28.9 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Kerajinan Khas Kalteng dari Balik Jeruji Besi, Sasar Pasar Nasional

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Kondisi di balik jeruji besi tak membuat hambatan untuk berkreativitas. Seperti warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Palangkaraya yang memiliki kreativitas dalam membuat kerajinan khas daerah Kalteng, seperti getah nyatu dan tas anyaman rotan.

Sebanyak enam orang yang tergabung sebagai pengrajin. Empat pengrajin getah nyatu dan dua pengrajin tas anyaman rotan. Dari tangan-tangan mereka inilah tercipta kerajinan bernilai jual ekonomi.

Sejumlah produk kerajinan pun berjejer rapi di Rutan Kelas II A Palangkaraya. Berbagai produk getah nyatu dan tas anyaman rotan menghiasi dengan indah. Mereka menamainya dengan warga rupa Palangkaraya. Nama tersebut, merupakan singkatan dari Warga Binaan Rutan Palangkaraya.

Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Bimbingan Kerja Rutan Kelas II A Palangkaraya Daniel Kristianto mengatakan, kerajinan warga rupa ini merupakan program untuk warga binaan. Pasalnya setiap warga binaan harus mempunyai keterampilan sebelum kembali ke masyarakat atau bebas.

Baca Juga :  Sekda Pulang Pisau Diajukan sebagai Calon Pj Bupati

”Setiap warga binaan harus mempunyai keterampilan ketika mereka melaksanakan pembinaan di Rutan Palangkaraya,” ujarnya, Senin (15/4).

Dia menjelaskan, getah nyatu ini merupakan kerajinan daerah. Oleh karena itu, Rutan Kelas II A Palangkaraya juga dapat melestarikan budaya khususnya daerah Kalteng.

”Kemudian (getah nyatu) dapat menjadi souvenir ketika tamu-tamu dari daerah lain datang ke Kalteng,” bebernya.

Daniel menyebut, kerajinan getah nyatu ini sudah berjalan sekitar kurang lebih 6 tahun sejak 2017.

Selama kerajinan getah nyatu berjalan, dia mengaku mendapati sejumlah manfaat. Salah satunya untuk organisasi, kegiatannya bisa berjalan. Selain itu, untuk warga binaan bisa betul-betul melakukan kegiatan pembinaan.

”Mereka juga mendapatkan premi, seperti gaji. Tapi kalau untuk warga binaan namanya premi, ketika mereka bekerja hasil produknya terjual. Mereka biasanya tiap bulan dapat premi itu setengah dari UMR di daerah tersebut. Kalau dulunya hanya sifatnya keterampilan, sekarang harapannya adalah produksi industri  rutan itu untuk mereka juga bisa mendapatkan penghasilan ketika mereka menjalankan masa pidana,” bebernya.

Baca Juga :  Petani Food Estate di Pulang Pisau Kesulitan Pupuk NPK

Sementara Staff Sub Seksi Bimbingan Kerja Rutan Kelas II A Palangkaraya Desi Rafita mengatakan, pembinaan untuk  kerajinan tas anyaman rotan ini hampir sama dengan getah nyatu. Pembinaan tersebut agar bisa memasarkan produk ke luar dan melatih kemandirian untuk warga binaan sebelum keluar dari penjara.

Pelatihan pembuatan tas anyaman rotan, sebut Desi dibantu dengan  uang  pembinaan pelatihan oleh salah satu Bank di Palangkaraya.  ”Kita mencarikan pelatih dari luar, orang UMKM juga,” jelasnya.

Desi menjelaskan, usaha tas anyaman rotan  yang sudah berjalan sekitar 4 tahunan ini sudah memasarkan produknya. Kurang lebih dengan kerajinan getah nyatu, tas anyaman rotan ini juga dipasarkan ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), E Commerce, dan Media daring. (hfz/hnd)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Kondisi di balik jeruji besi tak membuat hambatan untuk berkreativitas. Seperti warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Palangkaraya yang memiliki kreativitas dalam membuat kerajinan khas daerah Kalteng, seperti getah nyatu dan tas anyaman rotan.

Sebanyak enam orang yang tergabung sebagai pengrajin. Empat pengrajin getah nyatu dan dua pengrajin tas anyaman rotan. Dari tangan-tangan mereka inilah tercipta kerajinan bernilai jual ekonomi.

Sejumlah produk kerajinan pun berjejer rapi di Rutan Kelas II A Palangkaraya. Berbagai produk getah nyatu dan tas anyaman rotan menghiasi dengan indah. Mereka menamainya dengan warga rupa Palangkaraya. Nama tersebut, merupakan singkatan dari Warga Binaan Rutan Palangkaraya.

Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Bimbingan Kerja Rutan Kelas II A Palangkaraya Daniel Kristianto mengatakan, kerajinan warga rupa ini merupakan program untuk warga binaan. Pasalnya setiap warga binaan harus mempunyai keterampilan sebelum kembali ke masyarakat atau bebas.

Baca Juga :  Sekda Pulang Pisau Diajukan sebagai Calon Pj Bupati

”Setiap warga binaan harus mempunyai keterampilan ketika mereka melaksanakan pembinaan di Rutan Palangkaraya,” ujarnya, Senin (15/4).

Dia menjelaskan, getah nyatu ini merupakan kerajinan daerah. Oleh karena itu, Rutan Kelas II A Palangkaraya juga dapat melestarikan budaya khususnya daerah Kalteng.

”Kemudian (getah nyatu) dapat menjadi souvenir ketika tamu-tamu dari daerah lain datang ke Kalteng,” bebernya.

Daniel menyebut, kerajinan getah nyatu ini sudah berjalan sekitar kurang lebih 6 tahun sejak 2017.

Selama kerajinan getah nyatu berjalan, dia mengaku mendapati sejumlah manfaat. Salah satunya untuk organisasi, kegiatannya bisa berjalan. Selain itu, untuk warga binaan bisa betul-betul melakukan kegiatan pembinaan.

”Mereka juga mendapatkan premi, seperti gaji. Tapi kalau untuk warga binaan namanya premi, ketika mereka bekerja hasil produknya terjual. Mereka biasanya tiap bulan dapat premi itu setengah dari UMR di daerah tersebut. Kalau dulunya hanya sifatnya keterampilan, sekarang harapannya adalah produksi industri  rutan itu untuk mereka juga bisa mendapatkan penghasilan ketika mereka menjalankan masa pidana,” bebernya.

Baca Juga :  Petani Food Estate di Pulang Pisau Kesulitan Pupuk NPK

Sementara Staff Sub Seksi Bimbingan Kerja Rutan Kelas II A Palangkaraya Desi Rafita mengatakan, pembinaan untuk  kerajinan tas anyaman rotan ini hampir sama dengan getah nyatu. Pembinaan tersebut agar bisa memasarkan produk ke luar dan melatih kemandirian untuk warga binaan sebelum keluar dari penjara.

Pelatihan pembuatan tas anyaman rotan, sebut Desi dibantu dengan  uang  pembinaan pelatihan oleh salah satu Bank di Palangkaraya.  ”Kita mencarikan pelatih dari luar, orang UMKM juga,” jelasnya.

Desi menjelaskan, usaha tas anyaman rotan  yang sudah berjalan sekitar 4 tahunan ini sudah memasarkan produknya. Kurang lebih dengan kerajinan getah nyatu, tas anyaman rotan ini juga dipasarkan ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), E Commerce, dan Media daring. (hfz/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru