kita yang beragam dengan baik, benar, dan adil,” ungkapnya seraya menegaskan Amun dia wayah tuh, pea hindai? (Kalau tidak sekarang, kapan lagi?). Amun dia itah, eweh hindai? (Kalau tidak kita, siapa lagi?).