SAMPIT,PROKALTENG.CO– Insiden tongkang menyerempet lanting warga di Sungai Cempaga tepatnya di Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kembali terjadi pada Minggu (19/12).
Menurut Kepala Desa Luwuk Bunter Kurnainnoor mengatakan kejadian tersebut sekitar pukul 10.20 karena tongkang tersebut saling beriringan yang satunya mau parkir dan yang satunya mau melambung lewat sebelah kanan, begitu salah satu tongkang membelukkan sebelah kiri mengakibatkan putus tali tuing sehingga arah tongkang tak terkendalikan.
“Akibat putusnya tali tersebut sehingga mengakibatkan dua lanting milik warga milik Agus dan Isar menjadi rusak terkena tabrak oleh tongkang yang bermuatan bauksit,” sampai Kurnainnoor.
Dirinya mengatakan wilayah sungai Cempaga  khususnya Desa Luwuk Bunter ini, mulai 2013 sudah menjadi tempat parkir tongkang yang mengakut bauksit, karena daerah ini sungainya cukup luas dan ada lahan warga yang mengangur disewa oleh pengusaha tambang tersebut.
“Mulai 2013 lalu daerah ini sudah menjadi tempat parkir tongkang yang menagankut bauksit ataupun yang lainnya, pengusaha telah menyewa lahan warga untuk tempat parkir tongkang tersebut,” Kurnainnoor.
Ia juga mengatakan sebagian warga masyarakat ada yang mengeluh terkait tongkang yang sering melintas karena air jadi keruh sehingga mereka tidak bisa mandi maupun yang lainnya. Selain itu juga sering terjadi senggolan tongkang terhadap lanting warga seperti insiden hari ini.
“Warga juga berharap adanya bantuan dari pihak perusahan untuk membantu membuatkan tempat MCK sehingga mereka tidak lagi turun ke sungai, karena selama ini air sungai menjadi keruh akibat tongkang yang lewat,” tutupnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotim Muhammad Kurniawan Anwar menyoroti terjadinya insiden tongkang menyerempet lanting warga di Sungai Cempaga Kecamatan Cempaga dan turun langsung untuk melihat lokasi kejadian tersebut bersama anggotanya Bima Santoso pada Minggu sore.
“Kami sangat menyangkan kejadian ini terulang kembali, dan ini bukan yang pertama kalinya, harusnya KSOP Sampit sebagai leading sector harus memberikan peringatan kepada pihak kapal. Disini kami juga menyoroti dari pihak KSOP, apakah setelah ini ada tindakan terhadap tongkang tersebut atau bagaimana,” kata Kurniawan.
Menurutnya daerah aliran sungai Cempaga cukup padat lalu lintas angkutan sungai, padahal banyak aktivitas masyarakat yang bergantung pada sungai ini, kalau intensitas tongkang sangat tinggi maka tentu pasti ada dampak yang ditimbulkan, termasuk risiko terus terulangnya insiden tongkang menyerempet lanting warga.
“Terkait kejadian ini, pihak kapal harus bertanggung jawab. Kami juga meminta kepada pihak KSOP agar kapal atau tongkang tersebut jangan diberikan izin gerak sebelum semua sudah tuntas,” tegasnya.
Dirinya juga mempertanyakan apakah memang dibolehkan tongkang-tongkang yang mengangkut bauksit atau hasil tambang, parkir di pinggiran sungai, karena ini juga sangat mengangu lalu lintas di sungai tersebut.
“Hal ini juga harus menjadi perhatian KSOP, karena kalau mereka parkir sangat mengangu lalu lintas sungai tersebut, karena insedin tongkang menabrang lanting warga sudah sering terjadi,” tutupnya.(bah)