33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Begini Pendampingan ABK di Sekolah Inklusi

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO– Selama kurang lebih tiga tahun berjalan, sekolah inklusi telah diterapkan pada sekolah dasar di Kota Palangkaraya. Seperti di SDN 4 Palangkaraya misalnya. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah, Hartani, S.Pd.,M.Pd, sekolah di Jalan Kinibalu, Kota Palangkaraya itu, memiliki beberapa peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Menurut guru kelas V, Siti Fatmawati yang kelasnya terdapat dua orang ABK, daya tangkap dalam menerima pelajaran matematika dinilai masih sangat kurang.  Sebab, sebagian besar kemampuan ABK dalam berhitung terbatas.

“Dia ini ABK untuk sistem pendengaran. Perasa maupun penglihatannya masih normal. Bahkan menulis bisa dan bagus. Hanya saja, dalam pelajaran matematika dia masih kurang, dan tidak bisa melakukan kali-kalian,”ucapnya, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga :  Parah! di Palangka Raya, Gas Subsidi Lampaui HET

Menurut Siti, dalam sekolah inklusi, penerapan pelajaran pun harus dibedakan antara ABK dan peserta didik normal. Porsi pelajarannya jelas berbeda. Dikatakannya, jika ABK cukup dikasih satu soal pelajaran, sedangkan yang lain bisa lima atau sepuluh soal. Meskipun ABK memiliki keterbatasan dalam pelajaran, namun Siti mengatakan bahwa anak didik tersebut tidak mengganggu kepada anak didik lainnya.

“ABK ini dalam pelajaran mereka bisa  tambah-tambahan maupun pengurangan. Bahkan dalam menulis mereka tulisannya lebih bagus. Hanya saja untuk daya tangkapnya di beberapa pelajaran lainnya yang masih kurang. Namun, tetap kami lakukan pendampingan. Bahkan mereka ini tidak bisa ditinggalkan sendiri,”ujarnya.(rin/hnd)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO– Selama kurang lebih tiga tahun berjalan, sekolah inklusi telah diterapkan pada sekolah dasar di Kota Palangkaraya. Seperti di SDN 4 Palangkaraya misalnya. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah, Hartani, S.Pd.,M.Pd, sekolah di Jalan Kinibalu, Kota Palangkaraya itu, memiliki beberapa peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Menurut guru kelas V, Siti Fatmawati yang kelasnya terdapat dua orang ABK, daya tangkap dalam menerima pelajaran matematika dinilai masih sangat kurang.  Sebab, sebagian besar kemampuan ABK dalam berhitung terbatas.

“Dia ini ABK untuk sistem pendengaran. Perasa maupun penglihatannya masih normal. Bahkan menulis bisa dan bagus. Hanya saja, dalam pelajaran matematika dia masih kurang, dan tidak bisa melakukan kali-kalian,”ucapnya, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga :  Parah! di Palangka Raya, Gas Subsidi Lampaui HET

Menurut Siti, dalam sekolah inklusi, penerapan pelajaran pun harus dibedakan antara ABK dan peserta didik normal. Porsi pelajarannya jelas berbeda. Dikatakannya, jika ABK cukup dikasih satu soal pelajaran, sedangkan yang lain bisa lima atau sepuluh soal. Meskipun ABK memiliki keterbatasan dalam pelajaran, namun Siti mengatakan bahwa anak didik tersebut tidak mengganggu kepada anak didik lainnya.

“ABK ini dalam pelajaran mereka bisa  tambah-tambahan maupun pengurangan. Bahkan dalam menulis mereka tulisannya lebih bagus. Hanya saja untuk daya tangkapnya di beberapa pelajaran lainnya yang masih kurang. Namun, tetap kami lakukan pendampingan. Bahkan mereka ini tidak bisa ditinggalkan sendiri,”ujarnya.(rin/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru