PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai terdeteksi di wilayah Kota Palangka Raya. Terbaru, karhutla dengan luasan yang cukup besar terjadi pada Minggu (30/1/2022) lalu.
Tim Reaksi Cepat BPBD Kota, Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng dan Tim Relawan telah menangani kebakaran lahan seluas satu hektare di Jalan Karanggan dekat Pesantren Salafiyah Iqro, Kelurahan Tanjung Pinang Kecamatan Pahandut.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengatakan, karhutla tersebut bermula dari laporan masyarakat yang melihat asap hitam membumbung tinggi di sekitar lokasi kejadian pada Minggu siang, sekitar pukul 12.30 WIB.
Tak lama kemudian, pihaknya segera menuju lokasi untuk melakukan pemadaman dan pembasahan lahan yang terbakar guna mencegah api meluas.
“Untuk penyebab kebakaran, masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Tanah gambut dan vegetasi yang terbakar berhasil dipadamkan oleh tim di lapangan satu jam kemudian, dengan memanfaatkan sumber air dari parit sekitar,” kata Emi.
Lebih lanjut Emi menambahkan, meskipun Badan Meteorolog Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika musim penghujan masih akan berlangsung hingga April-Mei mendatang, namun pihaknya telah mulai meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana karhutla.
Ia mengakui, pemerintah kota telah berkoordinasi bersama pihak pemerintah provinsi, TNI/Polri, relawan bahkan hingga tingkat kelurahan sebagai upaya ‘Keroyokan’ mencegah terjadinya karhutla se dini mungkin.
“Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) di setiap kelurahan tengah kita persiapkan. Kedepannya kita akan segera melakukan rapat guna membentuk Tim Karhutla untuk pencegahan terlebih dahulu, bagaimana agar jangan sampai ada warga yang membakar lahan. Apalagi saat ini kondisi cuaca panas terik. Saat dini hari juga aroma embun sudah bercampur dengan bau asap karhutla. Biasanya itu ciri-ciri jika kita sudah memasuki musim kemarau,” jelasnya.
Untuk ketersediaan sarana dan prasarana pencegahan dan penanganan karhutla di BPBD, Emi akui sudah cukup memadai karena telah dipersiapkan jauh-jauh hari guna mencegah terjadinya bencana yang kerap kali terjadi setiap tahunnya di musim kemarau.
“Namun BPBD masih belum memiliki tangki air. Kedepannya kami berusaha memenuhi kekurangan sarpras ini, sehingga kita bisa mencegah bencana karhutla sedini mungkin,” pungkas Emi.