PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Menghadapi potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau, Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Polda Kalteng) menggelar Apel Siaga Karhutla pada Jumat (16/5/2025).
Kegiatan ini dilangsungkan di halaman Mapolda Kalteng sebagai langkah antisipatif guna memastikan kesiapan seluruh elemen yang terlibat dalam penanganan karhutla.
Apel dipimpin langsung oleh Kapolda Kalteng, Irjen Pol Iwan Kurniawan, dan turut dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, serta perwakilan dari sejumlah instansi terkait.
Salah satu agenda utama dalam apel ini adalah pemeriksaan perlengkapan dan fasilitas pemadaman untuk memastikan semuanya dalam kondisi optimal.
Kapolda menyampaikan bahwa apel siaga ini merupakan bentuk keseriusan Polda Kalteng, dalam menghadapi ancaman karhutla yang masih menjadi persoalan tahunan di wilayah tersebut. Menurutnya, kesiapsiagaan personel dan kelengkapan alat pemadam adalah kunci dalam menangani situasi darurat secara cepat dan efektif.
“Setiap tahun, Kalimantan Tengah menghadapi risiko tinggi karhutla. Dampaknya tidak hanya pada lingkungan, tapi juga pada kesehatan dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat,” ujar Kapolda, Jumat (16/5).
Data tiga tahun terakhir menunjukkan adanya fluktuasi dalam jumlah kejadian karhutla. Tahun 2023 menjadi salah satu yang terburuk, dengan 8.506 titik panas dan lebih dari 5.500 hektare lahan terbakar. Sementara itu, wilayah seperti Kotawaringin Timur, Seruyan, Kapuas, dan Palangka Raya menjadi kawasan yang paling terdampak.
Namun, pada tahun 2024 ini, tercatat adanya penurunan signifikan. Berdasarkan catatan terakhir, hanya sekitar 3.163 hektare lahan yang terbakar, atau menurun sekitar 43 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini disebut tidak lepas dari upaya bersama dalam pencegahan dan penanganan lebih awal.
Kapolda juga menekankan pentingnya deteksi dini dan respons cepat terhadap titik-titik api. Ia mengajak semua pihak untuk terus memperkuat koordinasi dan kerja sama, baik antarinstansi maupun dengan masyarakat, termasuk melalui sosialisasi dan edukasi berkelanjutan.
“Penanganan karhutla bukan semata tugas pemerintah, tapi harus menjadi gerakan bersama. Edukasi harus merata, termasuk kepada anak-anak dan pemangku kepentingan,” tegas Irjen Iwan.
Sebagai penutup, Kapolda mendorong pemanfaatan teknologi, khususnya aplikasi Lancang Kuning, sebagai alat bantu pemantauan titik api secara real time. Ia juga mengingatkan jajarannya agar menjalankan tugas dengan tanggung jawab penuh demi keselamatan lingkungan dan masyarakat. (ndo)