26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Petani Food Estate di Pulang Pisau Kesulitan Pupuk NPK

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO– Petani di kawasan food estate Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah saat ini sedang meghadapi masalah serius. Ya, para petani di kawasan tersebut, merasa kesulitan dalam memperoleh pupuk NPK.

“Pupuk NPK langka dan sulit didapatkan. Yang ada hanya pupuk urea. Sedangkan kami saat ini sangat membutuhkan pupuk NPK,” kata salah seorang petani di Desa Belanti Siam yang meminta namanya tak disebutkan.

Dia mengungkapkan, saat padi memasuki umur 21 hari setelah tanam sudah memerlukan suplai pupuk NPK. “Sekarang sudah 36 hari lebih, kami belum bisa mendapatkan pupuk NPK sesuai kebutuhan. Kami menggunakan setok sisa musim tanam sebelumnya yang tidak seberapa,” ujarnya.

Baca Juga :  Air Sungai Kahayan di Pulang Pisau Dinilai Masih Aman Meski Tercemar

Petani yang memiliki beberapa hektare lahan padi itu mengatakan, kebutuhan pupuk untuk per hektare diperlukan sebanyak 6 sak atau 3 kuintal.

“Dengan perincian pupuk urea 2 sak dan pupuk NPK 4 sak,” kata dia.

Dia menambahkan, pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk masa generatif (masa di mana tanaman menjelang berbunga sampai berbuah,red). “Kalau kekurangan NPK, produksi padi akan menurun,” ucapnya.

Dia mengaku, untuk pupuk NPK subsidi harganya mencapai kisaran Rp130 ribu per sak. “Sebenarnya ini bukan masalah harga. Yang kami butuhkan adalah ketersediaan pupuk NPK,” tandasnya.

Sementara terpisah, DO pupuk bersubsidi Desa Belanti Siam, Rianto saat dikonfirmasi mengungkapkan, bahwa kuota pupuk NPK saat ini memang hampir habis, karena sudah diambil pada musim tanam sebelumnya.

Baca Juga :  Wilayah Kalteng Masih Miliki Potensi Hujan, BMKG Ingatkan Kewaspadaan Banjir

“Karena per kepala keluarga hanya mendapat jatah pupuk NPK 500 kilogram untuk 1 tahun,” kata Rianto.

Sedang rata-rata lahan yang dimiliki petani lebih dari 2 hektare. “Sedangkan aturan pemerintah, petani dengan lahan lebih dari 2 hektare, kekurangannya harus beli pupuk non-subsidi,” ujarnya.

Rianto mengaku, pihaknya melayani kebutuhan pupuk subsidi untuk 2 desa dengan jumlah kelompok tani sebanyak 28 kelompok. (art/hnd)

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO– Petani di kawasan food estate Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah saat ini sedang meghadapi masalah serius. Ya, para petani di kawasan tersebut, merasa kesulitan dalam memperoleh pupuk NPK.

“Pupuk NPK langka dan sulit didapatkan. Yang ada hanya pupuk urea. Sedangkan kami saat ini sangat membutuhkan pupuk NPK,” kata salah seorang petani di Desa Belanti Siam yang meminta namanya tak disebutkan.

Dia mengungkapkan, saat padi memasuki umur 21 hari setelah tanam sudah memerlukan suplai pupuk NPK. “Sekarang sudah 36 hari lebih, kami belum bisa mendapatkan pupuk NPK sesuai kebutuhan. Kami menggunakan setok sisa musim tanam sebelumnya yang tidak seberapa,” ujarnya.

Baca Juga :  Air Sungai Kahayan di Pulang Pisau Dinilai Masih Aman Meski Tercemar

Petani yang memiliki beberapa hektare lahan padi itu mengatakan, kebutuhan pupuk untuk per hektare diperlukan sebanyak 6 sak atau 3 kuintal.

“Dengan perincian pupuk urea 2 sak dan pupuk NPK 4 sak,” kata dia.

Dia menambahkan, pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk masa generatif (masa di mana tanaman menjelang berbunga sampai berbuah,red). “Kalau kekurangan NPK, produksi padi akan menurun,” ucapnya.

Dia mengaku, untuk pupuk NPK subsidi harganya mencapai kisaran Rp130 ribu per sak. “Sebenarnya ini bukan masalah harga. Yang kami butuhkan adalah ketersediaan pupuk NPK,” tandasnya.

Sementara terpisah, DO pupuk bersubsidi Desa Belanti Siam, Rianto saat dikonfirmasi mengungkapkan, bahwa kuota pupuk NPK saat ini memang hampir habis, karena sudah diambil pada musim tanam sebelumnya.

Baca Juga :  Wilayah Kalteng Masih Miliki Potensi Hujan, BMKG Ingatkan Kewaspadaan Banjir

“Karena per kepala keluarga hanya mendapat jatah pupuk NPK 500 kilogram untuk 1 tahun,” kata Rianto.

Sedang rata-rata lahan yang dimiliki petani lebih dari 2 hektare. “Sedangkan aturan pemerintah, petani dengan lahan lebih dari 2 hektare, kekurangannya harus beli pupuk non-subsidi,” ujarnya.

Rianto mengaku, pihaknya melayani kebutuhan pupuk subsidi untuk 2 desa dengan jumlah kelompok tani sebanyak 28 kelompok. (art/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru