PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Mempersiapkan kehamilan menjadi langkah penting dalam pencegahan stunting. Sebab kesehatan ibu dan bayi pada seribu hari pertama kehamilan, akan menentukan bayi lahir stunting atau tidak.
Langkah penting ini tidak semuanya diketahui masyarakat, hal ini pun menjadi pekerjaan penting bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Berkaitan hal tersebut, BKKBN memperkuat sinergi di lapangan sebagai corong penyampaian informasi dan antisipasi terhadap kasus stunting dengan melantik pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), Penyuluh Keluarga Berencana (KB), Jumat (16/9).
35 PPPK Penyuluh KB tersebut dilantik oleh Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) BKKBN, Viktor Hasiholan Siburian, didampingi Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah.
“Berdasarkan Hasil SSGI 2021, angka stunting secara nasional menunjukkan adanya perbaikan dengan penurunan sebesar 3,3 persen dari 27.7 persen pada tahun 2019 menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Supaya angka stunting ini terus menurun maka perlu adanya Tim Pendamping Keluarga,” kata Viktor usai melantik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari 14 provinsi yang memiliki prevalensi stunting tertinggi secara nasional. Data SSGI 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting rata-rata di Provinsi Kalimantan Tengah ada di angka 27,4 persen.
“Ini merupakan tantangan besar bagi Provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai target penurunan angka stunting di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu 15,38 persen dan target secara nasional yaitu 14 persen pada tahun 2024,” jelas Viktor.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Muhammad Fitriyanto Leksono menekankan, kepada seluruh Penyuluh KB untuk dapat memperkuat sinergitas bersama stekolder dan pemerintah daerah, guna mencegah munculnya kasus stunting baru.
“Kami berharap agar Penyuluh KB untuk dapat bersinergi dengan tim pendampingan keluarga. Jadi mereka bergerak dari lapangan, berkoordinasi dengan tim percepatan stunting pada tingkat desa untuk mensinergikan program-program penurunan stunting,” tandas Firianto.