PROKALTENG.CO – Dosen Universitas Palangka Raya (UPR) Ir. Rendy Muhamad Iqbal kembali mengharumkan dunia pendidikan Kalimantan Tengah. Ia sukses meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) bidang Kimia dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dengan pencapaian yang langsung mencuri perhatian: IPK 4.00 dan masa studi kurang dari tiga tahun.
Rendy juga dinobatkan sebagai lulusan terbaik program Ph.D. dan berhak menerima Chancellor Award, penghargaan tertinggi UTM yang diserahkan langsung oleh Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Baginda Raja Permaisuri Agong Raja Zarith Sofiah. “Alhamdulillah, ini capaian yang sangat membahagiakan. Prestasi ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk universitas,” ujar Rendy di Palangka Raya, Sabtu.
UTM sendiri dikenal sebagai kampus berkelas dunia, menempati peringkat 153 global dan 25 terbaik Asia. Di kampus inilah Rendy menuntaskan studi doktoralnya yang penuh dinamika dan tantangan.
“Apalagi penghargaan ini diberikan langsung oleh Ratu Malaysia. Itu sebuah kehormatan besar bagi saya sebagai salah satu lulusan terbaik,” tambahnya dilansir dari ANTARA.
Penghargaan tersebut menjadi bukti dedikasi akademik dan kontribusi riset yang ia hasilkan sepanjang masa studi. Ia menyebut keberhasilan ini tak lepas dari dukungan banyak pihak yang selama ini menguatkan langkahnya.
Selama menjalani studi, Rendy aktif meneliti dan mempublikasikan karya ilmiah. Ia menulis tiga artikel sebagai penulis pertama di jurnal internasional bereputasi Q1/Q2 dengan total impact factor 11,7, serta menjadi co-author di sejumlah publikasi lainnya. Deretan prestasinya makin lengkap dengan Gold Medal dan Best of the Best Innovation di ITEX 2023, Silver Medal di Inatex 2023, serta MyMembrane Award 2023 dari Malaysia Membrane Society.
Rendy turut menyampaikan apresiasi kepada tim pembimbingnya: Prof. Ts. Dr. Mohd Hafiz Dzarfan Othman, ChM. Dr. Mohd Akmali Mokhter, dan Prof. Dr. Deni Shidqi Khaerudini. “Beliau-beliau ini mentor luar biasa yang selalu mendorong saya berpikir lebih kritis. Tanpa mereka, pencapaian ini tak akan mudah dicapai,” ungkapnya.
Selama menempuh doktoral, ia juga mendapatkan beasiswa Program Degree by Research (DBR) dari BRIN serta terlibat dalam proyek penelitian Petronas Research Shd Bhd (PRSB) terkait pengembangan teknologi membran desalinasi air laut.
Rendy lahir dan besar di Kota Sampit, Kotawaringin Timur. Lingkungan kota kecil tak menghalangi langkahnya menembus pendidikan tingkat internasional. Ia menempuh sarjana di Universitas Brawijaya, magister di ITS, serta Program Profesi Insinyur di Universitas Lambung Mangkurat, sebelum akhirnya menyelesaikan Ph.D.-nya di UTM pada 2025. Sejak 2018, alumni SMAN 1 Sampit ini mengabdi sebagai dosen di Program Studi Kimia FMIPA UPR.
“Harapan saya, pencapaian ini bisa memotivasi mahasiswa dan generasi muda Kalimantan Tengah untuk berani bermimpi lebih tinggi,” pungkas Rendy. (ant)
