Site icon Prokalteng

Banjir Kiriman, 90 Hektare Lahan Produktif Terendam Air

Seorang Petani menunjukkan lahannya yang kebanjiran pada bulan September 2021 lalu (FOTO : HAFIDZ/PROKALTENG.CO)

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palangka Raya, Renson mengatakan bencana banjir kiriman yang melanda kota setempat sejak September kemarin dan bulan November ini setidaknya telah berdampak pada 90 hektare (Ha) lahan pertanian produktif yang berada di Kecamatan Sebangau tepatnya di Kelurahan Kalampangan dan Kecamatan Pahandut di Kelurahan Tanjung Pinang.

“Dalam beberapa bulan ini, kita sudah dua kali dilanda bencana banjir. Cuma nampaknya banjir di November ini lebih besar. 40 Ha lahan produktif di Kelurahan Kalampangan dan 50 Ha di Kelurahan Tanjung Pinang terendam air,” ujar Renson, Senin (15/11) kemaren.

Selain merendam lahan produktif, banjir juga berdampak pada hampir 120 Ha lahan kosong di Kelurahan Kalampangan dan Tanjung Pinang. Diakui Renson, banjir pada bulan September dan bulan November ini rupanya berdampak cukup signifikan bagi para petani dan kelompok tani (Poktan). Setidaknya ada 19 Poktan dan 285 petani dari 400 kepala keluarga di dua kelurahan tersebut.

“Saat ini DPKP terus berupaya bagaimana agar para petani dan poktan terdampak banjir bisa bangkit kembali. Penangan pasca banjir, kita akan melihat keadaan apa saja yang dibutuhkan para petani. Apakah itu perlu optimalisasi lahan, pemberian bibit apa yang cocok terhadap perubahan musim, dan sebagainya sesuai kondisi. Kita juga berupaya meminta bantuan kepada Pemprov,pemerintah pusat, juga ke instansi vertikal lainnya,” jelas Renson.

Di sisi lain, lanjutnya, pihak DPKP telah secara periodik selalu menerima info tentang perkembangan cuaca dari BMKG Kalteng termasuk cuaca ekstrim La Nina yang ditandai dengan curah hujan diatas normal.

Ia menambahkan, untuk program jangka panjang pihaknya dalam mengantispasi dampak banjir pada lahan pertanian tersebut dari sudut budidaya pertanian, antara lain meningkatkan penyuluhan dengan materi untuk lahan pada kawasan spandan sungai dan rawa atau lebak serta dataran rendah lainnya.

Kawasan tersebut , Renson bilang perlu pengaturan pola tanam menyesuaikan dengan cuaca. Misalnya untukk sementara tidak menanam tanaman tertentu dan digantikan dengan jenis tanaman berumur pendek. Atau bahkan mengalihkan usaha taninya ke lahan yang tidak/kurang berdampak bagi kelompok tani yang memiliki lahan tersebut, seraya tetap menjaga dan menelihara drainase yang ada.

“Koordinasi selalu dilakukan untuk mengantispasi kegagalan panen karena bencana terutama banjir,” tukasnya.






Reporter: M Hafidz
Exit mobile version