27.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Hadirkan Barongsai, PAUD Golden Christian School Sambut Perayaan Imlek di Vihara Avalokitesvara

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Ada pemandangan unik dan kegiatan semarak di Vihara Avalokitesvara, Jalan Tjilik Riwut Kilometer 9, Kota Palangkaraya, Rabu (7/2/2024). Sebab, hal itu tak biasa terlihat di lokasi tempat ibadah bagi para umat Buddha tersebut.

Ya, anak-anak usia dini terlihat antusias berkumpul di lokasi tempat ibadah itu, untuk mengikuti kegiatan sekolahnya dalam merayakan imlek. Mereka sengaja berkunjung Vihara Avalokitesvara tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili tahun 2024. terlebih dengan hadirnya pertunujukan barongsai yang sengaja dihadirkan, membuat kegiatan semakin semarak.

Kepala Sekolah PAUD Golden Christian School, Ester Lambok Simbolon S.Pd mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan secara rutin setiap tahunnya.

“Kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Alasan kenapa merayakannya? karena hampir  banyak semua murid-murid kita itu dari etnis Tionghoa. Jadi, bagaimana cara kita untuk menghargai sesama umat beragama ya dengan membuat seperti ini. Sama halnya dengan agama lain seperti Islam, dengan bazar Idul Fitri dan Kristen juga kita rayakan,” ujarnya.

Baca Juga :  Waspada! 31 Lakalantas Terjadi selama Bulan Januari di Palangka Raya

Ester mengatakan kegiatan ini diikuti oleh sekitar 180 orang dari murid-murid Playgroup dan Taman Kanak-kanak. Selain itu, kunjungan ini juga dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak sejak dini. Sehingga anak-anak mengetahui agama-agama yang ada di Indonesia, salah satunya agama Buddha.

“Mengetahui tempat ibadahnya, budayanya, apa saja yang mereka lakukan. Sehingga anak-anak ini, bisa mengerti dan bisa menghargai agama lain. Artinya, tidak hanya mengetahui agama yang mereka anut, tapi ada agama-agama lain. Jadi yang ditanamkan adalah rasa toleransi beragama. Dilakukan kunjungan seperti ini atau kegiatan lain, lebih kepada yang banyak. Ya mayoritas seperti agama Budha, Koghucu, hampir sama-sama merayakannya,” jelasnya.

Dia berharap setelah kegiatan ini, anak-anak dapat mengimplementasikannya di kelas dan lingkungan tempat tinggal untuk bisa saling bertoleransi beragama.

Baca Juga :  Cuaca Berawan, Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat

Sementara itu, Ketua Majelis Buddha Indonesia (MBI) Kota Palangkaraya, Sulistio atau yang akrab disapa Koh Aphin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kepala Sekolah dan guru yang telah memberikan kesempatan untuk anak-anak dapat berkunjung ke vihara ini.

“Kami berkesempatan untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada anak-anak yang mungkin belum tahu atau yang orang tuanya biasanya hanya mengikuti Imlek. Banyak hal yang tidak bisa disampaikan, karena waktunya terbatas, mungkin Imlek hanya tahu menerima angpau. Tapi sebenarnya Imlek memiliki banyak makna. Imlek adalah momen untuk berkumpul bersama,” ungkapnya.

Dia sangat berharap, budaya Tionghoa tetap lestari. Selain itu, anak-anak semakin mengerti terhadap budaya tersebut. Sebab, kata Koh Aphin, Imlek merupakan perayaan terbesar bagi orang Tionghoa.

“Semoga mereka tidak melupakan budaya yang sudah ada. Semoga juga di Tahun Naga Kayu tahun 2024 nanti, lebih baik dari sebelumnya,”tutupnya. (ana/hnd)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Ada pemandangan unik dan kegiatan semarak di Vihara Avalokitesvara, Jalan Tjilik Riwut Kilometer 9, Kota Palangkaraya, Rabu (7/2/2024). Sebab, hal itu tak biasa terlihat di lokasi tempat ibadah bagi para umat Buddha tersebut.

Ya, anak-anak usia dini terlihat antusias berkumpul di lokasi tempat ibadah itu, untuk mengikuti kegiatan sekolahnya dalam merayakan imlek. Mereka sengaja berkunjung Vihara Avalokitesvara tersebut dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili tahun 2024. terlebih dengan hadirnya pertunujukan barongsai yang sengaja dihadirkan, membuat kegiatan semakin semarak.

Kepala Sekolah PAUD Golden Christian School, Ester Lambok Simbolon S.Pd mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan secara rutin setiap tahunnya.

“Kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Alasan kenapa merayakannya? karena hampir  banyak semua murid-murid kita itu dari etnis Tionghoa. Jadi, bagaimana cara kita untuk menghargai sesama umat beragama ya dengan membuat seperti ini. Sama halnya dengan agama lain seperti Islam, dengan bazar Idul Fitri dan Kristen juga kita rayakan,” ujarnya.

Baca Juga :  Waspada! 31 Lakalantas Terjadi selama Bulan Januari di Palangka Raya

Ester mengatakan kegiatan ini diikuti oleh sekitar 180 orang dari murid-murid Playgroup dan Taman Kanak-kanak. Selain itu, kunjungan ini juga dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak sejak dini. Sehingga anak-anak mengetahui agama-agama yang ada di Indonesia, salah satunya agama Buddha.

“Mengetahui tempat ibadahnya, budayanya, apa saja yang mereka lakukan. Sehingga anak-anak ini, bisa mengerti dan bisa menghargai agama lain. Artinya, tidak hanya mengetahui agama yang mereka anut, tapi ada agama-agama lain. Jadi yang ditanamkan adalah rasa toleransi beragama. Dilakukan kunjungan seperti ini atau kegiatan lain, lebih kepada yang banyak. Ya mayoritas seperti agama Budha, Koghucu, hampir sama-sama merayakannya,” jelasnya.

Dia berharap setelah kegiatan ini, anak-anak dapat mengimplementasikannya di kelas dan lingkungan tempat tinggal untuk bisa saling bertoleransi beragama.

Baca Juga :  Cuaca Berawan, Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat

Sementara itu, Ketua Majelis Buddha Indonesia (MBI) Kota Palangkaraya, Sulistio atau yang akrab disapa Koh Aphin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kepala Sekolah dan guru yang telah memberikan kesempatan untuk anak-anak dapat berkunjung ke vihara ini.

“Kami berkesempatan untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada anak-anak yang mungkin belum tahu atau yang orang tuanya biasanya hanya mengikuti Imlek. Banyak hal yang tidak bisa disampaikan, karena waktunya terbatas, mungkin Imlek hanya tahu menerima angpau. Tapi sebenarnya Imlek memiliki banyak makna. Imlek adalah momen untuk berkumpul bersama,” ungkapnya.

Dia sangat berharap, budaya Tionghoa tetap lestari. Selain itu, anak-anak semakin mengerti terhadap budaya tersebut. Sebab, kata Koh Aphin, Imlek merupakan perayaan terbesar bagi orang Tionghoa.

“Semoga mereka tidak melupakan budaya yang sudah ada. Semoga juga di Tahun Naga Kayu tahun 2024 nanti, lebih baik dari sebelumnya,”tutupnya. (ana/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru