PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Workshop dan Diseminasi Studi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting, di Hotel Fovere, Palangka Raya, Kamis (1/12).
Pelaksana Tugas Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Dadi Ahmad Roswandi mengatakan, berdasarkan Data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting di provinsi setempat adalah 27,4 persen.
“Capaian-capaian ini masih di atas standar dari Badan Kesehatan Dunia WHO yang memberikan batas toleransi prevalensi stunting di suatu negara yaitu sebesar 20 persen,” jelasnya, kemarin, di Palangka Raya.
Pada tahun 2022, kata Dadi, 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah menjadi lokus Proyek prioritas nasional. Target penurunan angka stunting di Kalimantan Tengah adalah 15,28 persen.
“Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan percepatan penurunan Stunting, terdapat beberapa program yang diinisiasi oleh BKKBN dan mitra kerja yang diharapkan dapat memberikan kontribusi secara signifikan dalam percepatan penurunan stunting,” katanya.
Lebih lanjut, Dadi mengatakan, penyusunan kajian yang komprehensif dan tepat menjadi salah satu program dari BKKBN dalam upaya memahami permasalahan dampak kependudukan menuju pembangunan berwawasan kependudukan.
“Selain itu, hasil penelitian, kajian, dan analisis lanjut Program Bangga Kencana juga dapat dimanfaatkan sebagai basis rujukan bagi para stakeholders untuk menyusun model solusi strategis Bangga Kencana,” tandas Dadi.