PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Festival Film Indonesia (FFI) 2025 berkolaborasi dengan Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) menghadirkan talkshow sineas di Dermaga Kereng Bangkirai, Sebangau, Palangka Raya, Sabtu (20/9).
Acara ini menghadirkan Ketua Program FFI 2025 Prilly Latuconsina, Duta FFI 2025 Sheila Dara, serta Direktur Eksekutif Ranu Welum Foundation Roro Ardya Garini.
Ketua Program FFI 2025, Prilly Latuconsina, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi sarana untuk menjalin hubungan dengan para sineas daerah, sekaligus memperkenalkan karya mereka kepada FFI.
“Lokasi ini sangat potensial untuk dijadikan tempat produksi film. Selain itu, film yang mengangkat budaya selalu mendapat apresiasi tinggi. Bagi para sineas, jangan ragu untuk mengangkat budaya lokal, karena hal tersebut merupakan kekuatan yang mampu menjadi daya tarik bagi penonton,” ujar Prilly, Sabtu. (20/9/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Duta FFI 2025, Sheila Dara, menambahkan bahwa dirinya sangat menantikan peluang berkolaborasi dengan para sineas di Palangka Raya.
“Saya berharap dapat terlibat dalam karya para pembuat film di daerah ini. Kolaborasi antara KIIFF dan FFI merupakan langkah yang sangat baik, karena setiap cerita yang berakar pada budaya lokal patut untuk disuarakan dan diapresiasi,” ungkap Sheila.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Ranu Welum Foundation, Roro Ardya Garini, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh sineas dari Kalimantan Tengah, melainkan juga dari berbagai daerah.
“Peserta yang hadir bukan hanya dari Palangka Raya, tetapi juga dari Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan daerah lainnya. Kami berharap dengan adanya pertemuan bersama FFI, karya-karya kami dapat masuk ke dalam program FFI dan memiliki peluang untuk dikenal lebih luas,” jelas Roro.
Lebih lanjut, Prilly Latuconsina menyoroti tantangan generasi muda dalam menjaga nilai budaya di tengah arus modernisasi.
“Saat ini anak muda Indonesia kerap lebih terpengaruh budaya luar. Padahal, apabila kita mampu mengangkat budaya sendiri ke dalam film, hal itu akan menjadi kekuatan. Sebagaimana drama Korea yang berhasil menampilkan identitas budaya mereka dalam setiap karyanya,” tutur Prilly.
Talkshow ini, menjadi bagian dari rangkaian FFI Goes to Kalimantan yang bertujuan memperluas jejaring, memperkuat kolaborasi, serta memberikan ruang apresiasi bagi sineas daerah dalam perjalanan menuju Puspawarna Sinema Indonesia. (adr)